Garuda Siap Perbaiki Sistem Mutasi dan Rotasi Karyawan
A
A
A
JAKARTA - Kasus penggelapan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton membuat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menjadi sorotan. Untuk menjaga nama BUMN penerbangan nasional ini, pihak Garuda terus menjaga kinerja sampai dengan ditetapkannya jajaran direksi definitif melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Pelaksana Harian (Plh) Direktur Human Capital Garuda Indonesia, Arya Perwira, mengatakan bakal melakukan pemulihan atas pelanggaran sejumlah ketentuan dari perundangan. Diantaranya Perjanjian Kerja Bersama antara pekerja dan perusahaan.
Pemulihan ini, diantaranya perbaikan sistem rotasi dan mutasi karyawan. Para karyawan banyak mengeluhkan sistem rotasi dan mutasi yang tak sesuai ketentuan dibawah kepemimpinan eks Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara.
"Mutasi dan rotasi karyawan akan kami tinjau ulang, kami kembalikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan," terang Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Dia menjelaskan, Garuda Indonesia juga akan menerapkan program talent pooling atau tempat pembinaan bagi karyawan untuk menunjang pengembangan potensi dan keahlian yang dimiliki. Sehingga mendorong peningkatan kualitas pada sekitar 8.000 karyawan Garuda Indonesia.
"Hal ini penting dan sangat dibutuhkan untuk 8.000 karyawan tetap yang ada di Garuda," ujarnya.
Sebelumnya, Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) menyampaikan keluhan kepada Menteri BUMN Erick Thohir mengenai sistem kerja yang buruk dibawah kepemimpinan Ari Askhara. Dimana, mutasi besar-besaran dilakukan pada awak kabin tanpa adanya alasan pasti.
Berdasarkan catatan IKAGI, total mutasi awak kabin dari Jakarta ke Makassar sebanyak 500 orang dan baru terealisasi 232 orang yang dipindah. Sementara untuk mutasi ke Denpasar rencananya dilakukan terhadap 1.000 orang.
Pelaksana Harian (Plh) Direktur Human Capital Garuda Indonesia, Arya Perwira, mengatakan bakal melakukan pemulihan atas pelanggaran sejumlah ketentuan dari perundangan. Diantaranya Perjanjian Kerja Bersama antara pekerja dan perusahaan.
Pemulihan ini, diantaranya perbaikan sistem rotasi dan mutasi karyawan. Para karyawan banyak mengeluhkan sistem rotasi dan mutasi yang tak sesuai ketentuan dibawah kepemimpinan eks Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara.
"Mutasi dan rotasi karyawan akan kami tinjau ulang, kami kembalikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan," terang Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Dia menjelaskan, Garuda Indonesia juga akan menerapkan program talent pooling atau tempat pembinaan bagi karyawan untuk menunjang pengembangan potensi dan keahlian yang dimiliki. Sehingga mendorong peningkatan kualitas pada sekitar 8.000 karyawan Garuda Indonesia.
"Hal ini penting dan sangat dibutuhkan untuk 8.000 karyawan tetap yang ada di Garuda," ujarnya.
Sebelumnya, Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) menyampaikan keluhan kepada Menteri BUMN Erick Thohir mengenai sistem kerja yang buruk dibawah kepemimpinan Ari Askhara. Dimana, mutasi besar-besaran dilakukan pada awak kabin tanpa adanya alasan pasti.
Berdasarkan catatan IKAGI, total mutasi awak kabin dari Jakarta ke Makassar sebanyak 500 orang dan baru terealisasi 232 orang yang dipindah. Sementara untuk mutasi ke Denpasar rencananya dilakukan terhadap 1.000 orang.
(ven)