Bebani APBN, Menteri Erick Bakal Tutup BUMN yang Rugi

Rabu, 04 Desember 2019 - 13:09 WIB
Bebani APBN, Menteri Erick Bakal Tutup BUMN yang Rugi
Bebani APBN, Menteri Erick Bakal Tutup BUMN yang Rugi
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mulai membereskan perusahaan-perusahaan pelat merah yang merugi dan menjadi beban bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Salah satu perusahaan pelat merah yang mendapatkan suntikan dana dari dari Penyertaan Modal Negara (PMN) adalah PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN. Perusahaan yang berperan dalam pengembangan armada maritim nasional tersebut mendapatkan dana segar sebesar Rp3,76 triliun.
Alokasi itu berasal dari konversi utang pokok dari subsidiary loan agreement (SLA) menjadi PMN untuk meningkatkan kepercayaan para stakeholder. Erick mengatakan, perusahaan tersebut telah bermasalah sejak tahun 1994. Ternyata, lanjut dia, PANN didirikan bukan untuk membiayai pengembangan armada kapal laut, melainkan pesawat terbang.
"Nah ini yang harus diperbaiki core bisnisnya. Inilah yang harus dimerger atau ditutup karena core bisnis (BUMN) terlalu banyak," ujar Erick di Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Meskipun demikian, Erick tidak langsung menyalahkan manajemen direksi yang menjabat saat ini. Namun, pihaknya akan mengupayakan agar BUMN tersebut dapat kembali fokus pada bisnis yang seharusnya, yaitu pembiayaan pengembangan pesawat terbang.

"Saya rasa sangat tidak fair kalau tadi saya sebagai menteri langsung menyalahkan direksi. Tapi inilah bagian kalau BUMN ini terlalu banyak yang tidak kembali ke core bisnis," ucapnya.

Dia menambahkan, banyak pula BUMN yang menggemukkan diri dengan memperbanyak anak usaha, yang kemudian diisi oleh orang-orang berusia pensiun. Hal tersebut, tegas dia, tidak sesuai dengan visi Presiden untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebesar-besarnya.

"Saya bukan anti orang tua. Saya sangat apresiasi, tapi kalau diisi semua pensiunan sedangkan 58% penduduk Indonesia di bawah 35 tahun, berarti kan tidak membuka lapangan kerja," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5556 seconds (0.1#10.140)