Sambut Bonus Demografi, Pemerintah Ajak Masyarakat Atasi Stunting

Kamis, 23 Januari 2020 - 02:33 WIB
Sambut Bonus Demografi,...
Sambut Bonus Demografi, Pemerintah Ajak Masyarakat Atasi Stunting
A A A
JAKARTA - Dalam rangka menyambut bonus demografi di Indonesia tahun 2030, pemerintah merangkul masyarakat untuk peduli, pahami dan partisipasi atasi stunting. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya melakukan edukasi terkait stunting, pemerintah ingin masyarakat memahami stunting secara menyeluruh.

"Kita akan sosialisasikan arti kata stunting, cara mencegahnya dan dampaknya secara sederhana kepada masyarakat. Ini penting agar masyarakat mudah memahami," ujar Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Widodo Muktiyo di kantornya di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Faktor yang menyebabkan stunting ini bermacam-macam. Beberapa diantaranya adalah pola konsumsi dan pola asuh. Dampaknya, kekerdilan pada tubuh dan perkembangan otak menjadi tidak maksimal. Sementara tahun 2030, diperkirakan Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana angkatan usia produktif akan mendominasi populasi penduduk dan menjadi penyangga perekonomian.

Angkatan usia produktif (15-64 tahun) diprediksi mencapai 68% dari total populasi dan angkatan tua (65 ke atas) sekitar 9%.

"Hasil usaha selama 4 tahun terakhir mulai menunjukkan dampak yang menggembirakan. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2018, stunting mengalami penurunan sebesar 6,4%. Dari angka 37,2% (tahun 2013) menjadi 30,8% (tahun 2018)," jelas Widodo.

Widodo juga mengungkapkan, data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang juga menunjukan tren positif. Tahun 2018, IPM sebesar 71,39 atau tumbuh 1,04% dibandingkan tahun 2017. Angka tahun 2019 tentunya lebih baik lagi.

Peningkatan IPM ini, kata dia, menandakan harapan untuk hidup, baik dari dimensi kesehatan, harapan hidup, sekolah, maupun hidup layak semakin panjang, ini pertanda yang baik. Namun demikian, Widodo mengingatkan masih banyak daerah yang memiliki angka stunting, yang lebih dominan disebabkan masalah non kesehatan.

"Balita dengan stunting yang tinggi masih banyak di pedesaan. Namun angkanya berbeda tipis dengan perkotaan. Hanya ada satu provinsi yang tidak mengalami Gizi Kronik atau stunting yaitu DKI Jakarta," kata Dirjen IKP ini.

Widodo juga mengatakan, pihaknya telah melakukan kampanye nasional ke seluruh wilayah Indonesia dengan tingkat prevalensi yang tinggi.

"Kominfo, sesuai amanat rapat terbatas sebagai koordinator kampanye nasional, akan melakukan kampanye wilayah prioritas dengan tingkat prevalensi >30% berbasis tatap muka, kampanye radio, kampanye digital, outdoor advertising dan media relations," imbuhnya.

Sementara itu, Kasubdit Infokom Kesehatan Kominfo, Marroli Indarto saat ditemui terpisah menjelaskan, pemerintah berharap masyarakat menjadi bagian dari gerakan sosial untuk mengatasi stunting lewat gerakan sosial 3P atau yang disebut Peduli, Pahami dan Partisipasi.

Menurut Marolli, dengan adanya gerakan sosial 3P, nantinya dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya dan juga cara pencegahan stunting, sehingga dapat membantu untuk mengurangi angka stunting.

"Gerakan 3P ini bisa membantu mengurangi keberadaan gizi buruk. Peduli, mulai peduli lingkungan sekitar, lihat kondisi balita di keluarga atau lingkungan sekitar. Pahami, carilah informasi sebanyak mungkin, melalui media apapun tentang stunting atau kekurangan gizi kronik ini. Partisipasi, memberikan informasi yang benar pada keluarganya dan edukasi mereka," pungkasnya.

Maroli juga mengajak para milenial untuk ikut serta dalam pencegahan stunting dengan memposting di media sosial menggunakan tagar #SadarStunting.

Untuk milenial, terutama target remaja putri dan ibu muda, ada Gerakan Generasi Bersih dan Sehat (GENBEST), akun medsos melalui @genbestid dan laman www.genbest.id , sedangkan aplikasi ada "Anak Sehat" untuk promosi, edukasi dan deteksi dini stunting pada seseorang. Untuk tagar ada #SadarStunting, satu posting sudah berpartisipasi dalam pencegahan stunting.
(ven)
Berita Terkait
Kominfo Berharap Legislasi...
Kominfo Berharap Legislasi DPR Mendukung Transformasi Digital
Menkominfo: Layanan...
Menkominfo: Layanan Telemedisin Jadi Agenda Percepatan Digital
Sejumlah Strategi dan...
Sejumlah Strategi dan Inovasi ISKI hingga 2024
Kominfo Berdayakan UMKM...
Kominfo Berdayakan UMKM untuk Percepat Transformasi Digital
JARKOM Tingkatkan Penyebaran...
JARKOM Tingkatkan Penyebaran Informasi Positif Pemerintah ke Publik
Kominfo Akhirnya Hentikan...
Kominfo Akhirnya Hentikan Proses Seleksi Frekuensi 2,3GHz
Berita Terkini
Pertamina EP Serahkan...
Pertamina EP Serahkan Pengelolaan Wilayah Migas ke Mitra KSO
2 jam yang lalu
Tarif Tol Jakarta-Jogja...
Tarif Tol Jakarta-Jogja Usai Diskon 20% Lebaran 2025, Rogoh Kocek Segini
2 jam yang lalu
Kunjungi Semarak Festival...
Kunjungi Semarak Festival Ramadan Persembahan Pegadaian di 61 Lokasi Seluruh Indonesia
2 jam yang lalu
BNI Gandeng Duluin Perluas...
BNI Gandeng Duluin Perluas Inklusi Keuangan, Bikin Karyawan Sejahtera
3 jam yang lalu
Bisnis di Eropa Runtuh...
Bisnis di Eropa Runtuh Memaksa Raksasa Gas Rusia Jual Aset Properti Mewahnya
3 jam yang lalu
PLN IP Targetkan Penambahan...
PLN IP Targetkan Penambahan Daya Listrik 2.000 MW di 2025
3 jam yang lalu
Infografis
PPN Naik Jadi 12%, Masyarakat...
PPN Naik Jadi 12%, Masyarakat Beralih ke Frugal Living
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved