Danone-Aqua dan Water.org Kembangkan Inovasi Pembiayaan Air Minum
A
A
A
SURABAYA - Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Dan dasar hidup sehat masyarakat juga berawal dari ketersediaan air bersih. Namun sayangnya belum seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses untuk memperoleh air dan sanitasi yang layak.
Dalam upaya membantu seluruh masyarakat Tanah Air memperoleh akses tersebut, Danone-Aqua menggandeng Water.org mengembangkan inovasi peningkatan akses air minum dan sanitasi melalui kredit mikro dari lembaga keuangan. Kolaborasi itu dijalankan dengan skema Pembiayaan Air Minum dan Sanitasi (PAMDS atau Water Credit) yang dipelopori Water.org.
Skema itu mendorong lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan dalam pembangunan akses air dan sanitasi. Produk keuangan berupa pinjaman ini ditujukan bagi Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (KPSPAM) agar dapat mengembangkan cakupan layanan air bersih dan sanitasi di daerah mereka.
Sejak dimulainya program pada 2014, sebanyak 22 lembaga keuangan mikro dengan dukungan dari Water.org telah memberikan manfaat kepada 476.000 jiwa dalam mengakses air dan sanitasi. Melalui inovasi skema tersebut, Water.org dan Danone-Aqua menargetkan dampak yang lebih besar melalui solusi keuangan yang berkelanjutan dengan memberdayakan Kelompok SPAMS Pedesaan.
Water.org dan Danone-Aqua juga melakukan pendampingan kepada lembaga keuangan agar dapat membuat produk kredit air dan sanitasi serta membangun kapasitas kelompok SPAMS (Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) Pedesaan agar bankable dan layak mendapat pinjaman.
Sejak diluncurkan pada 2016, kerjasama ini telah berjalan di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan melibatkan tiga lembaga keuangan yang telah menyalurkan pinjaman bagi 33 Kelompok SPAMS di 33 Desa.
"Salah satu yang menjadi masalah terbesar terkait akses air minum dan sanitasi adalah pendanaan. Untuk itu diperlukan inovasi pembiayaan yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses tersebut," ujar Chief Representative Water.org Indonesia, Rachmad Hidayad saat konferensi pers di Bank UMKM Jawa Timur, Surabaya, Kamis (12/12/2019).
Rachmad juga menjelaskan jika program ini dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan.
Dengan skema mikro ini, penerima manfaat mendapatkan pemenuhan kebutuhan akses air dan sanitasi sekaligus memiliki tanggung jawab moral untuk membayar angsuran secara rutin serta memelihara fasilitas terbangun. Selain itu, lembaga keuangan terkait dapat turut meningkatkan portfolio serta penetrasi pasar yang lebih luas.
Di Jawa Timur, para pemangku kepentingan dalam inisiatif PAMDS antara lain Bank UMKM Jawa Timur, PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), Asosiasi KPSPAMS, KPSPAMS, dan kepala desa setempat. Danone-Aqua dan Water.org mendampingi proses sehingga dapat tercapai akses air dan sanitasi dengan inisiatif PAMDS.
Danone-Aqua dan Water.org memberdayakan penduduk setempat dengan memberikan edukasi mengenai pengerjaan proposal dan mengajukan ke lembaga keuangan atau bank, melakukan pembukuan untuk laporan keuangan KPSPAMS.
Selain itu, Danone-Aqua dan Water.org turut membantu dalam penyediaan dana pembangunan saluran air. Mereka juga membantu penduduk untuk menjadi mandiri di masa yang akan mendatang, sehingga tidak akan terhambat dengan masalah pendanaan untuk pembangunan akses air dan sanitasi lagi.
"Kolaborasi ini sejalan dengan visi Danone 'One Planet One Health', di mana kami percaya bahwa kesehatan lahir tidak hanya melalui makanan, minuman atau pun gaya hidup masyarakat, tetapi juga berasal dari lingkungan yang juga sehat," Water Access Manager Danone Indonesia, Okta Fitrianos.
Danone-Aqua terus berupaya untuk mendukung tercapainya target SGDs di 2030 serta universal access yang juga ditargetkan pemerintah. "Untuk itu penting bagi kami mendukung inovasi dan inisiatif yang baik untuk mencapai akses air bersih dan sanitasi yang layak melalui cara yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat," kata Okta.
Pada saat yang sama, Direktur Utama PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim-Bank UMKM Jatim, Yudhi Wahyu Maharani mengatakan bahwa pihaknya sangat berkomitmen sekali terhadap pembiayaan terkait sanitasi, karena air kebutuhan yang paling mendasar.
"Kami telah salurkan kredit sebesar Rp836 juta untuk sekitar 50-an debitur di 17 kabupaten dan kota di Jatim. Ke depan, Insya Allah, 2020 targetnya menjadi sekitar Rp5 miliar. Tapi kita masih evaluasi. Kalau memang ini pasarnya bagus, nanti bisa kita naikkan lagi," ucap Yudhi.
