Blok East Natuna Dikejar Mulai Produksi Minyak Tahun Ini

Kamis, 09 Januari 2020 - 16:05 WIB
Blok East Natuna Dikejar...
Blok East Natuna Dikejar Mulai Produksi Minyak Tahun Ini
A A A
JAKARTA - Kilang minyak dan gas bumi (migas) di Blok East Natuna didorong oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal mulai produksi tahun ini. Diterangkan juga bila konflik Natuna dengan China tidak akan mempengaruhi eksplorasi migas tahun ini.

Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjelaskan, pihaknya fokus dengan pengeboran miyak Natuna yang terdiri dari dua lapangan, yakni lapangan minyak dan lapangan gas. “East Natuna ada dua lapangan. Satu lapangan gas yang mengandung Co2 nya tinggi, satu lapangan minyak. Kita mau menyelesaikan yang lapangan minyaknya dulu,” ujarnya di gedung Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (9/1/2020).

(Baca Juga: Garap Migas di Blok East Natuna, Menteri ESDM Carikan Pertamina Mitra
Sambung dia mengungkapkan, alasan pemerintah lebih memprioritaskan pengembangan lapangan minyak dibanding gas, karena dalam mengembangkan lapangan gas secara teknis lebih sulit. Pasalnya kandungan karbondioksida (CO2) di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72%. “Karena kalau minyak kan investasinya tidak terlalu besar tidak ada masalah pemisahan Co2 kan. Kalau Co2 nya besar, investasi misahin hal itu besar sehingga agak mahal,” jelasnya.

Sambung dia menambahkan, pengeboran lapangan minyak di east Natuna sudah dapat dilakukan. “Kita fokus ke minyaknya dulu mudah-mudahan tahun ini sudah mulai dilakukan pengeboran minyak,” katanya.

Sebagai informasi, Blok East Natuna sudah ditemukan sejak 1973 dan memiliki potensi cadangan gas terbukti 46 triliun kaki kubik. Total produksi minyak dari blok-blok yang berada di Natuna adalah 25.447 barel per hari. Sementara produksi gas bumi tercatat sebesar 489,21 MMSCFD.

Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), volume gas di blok East Natuna bisa mencapai 222 TCF (triliun kaki kubik). Tapi cadangan terbukti hanya 46 TCF, jauh lebih besar dibanding cadangan blok Masela yang 10,7 TCF. Namun kandungan karbondioksida di blok tersebut sangat tinggi, bisa mencapai 72 persen. Sehingga diperlukan teknologi yang canggih untuk mengurai karbon tersebut. Sementara, untuk cadangan minyak diperkirakan mencapai 36 juta barel.

Sebelumnya Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, masih mencari mitra yang tepat bagi PT Pertamina terkait pengembangan minyak dan gas bumi (migas) di Blok East Natuna. Pasalnya, perusahaan pelat merah tersebut kesulitan mengembangkan Blok East Natuna karena ada kandungan karbondioksida (CO2) hingga mencapai 72%.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1701 seconds (0.1#10.140)