Wall Street Terpeleset di Tengah Deadline Babak Baru Perang Tarif AS-China
A
A
A
NEW YORK - Wall Street berakhir sedikit lebih rendah pada perdagangan, Selasa waktu setempat meski masih berada dalam jalur rekor tertinggi. Investor masih menungggu kepastian soal babak baru perang tarif Amerika Serikat (AS) terhadap produk China yang akan berlaku pada 15 Desember 2019, mendatang untuk menjadi antiklimaks ketika dua ekonomi terbesar dunia itu tengah berupaya menjalin negosiasi dagang.
Saham berjangka mendapat dorongan dalam perdagangan premarket ketika Wall Street Journal mengatakan para negosiator perdagangan AS dan China sedang meletakkan dasar untuk menunda penerapan tarif. Akan tetapi penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan, sejauh ini belum ada keputusan yang telah dibuat antara Washington dan Beijing.
Sebuah penundaan dinilai bakal membantu membuka jalan bagi transaksi awal perdagangan AS-China, dimana optimisme ymtelah membantu pasar sejauh ini. "Saya tidak berpikir bahwa pasar akan menjadi sangat nyaman sampai ada titik temu yang mengatakan tidak ada tarif baru pada tanggal 15 Desember," ujar Nela Richardson, strategi investasi di Edward Jones.
Dow Jones Industrial Average terpantau turun 27,88 poin atau 0,1% menjadi 27.881,72 saat indeks S&P 500 kehilangan 3,44 poin yang setara dengan 0,11% untuk bertengger di level 3.132,52. Sedangkan komposit Nasdaq jatuh mencapai sebesar 5,64 poin atau 0,07% di posisi 8.616,18.
Terpantau indeks S&P telah naik sekitar 25% sepanjang tahun 2019, didorong oleh tiga kali pemotongan suku bunga acuan oleh US Federal Reserve alias The Fed dan beberapa kinerja positif perusahaan. Bersamaan dengan hal itu sentimen investor meningkat pada sektor perdagangan. Pertemuan Fed pada tengah pekan ini masih menjadi perhatian pelaku pasar dengan harapan dapat menjaga suku bunga tetap stabil.
Fokus investor juga tertuju pada pertemuan bank sentral Eropa pada hari Kamis dan data inflasi AS setelahnya. "Saya pikir pasar bakal sangat ketat sampai kita mendapatkan pengumuman tersebut," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago.
Sementara perkembangan terkait perdagangan lainnya, Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat sepakat untuk melakukan perombakan pada perjanjian perdagangan regional mereka yang berusia seperempat abad. Kabar baik tersebut sebagian besar mengangkat beberapa saham. Namun mayoritas sektor di indeks S&P 500 berakhir lebih rendah pada hari Selasa, dengan real estate dan materials jatuh paling dalam.
Saham Boeing Co (BA. N) tercatat sedikit menyusut 0,9% sedangkan saham Netflix Inc (NFLX. O) jatuh 3,1% setelah analis Needham menurunkan rating pada saham dan mengatakan persaingan dapat menyebabkan hilangnya 4.000.000 premi pelanggan AS tahun depan.
Saham berjangka mendapat dorongan dalam perdagangan premarket ketika Wall Street Journal mengatakan para negosiator perdagangan AS dan China sedang meletakkan dasar untuk menunda penerapan tarif. Akan tetapi penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan, sejauh ini belum ada keputusan yang telah dibuat antara Washington dan Beijing.
Sebuah penundaan dinilai bakal membantu membuka jalan bagi transaksi awal perdagangan AS-China, dimana optimisme ymtelah membantu pasar sejauh ini. "Saya tidak berpikir bahwa pasar akan menjadi sangat nyaman sampai ada titik temu yang mengatakan tidak ada tarif baru pada tanggal 15 Desember," ujar Nela Richardson, strategi investasi di Edward Jones.
Dow Jones Industrial Average terpantau turun 27,88 poin atau 0,1% menjadi 27.881,72 saat indeks S&P 500 kehilangan 3,44 poin yang setara dengan 0,11% untuk bertengger di level 3.132,52. Sedangkan komposit Nasdaq jatuh mencapai sebesar 5,64 poin atau 0,07% di posisi 8.616,18.
Terpantau indeks S&P telah naik sekitar 25% sepanjang tahun 2019, didorong oleh tiga kali pemotongan suku bunga acuan oleh US Federal Reserve alias The Fed dan beberapa kinerja positif perusahaan. Bersamaan dengan hal itu sentimen investor meningkat pada sektor perdagangan. Pertemuan Fed pada tengah pekan ini masih menjadi perhatian pelaku pasar dengan harapan dapat menjaga suku bunga tetap stabil.
Fokus investor juga tertuju pada pertemuan bank sentral Eropa pada hari Kamis dan data inflasi AS setelahnya. "Saya pikir pasar bakal sangat ketat sampai kita mendapatkan pengumuman tersebut," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago.
Sementara perkembangan terkait perdagangan lainnya, Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat sepakat untuk melakukan perombakan pada perjanjian perdagangan regional mereka yang berusia seperempat abad. Kabar baik tersebut sebagian besar mengangkat beberapa saham. Namun mayoritas sektor di indeks S&P 500 berakhir lebih rendah pada hari Selasa, dengan real estate dan materials jatuh paling dalam.
Saham Boeing Co (BA. N) tercatat sedikit menyusut 0,9% sedangkan saham Netflix Inc (NFLX. O) jatuh 3,1% setelah analis Needham menurunkan rating pada saham dan mengatakan persaingan dapat menyebabkan hilangnya 4.000.000 premi pelanggan AS tahun depan.
(akr)