Pembangkit BBM PLN Akan Dialihkan Menggunakan Gas

Minggu, 19 Januari 2020 - 21:31 WIB
Pembangkit BBM PLN Akan Dialihkan Menggunakan Gas
Pembangkit BBM PLN Akan Dialihkan Menggunakan Gas
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) akan mengubah sejumlah pembangkit berbasis bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas. Hal itu sebagai upaya perseroan mendukung pemerintah mengurangi impor untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan.

“Sesuai Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ada sekitar 52 pembangkit yang perlu di konversi dari BBM ke gas. PLN sedang melakukan langkah-langkah sistematis dengan mendata pembangkit mana saja yang bisa dikonversi,” ujar Wakil Direktur Utama PLN Dharmawan Prasodjo, di Jakarta, Minggu (19/1/2020).

Menurut dia pendataan pembangkit mana saja yang bisa dikonversi dari BBM ke gas akan dilihat salah satunya berdasarkan capacity factor. Pihaknya menjelaskan bahwa pembangkit listrik berbasis gas biasanya memiliki capacity factor sebesar 80% sedangkan pembangkit diesel rata-rata memiliki capacity factor 20%.

“Nah ini yang akan dilihat apakah bisa jika dilakukan konversi. Begitu juga dengan pembangkit diesel yang sudah tua apakah kemudian ekonomis jika diubah menjadi gas,” kata dia.

Sebab itu, imbuhnya, saat ini PLN sedang melakukan analisa sejauh mana pembangkit-pembangkit diesel yang tidak efisien tersebut di konversi menjadi gas.

Setelah dilakukan analisa dan pendataan menyeluruh, PLN bersama Pertamina akan melakukan evaluasi supaya pembangkit-pembangkit tersebut dapat dipasok menggunakan gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG).

“LNG ini nantinya akan didistribusikan langsung ke pembangkit. Untuk kesediaan infrastrukturnya, kami sesuaikan perintah dari Kepmen ESDM dan akan dilakukan bersama Pertamina,” kata dia.

Nantinya pasokan gas LNG akan akan disalurkan melalui mekanisme hub and spoke di mana, akan dibangun penghubung dan fasilitas regasifikasi di dekat pembangkit listrik.

Terkait pendataan pembangkit, imbuhnya, PLN saat ini tengah melakukan klusterisasi di mana telah membagi berdasarkan kluster di sejumlah daerah yang pembangkit listriknya dapat diubah menggunakan sumber LNG.

Berdasarkan laporan PLN terdapat 10 kluster pembangkit listrik LNG tersebar di Sumatera bagian utara, Kepulauan Riau, Jawa bagian barat, Jawa bagian timur, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Papua bagian utara, Maluku bagian utara, serta Maluku bagian selatan.

“Pada intinya peralihan ini penting tidak hanya bagi perusahaan tapi juga bagi negara karena mengubah energi berbasis impor menjadi domestik. Ditambah lagi cost saving PLN sehingga kesehatan finansial menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Dia menandaskan meksipun harga LNG dapat mencapai USD12-14 per MMBTU masih lebih efisien dibandingkan menggunakan bahan bakar soal sebesar USD20 per MMBTU.

Di sisi lain, pihaknya juga tidak mengkhawatirkan pasokan LNG dari dalam negeri. Pasalnya, pemerintah telah menjamin pasokan gas dari dalam negeri salah satunya dari Proyek LNG Abadi Masela.

Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 rencana konsumsi LNG PLN terus meningkat. Rinciannya pada 2020 konsumsi LNG pembangkit sebesar 221 trilium british thermal unit (TBTU) direncanakan terus meningkat sampai 2028 sebesar 417 TBTU.

Adapun jumlah tersebut berbanding balik dengan rencana penggunaan BBM pembangkit. Rinciannya konsumsi BBM pembangkit pada 2020 sebesar 1,8 juta kiloliter (KL) menurun sampai 2028 sebesar 446.000 KL.

Dalam 10 tahun ke depan penambahan kapasitas pembangkit gas direncanakan mencapai 12.416 megawatt (MW), sedangkan pembangkit berbasis BBM sebesar 201 MW.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi mengatakan bahwa total kapasitas pembangkit yang akan di konversi ke gas sebesar 1.600 MW.

Adapun besaran kapasitas tersebut lebih besar dibandingkan target awal sebesar 1.509 MW. “Jadi angkanya itu sekitar 1.600 MW. Nanti kita update lagi,” kata dia.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3960 seconds (0.1#10.140)