Erick Thohir Dorong Kerja Sama Pertamina-ADNOC Bisa Tekan Impor Migas
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memaparkan negosiasi antara PT Pertamina (Persero) dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) merupakan salah satu upaya untuk menekan impor migas. Menurutnya impor migas saat ini sudah memberatkan cash flow pemerintah.
Ditekankan juga olehnya agar kerjasama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas baik di Uni Emirat Arab, Indonesia serta internasional agar saling menguntungkan. "Sekarang kita perlu investor atau mencari partner seperti contoh refinery dengan ADNOC Abu Dhabi dengan Pertamina kita, itu kan hubungannya partnership," ujar Erick di Jakarta, Rabu (9/1/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, bakal terus memperluas ekspansi BUMN sebagai upaya meningkatkan kinerja perseroan. Pasalnya terang dia, Pertamina juga memilik beberapa produk unggulan. "Kita meningkatkan produk-produk yang punya BUMN menjadi kualitas ekspor supaya ada produk kita di luar negeri," jelasnya.
Sebelumnya saat menghadiri rapat kerja perdana antara Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI, Erick Thohir memaparkan negosiasi antara Pertamina dan ADNOC merupakan salah satu upaya untuk menekan impor migas. Menurutnya impor migas saat ini sudah memberatkan cash flow pemerintah.
Sempat disampaikan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahwa, Pertamina berencana mengimpor pasokan LPG secara langsung dari Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini juga merupakan bagian dari kerja sama antara kedua negara.
Erick Thohir juga sebelumnya mengungkap jurus hemat impor migas. Salah satunya adalah dengan mendorong Pertamina membeli BBM atau minyak mentah langsung ke pemasok, tanpa perantara atau trader di pasar. "Kita sudah mulai tender, bukan melalui trader tapi langsung kepada perusahaan yang menghasilkan minyak," kata Erick Thohir akhir pekan kemarin di Tangerang.
Pembelian langsung ini bisa memangkas margin yang tidak perlu. Dia bilang, harga pembelian bisa lebih murah dengan selisih mencapai USD5-6 dolar per barel dibandingkan harga minyak yang biasa dibeli Pertamina via trader. "Selama ini belum dilakukan. Ini langsung ke perusahaan, total, tidak ada perantara," ungkapnya.
Meski begitu, Ia menjelaskan tak bermaksud mengusir perantara. Dia mengapresiasi perantara di pasar yang tetap bersaing dengan harga kompetitif, dan tidak disertai praktik sogok-menyogok. "Tapi mohon maaf jika sengaja merusak pipa, tangki, itu yang juga harus dilawan dan tentu terus akan kita tekan dengan hal-hal lain," tegasnya.
Ditekankan juga olehnya agar kerjasama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas baik di Uni Emirat Arab, Indonesia serta internasional agar saling menguntungkan. "Sekarang kita perlu investor atau mencari partner seperti contoh refinery dengan ADNOC Abu Dhabi dengan Pertamina kita, itu kan hubungannya partnership," ujar Erick di Jakarta, Rabu (9/1/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, bakal terus memperluas ekspansi BUMN sebagai upaya meningkatkan kinerja perseroan. Pasalnya terang dia, Pertamina juga memilik beberapa produk unggulan. "Kita meningkatkan produk-produk yang punya BUMN menjadi kualitas ekspor supaya ada produk kita di luar negeri," jelasnya.
Sebelumnya saat menghadiri rapat kerja perdana antara Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI, Erick Thohir memaparkan negosiasi antara Pertamina dan ADNOC merupakan salah satu upaya untuk menekan impor migas. Menurutnya impor migas saat ini sudah memberatkan cash flow pemerintah.
Sempat disampaikan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahwa, Pertamina berencana mengimpor pasokan LPG secara langsung dari Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini juga merupakan bagian dari kerja sama antara kedua negara.
Erick Thohir juga sebelumnya mengungkap jurus hemat impor migas. Salah satunya adalah dengan mendorong Pertamina membeli BBM atau minyak mentah langsung ke pemasok, tanpa perantara atau trader di pasar. "Kita sudah mulai tender, bukan melalui trader tapi langsung kepada perusahaan yang menghasilkan minyak," kata Erick Thohir akhir pekan kemarin di Tangerang.
Pembelian langsung ini bisa memangkas margin yang tidak perlu. Dia bilang, harga pembelian bisa lebih murah dengan selisih mencapai USD5-6 dolar per barel dibandingkan harga minyak yang biasa dibeli Pertamina via trader. "Selama ini belum dilakukan. Ini langsung ke perusahaan, total, tidak ada perantara," ungkapnya.
Meski begitu, Ia menjelaskan tak bermaksud mengusir perantara. Dia mengapresiasi perantara di pasar yang tetap bersaing dengan harga kompetitif, dan tidak disertai praktik sogok-menyogok. "Tapi mohon maaf jika sengaja merusak pipa, tangki, itu yang juga harus dilawan dan tentu terus akan kita tekan dengan hal-hal lain," tegasnya.
(akr)