Dalam upaya membantu seluruh masyarakat Tanah Air memperoleh akses tersebut, Danone-Aqua menggandeng Water.org mengembangkan inovasi peningkatan akses air minum dan sanitasi melalui kredit mikro dari lembaga keuangan. Kolaborasi itu dijalankan dengan skema Pembiayaan Air Minum dan Sanitasi (PAMDS atau Water Credit) yang dipelopori Water.org.
Skema itu mendorong lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan dalam pembangunan akses air dan sanitasi. Produk keuangan berupa pinjaman ini ditujukan bagi Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (KPSPAM) agar dapat mengembangkan cakupan layanan air bersih dan sanitasi di daerah mereka.
Sejak dimulainya program pada 2014, sebanyak 22 lembaga keuangan mikro dengan dukungan dari Water.org telah memberikan manfaat kepada 476.000 jiwa dalam mengakses air dan sanitasi. Melalui inovasi skema tersebut, Water.org dan Danone-Aqua menargetkan dampak yang lebih besar melalui solusi keuangan yang berkelanjutan dengan memberdayakan Kelompok SPAMS Pedesaan.
Water.org dan Danone-Aqua juga melakukan pendampingan kepada lembaga keuangan agar dapat membuat produk kredit air dan sanitasi serta membangun kapasitas kelompok SPAMS (Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) Pedesaan agar bankable dan layak mendapat pinjaman.
Sejak diluncurkan pada 2016, kerjasama ini telah berjalan di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan melibatkan tiga lembaga keuangan yang telah menyalurkan pinjaman bagi 33 Kelompok SPAMS di 33 Desa.
"Salah satu yang menjadi masalah terbesar terkait akses air minum dan sanitasi adalah pendanaan. Untuk itu diperlukan inovasi pembiayaan yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses tersebut," ujar Chief Representative Water.org Indonesia, Rachmad Hidayad saat konferensi pers di Bank UMKM Jawa Timur, Surabaya, Kamis (12/12/2019).
Rachmad juga menjelaskan jika program ini dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan.
Dengan skema mikro ini, penerima manfaat mendapatkan pemenuhan kebutuhan akses air dan sanitasi sekaligus memiliki tanggung jawab moral untuk membayar angsuran secara rutin serta memelihara fasilitas terbangun. Selain itu, lembaga keuangan terkait dapat turut meningkatkan portfolio serta penetrasi pasar yang lebih luas.
Di Jawa Timur, para pemangku kepentingan dalam inisiatif PAMDS antara lain Bank UMKM Jawa Timur, PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), Asosiasi KPSPAMS, KPSPAMS, dan kepala desa setempat. Danone-Aqua dan Water.org mendampingi proses sehingga dapat tercapai akses air dan sanitasi dengan inisiatif PAMDS.
Danone-Aqua dan Water.org memberdayakan penduduk setempat dengan memberikan edukasi mengenai pengerjaan proposal dan mengajukan ke lembaga keuangan atau bank, melakukan pembukuan untuk laporan keuangan KPSPAMS.
Selain itu, Danone-Aqua dan Water.org turut membantu dalam penyediaan dana pembangunan saluran air. Mereka juga membantu penduduk untuk menjadi mandiri di masa yang akan mendatang, sehingga tidak akan terhambat dengan masalah pendanaan untuk pembangunan akses air dan sanitasi lagi.
"Kolaborasi ini sejalan dengan visi Danone 'One Planet One Health', di mana kami percaya bahwa kesehatan lahir tidak hanya melalui makanan, minuman atau pun gaya hidup masyarakat, tetapi juga berasal dari lingkungan yang juga sehat," Water Access Manager Danone Indonesia, Okta Fitrianos.
Danone-Aqua terus berupaya untuk mendukung tercapainya target SGDs di 2030 serta universal access yang juga ditargetkan pemerintah. "Untuk itu penting bagi kami mendukung inovasi dan inisiatif yang baik untuk mencapai akses air bersih dan sanitasi yang layak melalui cara yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat," kata Okta.
Pada saat yang sama, Direktur Utama PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim-Bank UMKM Jatim, Yudhi Wahyu Maharani mengatakan bahwa pihaknya sangat berkomitmen sekali terhadap pembiayaan terkait sanitasi, karena air kebutuhan yang paling mendasar.
"Kami telah salurkan kredit sebesar Rp836 juta untuk sekitar 50-an debitur di 17 kabupaten dan kota di Jatim. Ke depan, Insya Allah, 2020 targetnya menjadi sekitar Rp5 miliar. Tapi kita masih evaluasi. Kalau memang ini pasarnya bagus, nanti bisa kita naikkan lagi," ucap Yudhi.
(ven)