Akan Dilelang Ulang, Segini Deposit Gas di Blok East Natuna
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melelang ulang Blok East Natuna . Hal tersebut dilakukan karena pengelola sebelumnya yakni PT Pertamina telah mengembalikan hak pengelolaan blok tersebut kepada pemerintah.
"Kan sudah ada teknologi carbon capture, gas Natuna ini kan 70% CO2 bisa enggak itu nanti kita tawarkan sehingga gasnya bisa diinjeksi," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, di Jakarta, Senin (28/11/2022).
Arifin mengatakan pengembangan Blok East Natuna dimungkinkan dengan makin berkembangnya teknologi carbon capture. Ke depan pemerintah berencana melelang ulang Blok East Natuna. Meskipun demikian, Menteri ESDM belum dapat memastikan lebih detail terkait waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut. "Secepatnya lah, kita selesaikan dulu administrasinya," ucapnya.
Berdasarkan laporan, Blok East Natuna memiliki potensi yang sangat besar, yakni mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF). Sebagaimana diketahui, kandungan karbondioksida pada blok tersebut mencapai 71 persen, sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.
Pemerintah berencana akan memproduksi lebih dulu cadangan minyak di Blok East Natuna, baru kemudian gas. Blok East Natuna memiliki dua level di mana level atas merupakan gas dan level bawah adalah minyak.
Minyak yang akan diproduksikan ini, rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di sekitar Natuna, antara lain untuk bahan bakar kapal TNI. Blok East Natuna memiliki 2 level di mana level atas merupakan gas dan level bawah adalah minyak. Cadangan gas di East Natuna diperkirakan 4 kali lipat dari Blok Masela.
Sementara itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas, menaruh minat untuk mengembangkan Blok East Natuna.
Blok East Natuna yang berlokasi di perairan Natuna memiliki dempist gas yang luar biasa besar, yakni mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF). Namun, memang ada tantangan besar yakni memiliki kandungan karbondioksida mencapai 71%, sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa Petronas saat ini tengah mengembangkan blok migas di Malaysia dengan tingkat kandungan karbondioksida yang sama jumlahnya seperti East Natuna. Oleh sebab itu, pengembangan Blok East Natuna menjadi langkah yang tepat dilakukan perusahaan. Mengingat, selain menyimpan karbondioksida yang cukup besar, Blok East Natuna juga menyimpan segudang potensi gas yang melimpah.
"Ini sudah mulai dengan adanya orang sudah bisa melaksanakan CCUS (Carbon Capture, Utilization & Storage), maka sekarang ini yang CO2 tinggi sudah mulai ada titik terang. Cadangan kan cukup besar, di Malaysia sendiri proyek sedang eksekusi oleh Petronas untuk WK (Wilayah Kerja) yang CO2-nya 70%," kata Dwi.
"Kan sudah ada teknologi carbon capture, gas Natuna ini kan 70% CO2 bisa enggak itu nanti kita tawarkan sehingga gasnya bisa diinjeksi," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, di Jakarta, Senin (28/11/2022).
Arifin mengatakan pengembangan Blok East Natuna dimungkinkan dengan makin berkembangnya teknologi carbon capture. Ke depan pemerintah berencana melelang ulang Blok East Natuna. Meskipun demikian, Menteri ESDM belum dapat memastikan lebih detail terkait waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut. "Secepatnya lah, kita selesaikan dulu administrasinya," ucapnya.
Berdasarkan laporan, Blok East Natuna memiliki potensi yang sangat besar, yakni mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF). Sebagaimana diketahui, kandungan karbondioksida pada blok tersebut mencapai 71 persen, sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.
Pemerintah berencana akan memproduksi lebih dulu cadangan minyak di Blok East Natuna, baru kemudian gas. Blok East Natuna memiliki dua level di mana level atas merupakan gas dan level bawah adalah minyak.
Minyak yang akan diproduksikan ini, rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di sekitar Natuna, antara lain untuk bahan bakar kapal TNI. Blok East Natuna memiliki 2 level di mana level atas merupakan gas dan level bawah adalah minyak. Cadangan gas di East Natuna diperkirakan 4 kali lipat dari Blok Masela.
Sementara itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas, menaruh minat untuk mengembangkan Blok East Natuna.
Blok East Natuna yang berlokasi di perairan Natuna memiliki dempist gas yang luar biasa besar, yakni mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF). Namun, memang ada tantangan besar yakni memiliki kandungan karbondioksida mencapai 71%, sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa Petronas saat ini tengah mengembangkan blok migas di Malaysia dengan tingkat kandungan karbondioksida yang sama jumlahnya seperti East Natuna. Oleh sebab itu, pengembangan Blok East Natuna menjadi langkah yang tepat dilakukan perusahaan. Mengingat, selain menyimpan karbondioksida yang cukup besar, Blok East Natuna juga menyimpan segudang potensi gas yang melimpah.
"Ini sudah mulai dengan adanya orang sudah bisa melaksanakan CCUS (Carbon Capture, Utilization & Storage), maka sekarang ini yang CO2 tinggi sudah mulai ada titik terang. Cadangan kan cukup besar, di Malaysia sendiri proyek sedang eksekusi oleh Petronas untuk WK (Wilayah Kerja) yang CO2-nya 70%," kata Dwi.
(nng)