Forum EP Susun Strategi Capai Target Produksi 1 Juta Bopd
A
A
A
BANDUNG - Forum Eksplorasi dan Produksi (EP) yang digelar di Bandung mulai 9 hingga 11 Desember mendatang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan industri migas nasional. Dalam pertemuan tersebut, dibahas isu utama kegiatan pencarian, eksploitasi, serta upaya peningkatan cadangan dan produksi nasional.
"Ada lima aspek transformasi SKK Migas untuk mencapai target long-term plan produksi nasional 1 juta barel minyak per hari (barrel oil per day/bopd) yaitu Clear Vision, Smart Organization, One Door Policy, Commercialization dan Digitalization," ungkap Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto saat membuka forum tersebut.
Melalui Forum EP tersebut, SKK Migas bersama seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksplorasi dan eksploitasi, serta ahli kebumian dari lembaga pemerintahan, universitas, organisasi profesi, dan services company akan mendiskusikan serta melakukan sharing berbagai metode dan pemikiran atau paradigma baru dalam menyusun rencana strategi untuk mencapai tujuan utama long term plan produksi migas nasional.
Forum itu juga membahas upaya yang dilakukan untuk mengendalikan cost recovery migas di Indonesia. Upaya tersebut kemudian menjadi langkah awal dalam menyusun strategi eksplorasi, eksploitasi, dan pengendalian cost recovery untuk mencapai target 1 juta bopd.
Long term plan produksi migas nasional sendiri merupakan kelanjutan dari rapat kerja SKK Migas pada 12 Januari 2019 tentang empat hal yang perlu menjadi rencana jangka panjang utama saat ini, yakni memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada (maximizing existing), transformasi resources menjadi reserves, implementasi kegiatan enhance oil recovery (EOR), dan meningkatkan kegiatan eksplorasi secara massif untuk mendapatkan giant discovery.
Upaya memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada sekarang dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi sudah sangat menantang, baik dari sisi teknis subsurface, operasional maupun keekonomian. Adapun transformasi status resource menjadi reserve sangat penting untuk dilakukan karena saat ini terdapat penemuan yang belum dikembangkan atau undeveloped discovery sebesar 1,7 miliar barel minyak dan 27 triliun kaki kubik (Tcf) gas, yang memerlukan upaya nyata untuk dapat segera diproduksi.
Kemudian implementasi kegiatan EOR memerlukan terobosan agar kegiatan itu dapat dilakukan secara full-field. Kegiatan eksplorasi juga harus dilakukan secara masif agar penemuan-penemuan signifikan atau raksasa dapat terwujud untuk dapat mencapai target produksi 1 juta bopd.
Melalui kegiatan tersebut, seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas diharapkan dapat sharing pengalaman dan memberikan masukan berbagai metode baru untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional.
Pada diskusi panel, SKK Migas sebagai pengawas dan pengendali kegiatan hulu migas nasional, bersama-sama dengan Pertamina yang akan memegang lebih dari 50% kontribusi produksi nasional, serta Dirjen Migas sebagai perwakilan pemerintah, menyampaikan strategi besar, terobosan, serta business unusual yang akan dilakukan untuk peningkatan cadangan dan produksi untuk mencapai 1 juta bopd. Harapannya, pemerintah dapat mendukung melalui regulasi yang diperlukan untuk mempermudah investasi dan proses-proses dalam peningkatan produksi nasional.
Pada kesempatan tersebut, Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin, memaparkan mengenai identifikasi potensi pada masing-masing 4 pilar utama strategi untuk mendukung perkiraan produksi migas nasional jangka panjang dalam rangka mencapai produksi 1 juta bopd di tahun 2031. "Potensi Indonesia masih sangat besar, SKK Migas akan terus berupaya mengajak seluruh investor dan pemangku kepentingan industri hulu migas untuk bekerja sama. SKK Migas siap untuk mengawal investasi yang masuk," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo, selaku penanggung jawab acara Forum EP menyampaikan bahwa forum ini sangat penting untuk menyamakan pemahaman terkait tujuan jangka panjang tersebut. "Harapannya, forum ini dapat menciptakan terobosan-terobosan baru dalam rangka pencapaian tujuan mulia tersebut," ujar Wahju.
