Menteri Teten Sambut Baik Kenaikan Plafon KUR Mikro
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyambut baik penurunan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 6% dan peningkatan plafon KUR Mikro akan menggairahkan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Tentu disambut positif dua hal ini. Pertama, pagu anggaran yang tanpa agunan naik dari Rp25 juta ke Rp50 juta. Kedua, bunganya 6%," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Selain itu, lanjut Teten, adanya KUR khusus bagi pelaku UMKM di bidang hortikultura, peternakan juga akan sangat membantu UMKM. "Ada KUR tertentu yang membutuhkan periode misalnya penggemukan sapi, hortikultura, butuh waktu 3-4 tahun untuk produksi. Saya kira justru ini bergairah," ungkapnya.
Pemerintah secara bertahap meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama lima tahun ke depan dengan target penyaluran mencapai Rp325 triliun di tahun 2024.
Peningkatan target penyaluran KUR ini diikuti dengan relaksasi kebijakan seperti peningkatan maksimum plafon KUR mikro dan peningkatan akumulasi plafon KUR Mikro.
Maksimum plafon KUR mikro semula Rp25 juta menjadi Rp50 juta per debitur. Untuk akumulasi plafon KUR Mikro sektor perdagangan juga meningkat dari Rp100 juta menjadi Rp200 juta. Perubahan kebijakan KUR ini telah berlaku sejak 2 Januari 2020.
Selain itu, menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kabinet Terbatas, suku bunga KUR diturunkan kembali menjadi 6%. Penurunan ini mengacu pada Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR.
Kebijakan penurunan suku bunga tersebut diikuti dengan peningkatan penyaluran KUR sebesar 36% dibandingkan tahun 2019 menjadi Rp190 triliun pada tahun 2020.
"Saya optimisis, apalagi jumlahnya dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun. Terus akan dinaikkan sampai 2024 menjadi Rp350 triliun. Ini sumber pembiayaan untuk UMKM naik kelas. Saya kira luar biasa," tandasnya.
"Tentu disambut positif dua hal ini. Pertama, pagu anggaran yang tanpa agunan naik dari Rp25 juta ke Rp50 juta. Kedua, bunganya 6%," ujarnya di Jakarta, Rabu (22/1/2020).
Selain itu, lanjut Teten, adanya KUR khusus bagi pelaku UMKM di bidang hortikultura, peternakan juga akan sangat membantu UMKM. "Ada KUR tertentu yang membutuhkan periode misalnya penggemukan sapi, hortikultura, butuh waktu 3-4 tahun untuk produksi. Saya kira justru ini bergairah," ungkapnya.
Pemerintah secara bertahap meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama lima tahun ke depan dengan target penyaluran mencapai Rp325 triliun di tahun 2024.
Peningkatan target penyaluran KUR ini diikuti dengan relaksasi kebijakan seperti peningkatan maksimum plafon KUR mikro dan peningkatan akumulasi plafon KUR Mikro.
Maksimum plafon KUR mikro semula Rp25 juta menjadi Rp50 juta per debitur. Untuk akumulasi plafon KUR Mikro sektor perdagangan juga meningkat dari Rp100 juta menjadi Rp200 juta. Perubahan kebijakan KUR ini telah berlaku sejak 2 Januari 2020.
Selain itu, menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kabinet Terbatas, suku bunga KUR diturunkan kembali menjadi 6%. Penurunan ini mengacu pada Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR.
Kebijakan penurunan suku bunga tersebut diikuti dengan peningkatan penyaluran KUR sebesar 36% dibandingkan tahun 2019 menjadi Rp190 triliun pada tahun 2020.
"Saya optimisis, apalagi jumlahnya dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun. Terus akan dinaikkan sampai 2024 menjadi Rp350 triliun. Ini sumber pembiayaan untuk UMKM naik kelas. Saya kira luar biasa," tandasnya.
(ind)