AS dan China Setop Perang Dagang, Menko Luhut: Kita Untung
A
A
A
JAKARTA - Kesepakatan damai antara Amerika Serikat (AS) dan China sebagai upaya menghentikan perang dagang berkepanjangan, menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan akan memberikan dampak positif kepada Indonesia. Terang Luhut, berakhirnya perang dagang akan sangat menguntungkan ekonomi Indonesia
"Seandainya damai bagus juga, karena kita bisa menarik investasi. Kita pas sebenarnya, sudah untung-untung terus," ujar Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan di Jakarta, Selasa (21/1/2020).
Sambung dia menambahkan, meskipun eskalasi AS dan China bakal diprediksi kembali memanas tidak akan mengganggu ketahanan ekonomi Indonesia."Bagus dong, buat kita sebenarnya perang dagang engga pengaruh lagi," jelasnya.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai kesepakatan dagang AS dan China yang disebut sebagai fase pertama merupakan langkah yang positif dan akan memberikan kepastian bagi perekonomian global. Dia pun berharap perjanjian dagang ini terus belanjut sehingga mengurangi tekanan ekonomi global. "Kita lihat kalau agreement ini bisa bertahan, saya rasa itu akan menimbulkan suatu kepastian," ungkap Menkeu
Sebagai informasi, AS dan China akhirnya menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama, mengakhiri sengketa dagang yang telah berlangsung sekitar dua tahun. Dalam kesepakatan yang berlangsung di Washington tersebut China setuju untuk membeli produk dan jasa AS senilai USD200 miliar, selama dua tahun ke depan. Bila dikonversi ke rupiah, China setuju membeli barang-barang AS sebesar Rp2.733 triliun (estimasi kurs Rp13.668 per USD)
Melansir dari CNBC, Kamis (16/1), dalam kesepakatan itu, rinciannya China akan membeli barang dan jasa dari AS senilai USD77 miliar di tahun 2020, dan sebesar USD123 miliar untuk tahun 2021. Pembelian itu lebih tinggi dibandingkan angka ekspor AS di tahun 2017.
"Seandainya damai bagus juga, karena kita bisa menarik investasi. Kita pas sebenarnya, sudah untung-untung terus," ujar Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan di Jakarta, Selasa (21/1/2020).
Sambung dia menambahkan, meskipun eskalasi AS dan China bakal diprediksi kembali memanas tidak akan mengganggu ketahanan ekonomi Indonesia."Bagus dong, buat kita sebenarnya perang dagang engga pengaruh lagi," jelasnya.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai kesepakatan dagang AS dan China yang disebut sebagai fase pertama merupakan langkah yang positif dan akan memberikan kepastian bagi perekonomian global. Dia pun berharap perjanjian dagang ini terus belanjut sehingga mengurangi tekanan ekonomi global. "Kita lihat kalau agreement ini bisa bertahan, saya rasa itu akan menimbulkan suatu kepastian," ungkap Menkeu
Sebagai informasi, AS dan China akhirnya menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama, mengakhiri sengketa dagang yang telah berlangsung sekitar dua tahun. Dalam kesepakatan yang berlangsung di Washington tersebut China setuju untuk membeli produk dan jasa AS senilai USD200 miliar, selama dua tahun ke depan. Bila dikonversi ke rupiah, China setuju membeli barang-barang AS sebesar Rp2.733 triliun (estimasi kurs Rp13.668 per USD)
Melansir dari CNBC, Kamis (16/1), dalam kesepakatan itu, rinciannya China akan membeli barang dan jasa dari AS senilai USD77 miliar di tahun 2020, dan sebesar USD123 miliar untuk tahun 2021. Pembelian itu lebih tinggi dibandingkan angka ekspor AS di tahun 2017.
(akr)