IKM Jadi Motor Penggerak Utama Perekonomian Nasional
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih menjelaskan, salah satu upaya pemerintah mendorong perekonomian nasional saat ini, yaitu dengan menggenjot kinerja industri termasuk sektor IKM. Jumlah IKM di dalam negeri telah melampaui 4,4 juta unit usaha atau mencapai 99% dari seluruh unit usaha industri di Tanah Air.
Selain itu, sektor industri mikro, kecil, dan menengah sudah menyerap hingga 10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi 65% dari sektor industri secara keseluruhan. Artinya, IKM berperan penting menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional.
“Selain ditunjang kekayaan alam dan budaya, perlu ditopang pula dengan keterampilan dari para perajin IKM kita di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari sektor fesyen, kerajinan, hingga makanan dan minuman, yang menjadi potensi kita selama ini,” sebut Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Gati menambahkan, pihaknya optimistis produk industri nasional tidak kalah bersaing dengan produk impor. Oleh karena itu, Kemenperin juga memacu kinerja sektor IKM yang berorientasi ekspor, dengan harapan dapat berperan memperbaiki defisit neraca perdagangan.
“Apabila sudah digenjot kreativitas dan inovasinya, kemudian dikuatkan lagi dengan penggunaan desain dan pemanfaatan teknologinya. Kami percaya, jika potensi besar itu terus dikelola dan dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar, akan mampu menghasilkan manfaat bagi ekonomi yang sangat besar,” paparnya.
Menurut Gati, pemanfaatan teknologi dinilai dapat menciptakan inovasi produk serta meningkatkan produktivitas secara lebih efisien, tanpa meninggalkan ciri khas kearifan lokal Nusantara. “Misalnya, mulai memanfaatkan e-commerce dalam meningkatkan akses pasar di era ekonomi digital saat ini,” ujarnya.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan harapan besar dari arah peta jalan Making Indonesia 4.0, yang menargetkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara maju dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Bahkan, di sektor fesyen muslim, kita menargetkan Indonesia akan menjadi pusat fesyen muslim di dunia. Pada tahun 2020, kami akan membuat pameran yang cukup besar, yang dinamakan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-motion), untuk mendukung sektor tersebut. Kami berharap IPEMI bisa ikut berpartisipasi,” tandasnya.
Selain itu, sektor industri mikro, kecil, dan menengah sudah menyerap hingga 10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi 65% dari sektor industri secara keseluruhan. Artinya, IKM berperan penting menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional.
“Selain ditunjang kekayaan alam dan budaya, perlu ditopang pula dengan keterampilan dari para perajin IKM kita di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari sektor fesyen, kerajinan, hingga makanan dan minuman, yang menjadi potensi kita selama ini,” sebut Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Gati menambahkan, pihaknya optimistis produk industri nasional tidak kalah bersaing dengan produk impor. Oleh karena itu, Kemenperin juga memacu kinerja sektor IKM yang berorientasi ekspor, dengan harapan dapat berperan memperbaiki defisit neraca perdagangan.
“Apabila sudah digenjot kreativitas dan inovasinya, kemudian dikuatkan lagi dengan penggunaan desain dan pemanfaatan teknologinya. Kami percaya, jika potensi besar itu terus dikelola dan dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar, akan mampu menghasilkan manfaat bagi ekonomi yang sangat besar,” paparnya.
Menurut Gati, pemanfaatan teknologi dinilai dapat menciptakan inovasi produk serta meningkatkan produktivitas secara lebih efisien, tanpa meninggalkan ciri khas kearifan lokal Nusantara. “Misalnya, mulai memanfaatkan e-commerce dalam meningkatkan akses pasar di era ekonomi digital saat ini,” ujarnya.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mewujudkan harapan besar dari arah peta jalan Making Indonesia 4.0, yang menargetkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara maju dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Bahkan, di sektor fesyen muslim, kita menargetkan Indonesia akan menjadi pusat fesyen muslim di dunia. Pada tahun 2020, kami akan membuat pameran yang cukup besar, yang dinamakan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-motion), untuk mendukung sektor tersebut. Kami berharap IPEMI bisa ikut berpartisipasi,” tandasnya.
(akr)