Jemput Miliaran Dolar dari UEA, Kepala BKPM: Investasi Bukan Hanya dari China
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menerangkan, bahwa investasi di Indonesia tidak hanya bergantung dari beberapa negara seperti China dan Singapura saja. Hal ini dibuktikan saat Bahlil mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjemput investasi miliaran dolar dari Uni Emirat Arab (UEA).
“Dengan adanya potensi investasi dari UEA ini, membuktikan investasi di Tanah Air sangat inklusif atau terbuka. Tidak benar kalau investasi kita hanya dari China saja atau dari Singapura saja. Dari negara mana saja, bahkan mau dari langit sekalipun asalkan tidak bertentangan dengan UU dan aturan yang ada, silakan negara mana saja masuk berinvestasi,” ujar Bahlil.
Lawatan Presiden ke ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) merupakan kunjungan balasan sejak kedatangan Putra Mahkota Abu Dhabi Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ke Indonesia pada bulan Juli 2019. Terkait misi kunjungan itu, Bahlil mengungkapkan potensi kerjasama investasi antar kedua negara saat ini belum tergarap optimal.
Selama ini investor yang paling aktif berasal dari Asia Timur, sedangkan investor Timur Tengah banyak yang belum berinvestasi khususnya di sektor-sektor strategis. “Kunjungan ini menjadi momentum baik di awal tahun yang menandakan bahwa Pemerintah RI juga mendorong investasi bersumber dari negara-negara lain selain Asia Timur,” tegas Bahlil.
Sambung dia menambahkan, investasi di Indonesia tidak bersifat eksklusif. Semua negara terang dia memiliki peluang yang sama selagi memiliki komitmen yang kuat untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dikatakannya, BKPM bersama Kementerian dan Lembaga (K/L) lain serta Perwakilan RI di UEA bekerja keras mewujudkan beberapa kesepakatan bisnis dengan UEA.
“Dengan adanya potensi investasi dari UEA ini, membuktikan investasi di Tanah Air sangat inklusif atau terbuka. Tidak benar kalau investasi kita hanya dari China saja atau dari Singapura saja. Dari negara mana saja, bahkan mau dari langit sekalipun asalkan tidak bertentangan dengan UU dan aturan yang ada, silakan negara mana saja masuk berinvestasi,” ujar Bahlil.
Lawatan Presiden ke ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) merupakan kunjungan balasan sejak kedatangan Putra Mahkota Abu Dhabi Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ke Indonesia pada bulan Juli 2019. Terkait misi kunjungan itu, Bahlil mengungkapkan potensi kerjasama investasi antar kedua negara saat ini belum tergarap optimal.
Selama ini investor yang paling aktif berasal dari Asia Timur, sedangkan investor Timur Tengah banyak yang belum berinvestasi khususnya di sektor-sektor strategis. “Kunjungan ini menjadi momentum baik di awal tahun yang menandakan bahwa Pemerintah RI juga mendorong investasi bersumber dari negara-negara lain selain Asia Timur,” tegas Bahlil.
Sambung dia menambahkan, investasi di Indonesia tidak bersifat eksklusif. Semua negara terang dia memiliki peluang yang sama selagi memiliki komitmen yang kuat untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dikatakannya, BKPM bersama Kementerian dan Lembaga (K/L) lain serta Perwakilan RI di UEA bekerja keras mewujudkan beberapa kesepakatan bisnis dengan UEA.
(akr)