Asabri Disebut Dibobol Rp10 T, Pengamat Peringatkan Bisa Melebihi Jiwasraya
A
A
A
JAKARTA - Persoalan yang tengah dihadapi PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) diperingatkan bisa seperti kasus yang melilit PT Asuransi Jiwasraya. Pengamat Asuransi Irvan Raharjo menilai, sebelumnya sudah ada peringatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa Asabri harus berhati hati dalam melakukan investasi.
"Masalah Asabri ini sebetulnya seperti kasus Jiwasraya, pelaku dan modusnya juga sama. Barangkali ini juga lebih tinggi nilai politisnya karena menyangkut dana prajurit sehingga bisa menjadi kasus yang pertama dan terbesar menyangkut prajurit TNI dan polri," ujar Irvan saat dihubungi di Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD bicara soal dugaan kasus korupsi di PT Asabri sebesar Rp10 Triliun. Dia pun meminta hal itu diungkap secara tuntas. "Ya, saya mendengar ada isu korupsi di Asabri yang mungkin itu tidak kalah fantastisnya dengan kasus Jiwasraya, di atas Rp10 triliun," ungkap Mahfud MD.
Menanggapi hal itu, Irvan mengutarakan kasus Asabri bukan hal yang sepele sebab nasabahnya menyangkut ratusan ribu prajurit yang memiliki pendapatan 'pas-pasan' atau cukup (kesejahteraannya sangat minim). Dia menuturkan, ada beberapa portofolio saham milik Asabri yang menurun sepanjang tahun 2019 lalu. Artinya, bahwa kerugian Asabri ini cukup besar.
"Kasus ini akan tetap berlanjut apalagi yang berhubungan dengan bidang asuransi. Makanya harus ada tindakan yang lebih trust terhadap manajer investasi yang melakukan praktek yang tidak didasari dengan intergritas," katanya.
(Baca Juga: Kasus Asabri Mirip Jiwasraya, Erick Thohir Tunggu Audit BPK
Maka dari itu harus ada governance dan compliance yang ketat serta harus diawasi ketat oleh OJK. Dia juga mengatakan, harus ada perbaikan tata kelola, pembenahan good governance dan harus ada kepatuhan terhadap peraturan yang ada. "Kita harus cermati betul kasus ini, karena mencakup kesejahteraan prajurit," ungkapnya.
Sebagai informasi seperti halnya dengan PT Asuransi Jiwasraya, Asabri memiliki masalah anjloknya portofolio investasi saham. Hal ini berdasarkan keterbukaan data Bursa Efek Indonesia, beberapa portofolio saham yang ditempatkan oleh Asabri tercatat memiliki nilai kinerja yang menurun.
"Masalah Asabri ini sebetulnya seperti kasus Jiwasraya, pelaku dan modusnya juga sama. Barangkali ini juga lebih tinggi nilai politisnya karena menyangkut dana prajurit sehingga bisa menjadi kasus yang pertama dan terbesar menyangkut prajurit TNI dan polri," ujar Irvan saat dihubungi di Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD bicara soal dugaan kasus korupsi di PT Asabri sebesar Rp10 Triliun. Dia pun meminta hal itu diungkap secara tuntas. "Ya, saya mendengar ada isu korupsi di Asabri yang mungkin itu tidak kalah fantastisnya dengan kasus Jiwasraya, di atas Rp10 triliun," ungkap Mahfud MD.
Menanggapi hal itu, Irvan mengutarakan kasus Asabri bukan hal yang sepele sebab nasabahnya menyangkut ratusan ribu prajurit yang memiliki pendapatan 'pas-pasan' atau cukup (kesejahteraannya sangat minim). Dia menuturkan, ada beberapa portofolio saham milik Asabri yang menurun sepanjang tahun 2019 lalu. Artinya, bahwa kerugian Asabri ini cukup besar.
"Kasus ini akan tetap berlanjut apalagi yang berhubungan dengan bidang asuransi. Makanya harus ada tindakan yang lebih trust terhadap manajer investasi yang melakukan praktek yang tidak didasari dengan intergritas," katanya.
(Baca Juga: Kasus Asabri Mirip Jiwasraya, Erick Thohir Tunggu Audit BPK
Maka dari itu harus ada governance dan compliance yang ketat serta harus diawasi ketat oleh OJK. Dia juga mengatakan, harus ada perbaikan tata kelola, pembenahan good governance dan harus ada kepatuhan terhadap peraturan yang ada. "Kita harus cermati betul kasus ini, karena mencakup kesejahteraan prajurit," ungkapnya.
Sebagai informasi seperti halnya dengan PT Asuransi Jiwasraya, Asabri memiliki masalah anjloknya portofolio investasi saham. Hal ini berdasarkan keterbukaan data Bursa Efek Indonesia, beberapa portofolio saham yang ditempatkan oleh Asabri tercatat memiliki nilai kinerja yang menurun.
(akr)