BPJT Optimistis Investasi Asing di Jalan Tol Masih Menarik
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR optimistis minat investasi asing untuk jalan tol akan semakin menarik kedepannya. Hal ini ditandai dengan bergabungnya investor Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB) bersama Astra Infra untuk meningkatkan kepemilikan saham di ruas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) belum lama ini.
Pemerintah menargetkan panjang tol bakal mencapai 2.186 kilometer (km) di akhir 2019. Kedepannya akan dibangun lagi 2.500 km tol baru hingga 2024. Estimasi biaya yang dibutuhkan berkisar Rp250-375 triliun.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, dengan adanya mitra baru di tol Cipali menunjukkan iklim investasi jalan tol terus membaik dan menarik investor lainnya. Hal ini penting karena target pembangunan tol yang membutuhkan kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta.
"Iklim investasi untuk jalan tol terbukti masih menarik dan kedepannya akan semakin meningkat. Karena itu kita terus benahi jalan tol seperti penertiban truk kapasitas berlebihan atau ODOL. Kami sudah gandeng aparat kepolisian," ujar Danang di Jakarta, Senin (9/12/2019).
Dia menambahkan, selama ini truk kelebihan beban atau ODOL memberatkan terhadap keuangan negara. Karena selama ini telah menjadi salah satu sumber utama kerusakan jalan baik di jalan nasional maupun jalan tol. Pemerintah harus menyiapkan anggaran besar setiap tahunnya untuk pemeliharaan jalan nasional dan jalan tol. "Secara nasional maintenance cost Rp43 triliun per tahun. Untuk jalan tol saja Rp1 triliun per tahun," ujarnya.
Pihaknya sendiri sudah melakukan upaya untuk mengurangi ODOL dengan beberapa cara. Seperti menempatkan jembatan timbang Weight In Motion (WIM) di beberapa jalan tol. Jika kedapatan melanggar pun langsung ditindak.
Selain itu juga bekerja sama dengan Kepolisian juga diterapkan sistem electronic traffic law enforcement (E-TLE) di jalan tol. Sistem itu memungkinkan dilakukan penindakan pelanggaran lalu lintas meskipun tanpa ada petugas.
Group CEO Astra Infra Djap Tet Fa mengatakan investor Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB) merupakan mitra jangka panjang dan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Dana pensiun tersebut memiliki investasi jalan tol di beberapa negara seperti Kanada dan Sydney. Hal ini diyakini akan memberikan keuntungan karena dapat berbagi benchmark penanganan bisnis jalan tol internasional.
"Kami akan mendapatkan ilmu benchmark jalan tol dari negara lainnya dari CPPIB. Komitmen mereka jangka panjang bersama kami untuk akuisisi ruas tol lainnya. Mereka juga berminat mengembangkan investasi di seaport atau pelabuhan," ujar Djap Tet Fa dalam kesempatan sama.
Dia juga menjelaskan pihaknya memproyeksikan di tahun ini volume kendaraan yang melintas di ruas tolnya tumbuh 30% secara year on year (YoY). Hal ini mayoritas disumbangkan dari terkoneksinya Tol Trans Jawa.
Dengan terhubungnya Trans Jawa per Oktober pihaknya mencatatkan pertumbuhan volume hingga 22%. Sehingga dia optimistis kontribusi dari bulan November dan Desember bisa mencatatkan pertumbuhan trafik lebih tinggi.
"Sepanjang 2019 yang menggembirakan banyak capaian aksi korporasi yang selesai dan juga terutama terkoneksinya Tol Trans Jawa," ujarnya.
CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono juga menambahkan, jelang libur Natal dan Tahun Baru pihaknya memproyeksikan volume kendaraan tumbuh 6% hingga 10% dibandingkan tahun lalu. Hingga akhir tahun 2019 pihaknya memproyeksikan pertumbuhan trafik bakal mencapai 30% secara YoY.
"Tahun lalu, realisasi volume kendaraan 9 juta. Harapannya tahun ini volume kendaraan per hari bisa mencapai 300 ribu per hari dari 250 ribu per hari," ujar Krist.
Dia mengaku kontribusi terbesar trafik kendaraan dari PT Marga Mandala Sakti yang mengoperasikan ruas Tangerang-Merak. Tren bertumbuh trafik volume kendaraan yang melintas akibat terjadi pola mobilisasi masyarakat. "Dampaknya positif, untuk pendapatan kami karena sumbernya dari trafik dan tarif," jelasnya.
Dia juga menambahkan pertumbuhan trafik saat ini hingga akhir tahun untuk ruas Tangerang-Merak, ruas Cikopo-Palimanan, ruas Semarang-Jateng, dan ruas Jombang-Mojokerto akan mencatatkan laba positif. Sedangkan, ruas Surabaya-Mojokerto sudah mencatatkan laba positif. "Jadi tidak perlu capital injection lagi," ujarnya.
Untuk mengantisipasi arus libur Natal dan Tahun Baru 2020 tersebut, operasional 6 ruas jalan tol Astra Infra, yaitu ruas Tangerang-Merak, Cikopo-Palimanan, Semarang-Solo, Jombang-Mojokerto, Surabaya-Mojokerto dan Kunciran-Serpong, dipastikan siap digunakan masyarakat. Astra Infra memastikan telah menyiapkan berbagai layanan operasional, fasilitas pendukung layanan, dan berbagai pusat diseminasi informasi.
Peningkatan lalu lintas terjadi terutama di ruas-ruas yang mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur yang akan melintas di ruas-ruas Cipali, Semarang-Solo, serta pergerakan dari Surabaya ke Mojokerto dan Jombang atau daerah-daerah lain di Jawa Tengah.
