Realisasi Investasi Hulu Migas Tercatat Meningkat di 2019
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat tren investasi hulu migas (minyak dan gas bumi) terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Investasi hulu migas tercatat senilai USD11,49 miliar pada 2019 atau meningkat dibandingkan dengan capaian 2017 yang senilai USD10,27 miliar
"sejalan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan investasi di Indonesia. SKK Migas terus mempromosikan investasi di sektor hulu migas. Realisasi investasi hulu migas di tahun 2019 mencapai USD11,49 miliar atau lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi 2018 sebesar USD11 miliar maupun tahun 2017 sebesar USD10,27 miliar," ungkap Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto lewat keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Kendati tren investasi meningkat, realisasi investasi hulu migas 2019 masih di bawah target USD14,7 miliar. Menurutnya, penyebab rendahnya capaian target investasi salah satunya adalah dilakukannya efisiensi guna menekan biaya investasi yang dapat dikembalikan (cost recovery).
Guna memberikan kontribusi yang optimal bagi pendapatan negara, SKK Migas terus melakukan efisiensi dan mendorong KKKS untuk dapat menerapkan praktek opersional terbaik. Jika mengacu pada proposal cost recovery KKKS pada tahun 2019 sebesar USD13,736 miliar, pada Work, Program & Budget (WP&B) SKK Migas berhasil menurunkan target biaya cost recovery menjadi USD12,5 miliar dan realiasasi cost recovery di tahun 2019 sebesar USD10,9.
Pada APBN 2019, cost recovery ditetapkan sebesar USD10,1 miliar. Jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang realisasi cost recovery mencapai USD12,1 miliar, maka capaian di tahun 2019 menurun secara signifikan.
“Penurunan realisasi cost recovery ini memberikan dampak positif, berupa semakin besarnya pendapatan yang diterima oleh negara. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh SKK Migas telah dapat dilaksanakan secara efektif dengan tetap menghasilkan target lifting yang optimal di atas WP&B," kata Dwi Soetjipto.
"sejalan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan investasi di Indonesia. SKK Migas terus mempromosikan investasi di sektor hulu migas. Realisasi investasi hulu migas di tahun 2019 mencapai USD11,49 miliar atau lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi 2018 sebesar USD11 miliar maupun tahun 2017 sebesar USD10,27 miliar," ungkap Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto lewat keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Kendati tren investasi meningkat, realisasi investasi hulu migas 2019 masih di bawah target USD14,7 miliar. Menurutnya, penyebab rendahnya capaian target investasi salah satunya adalah dilakukannya efisiensi guna menekan biaya investasi yang dapat dikembalikan (cost recovery).
Guna memberikan kontribusi yang optimal bagi pendapatan negara, SKK Migas terus melakukan efisiensi dan mendorong KKKS untuk dapat menerapkan praktek opersional terbaik. Jika mengacu pada proposal cost recovery KKKS pada tahun 2019 sebesar USD13,736 miliar, pada Work, Program & Budget (WP&B) SKK Migas berhasil menurunkan target biaya cost recovery menjadi USD12,5 miliar dan realiasasi cost recovery di tahun 2019 sebesar USD10,9.
Pada APBN 2019, cost recovery ditetapkan sebesar USD10,1 miliar. Jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang realisasi cost recovery mencapai USD12,1 miliar, maka capaian di tahun 2019 menurun secara signifikan.
“Penurunan realisasi cost recovery ini memberikan dampak positif, berupa semakin besarnya pendapatan yang diterima oleh negara. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh SKK Migas telah dapat dilaksanakan secara efektif dengan tetap menghasilkan target lifting yang optimal di atas WP&B," kata Dwi Soetjipto.
(akr)