Kegiatan Forum EP juga memamerkan berbagai metode dan teknologi dalam upaya peningkatan cadangan dan produksi melalui booth pameran dari beberapa KKKS dan services company.
"Ada lima aspek transformasi SKK Migas untuk mencapai target long-term plan produksi nasional 1 juta barel minyak per hari (barrel oil per day/bopd) yaitu Clear Vision, Smart Organization, One Door Policy, Commercialization dan Digitalization," ungkap Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto saat membuka forum tersebut.
Melalui Forum EP tersebut, SKK Migas bersama seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) eksplorasi dan eksploitasi, serta ahli kebumian dari lembaga pemerintahan, universitas, organisasi profesi, dan services company akan mendiskusikan serta melakukan sharing berbagai metode dan pemikiran atau paradigma baru dalam menyusun rencana strategi untuk mencapai tujuan utama long term plan produksi migas nasional.
Forum itu juga membahas upaya yang dilakukan untuk mengendalikan cost recovery migas di Indonesia. Upaya tersebut kemudian menjadi langkah awal dalam menyusun strategi eksplorasi, eksploitasi, dan pengendalian cost recovery untuk mencapai target 1 juta bopd.
Long term plan produksi migas nasional sendiri merupakan kelanjutan dari rapat kerja SKK Migas pada 12 Januari 2019 tentang empat hal yang perlu menjadi rencana jangka panjang utama saat ini, yakni memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada (maximizing existing), transformasi resources menjadi reserves, implementasi kegiatan enhance oil recovery (EOR), dan meningkatkan kegiatan eksplorasi secara massif untuk mendapatkan giant discovery.
Upaya memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada sekarang dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi sudah sangat menantang, baik dari sisi teknis subsurface, operasional maupun keekonomian. Adapun transformasi status resource menjadi reserve sangat penting untuk dilakukan karena saat ini terdapat penemuan yang belum dikembangkan atau undeveloped discovery sebesar 1,7 miliar barel minyak dan 27 triliun kaki kubik (Tcf) gas, yang memerlukan upaya nyata untuk dapat segera diproduksi.
Kemudian implementasi kegiatan EOR memerlukan terobosan agar kegiatan itu dapat dilakukan secara full-field. Kegiatan eksplorasi juga harus dilakukan secara masif agar penemuan-penemuan signifikan atau raksasa dapat terwujud untuk dapat mencapai target produksi 1 juta bopd.
Melalui kegiatan tersebut, seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas diharapkan dapat sharing pengalaman dan memberikan masukan berbagai metode baru untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional.
Pada diskusi panel, SKK Migas sebagai pengawas dan pengendali kegiatan hulu migas nasional, bersama-sama dengan Pertamina yang akan memegang lebih dari 50% kontribusi produksi nasional, serta Dirjen Migas sebagai perwakilan pemerintah, menyampaikan strategi besar, terobosan, serta business unusual yang akan dilakukan untuk peningkatan cadangan dan produksi untuk mencapai 1 juta bopd. Harapannya, pemerintah dapat mendukung melalui regulasi yang diperlukan untuk mempermudah investasi dan proses-proses dalam peningkatan produksi nasional.
Pada kesempatan tersebut, Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin, memaparkan mengenai identifikasi potensi pada masing-masing 4 pilar utama strategi untuk mendukung perkiraan produksi migas nasional jangka panjang dalam rangka mencapai produksi 1 juta bopd di tahun 2031. "Potensi Indonesia masih sangat besar, SKK Migas akan terus berupaya mengajak seluruh investor dan pemangku kepentingan industri hulu migas untuk bekerja sama. SKK Migas siap untuk mengawal investasi yang masuk," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo, selaku penanggung jawab acara Forum EP menyampaikan bahwa forum ini sangat penting untuk menyamakan pemahaman terkait tujuan jangka panjang tersebut. "Harapannya, forum ini dapat menciptakan terobosan-terobosan baru dalam rangka pencapaian tujuan mulia tersebut," ujar Wahju.
Kegiatan Forum EP juga memamerkan berbagai metode dan teknologi dalam upaya peningkatan cadangan dan produksi melalui booth pameran dari beberapa KKKS dan services company.
(fjo)