Pemerintah menargetkan panjang tol bakal mencapai 2.186 kilometer (km) di akhir 2019. Kedepannya akan dibangun lagi 2.500 km tol baru hingga 2024. Estimasi biaya yang dibutuhkan berkisar Rp250-375 triliun.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, dengan adanya mitra baru di tol Cipali menunjukkan iklim investasi jalan tol terus membaik dan menarik investor lainnya. Hal ini penting karena target pembangunan tol yang membutuhkan kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta.
"Iklim investasi untuk jalan tol terbukti masih menarik dan kedepannya akan semakin meningkat. Karena itu kita terus benahi jalan tol seperti penertiban truk kapasitas berlebihan atau ODOL. Kami sudah gandeng aparat kepolisian," ujar Danang di Jakarta, Senin (9/12/2019).
Dia menambahkan, selama ini truk kelebihan beban atau ODOL memberatkan terhadap keuangan negara. Karena selama ini telah menjadi salah satu sumber utama kerusakan jalan baik di jalan nasional maupun jalan tol. Pemerintah harus menyiapkan anggaran besar setiap tahunnya untuk pemeliharaan jalan nasional dan jalan tol. "Secara nasional maintenance cost Rp43 triliun per tahun. Untuk jalan tol saja Rp1 triliun per tahun," ujarnya.
Pihaknya sendiri sudah melakukan upaya untuk mengurangi ODOL dengan beberapa cara. Seperti menempatkan jembatan timbang Weight In Motion (WIM) di beberapa jalan tol. Jika kedapatan melanggar pun langsung ditindak.
Selain itu juga bekerja sama dengan Kepolisian juga diterapkan sistem electronic traffic law enforcement (E-TLE) di jalan tol. Sistem itu memungkinkan dilakukan penindakan pelanggaran lalu lintas meskipun tanpa ada petugas.
Group CEO Astra Infra Djap Tet Fa mengatakan investor Canada Pension Plan Investment Board (CPPIB) merupakan mitra jangka panjang dan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Dana pensiun tersebut memiliki investasi jalan tol di beberapa negara seperti Kanada dan Sydney. Hal ini diyakini akan memberikan keuntungan karena dapat berbagi benchmark penanganan bisnis jalan tol internasional.
"Kami akan mendapatkan ilmu benchmark jalan tol dari negara lainnya dari CPPIB. Komitmen mereka jangka panjang bersama kami untuk akuisisi ruas tol lainnya. Mereka juga berminat mengembangkan investasi di seaport atau pelabuhan," ujar Djap Tet Fa dalam kesempatan sama.
Dia juga menjelaskan pihaknya memproyeksikan di tahun ini volume kendaraan yang melintas di ruas tolnya tumbuh 30% secara year on year (YoY). Hal ini mayoritas disumbangkan dari terkoneksinya Tol Trans Jawa.
Dengan terhubungnya Trans Jawa per Oktober pihaknya mencatatkan pertumbuhan volume hingga 22%. Sehingga dia optimistis kontribusi dari bulan November dan Desember bisa mencatatkan pertumbuhan trafik lebih tinggi.
"Sepanjang 2019 yang menggembirakan banyak capaian aksi korporasi yang selesai dan juga terutama terkoneksinya Tol Trans Jawa," ujarnya.
CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono juga menambahkan, jelang libur Natal dan Tahun Baru pihaknya memproyeksikan volume kendaraan tumbuh 6% hingga 10% dibandingkan tahun lalu. Hingga akhir tahun 2019 pihaknya memproyeksikan pertumbuhan trafik bakal mencapai 30% secara YoY.
"Tahun lalu, realisasi volume kendaraan 9 juta. Harapannya tahun ini volume kendaraan per hari bisa mencapai 300 ribu per hari dari 250 ribu per hari," ujar Krist.
Dia mengaku kontribusi terbesar trafik kendaraan dari PT Marga Mandala Sakti yang mengoperasikan ruas Tangerang-Merak. Tren bertumbuh trafik volume kendaraan yang melintas akibat terjadi pola mobilisasi masyarakat. "Dampaknya positif, untuk pendapatan kami karena sumbernya dari trafik dan tarif," jelasnya.
Dia juga menambahkan pertumbuhan trafik saat ini hingga akhir tahun untuk ruas Tangerang-Merak, ruas Cikopo-Palimanan, ruas Semarang-Jateng, dan ruas Jombang-Mojokerto akan mencatatkan laba positif. Sedangkan, ruas Surabaya-Mojokerto sudah mencatatkan laba positif. "Jadi tidak perlu capital injection lagi," ujarnya.
Untuk mengantisipasi arus libur Natal dan Tahun Baru 2020 tersebut, operasional 6 ruas jalan tol Astra Infra, yaitu ruas Tangerang-Merak, Cikopo-Palimanan, Semarang-Solo, Jombang-Mojokerto, Surabaya-Mojokerto dan Kunciran-Serpong, dipastikan siap digunakan masyarakat. Astra Infra memastikan telah menyiapkan berbagai layanan operasional, fasilitas pendukung layanan, dan berbagai pusat diseminasi informasi.
Peningkatan lalu lintas terjadi terutama di ruas-ruas yang mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur yang akan melintas di ruas-ruas Cipali, Semarang-Solo, serta pergerakan dari Surabaya ke Mojokerto dan Jombang atau daerah-daerah lain di Jawa Tengah.
(ind)