Menuju Gerbang Perdagangan, Ekonomi Kabupaten Gresik Akan Menggeliat
A
A
A
KE depan, perkembangan perekonomian Kabupaten Gresik diperkirakan bakal semakin menggeliat. Pasalnya, di daerah itu akan segera berdiri sebuah pelabuhan peti kemas modern yang terbilang besar. Kapasitasnya mencapai 3 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs) per tahun. Nama pelabuhan itu adalah DP Maspion International Container Terminal.
Sesuai dengan namanya, pelabuhan ini merupakan patungan antara Maspion Group dan Dubai Port World Asia, salah satu operator pelabuhan laut dan fasilitator perdagangan terbesar di dunia dari UEA. Nilai investasi yang dibutuhkan sekitar US$1,2 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun (kurs Rp14.000).
Sumber pendanaannya ditanggung oleh antara Maspion dan DP World. Pembagiannya: Maspion 51% dan DP World sebesar 49%. Proyek ini diperkirakan akan ground-breaking pada tahun ini juga dan beroperasi secara komersial pada paruh pertama 2022. Pada fase pertama, pembangunan pelabuhan akan menelan dana sebesar US$350 juta.
Kepastian proyek ini berjalan setelah pada 12 Januari kemarin Maspion Grup dan DP World menandatangani perjanjian pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan pembangunan terminal peti kemas terpadu dan kawasan logistik industri. Upacara penandatanganan diadakan di hadapan HH Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Baik pihak Maspion ataupun DP World menyatakan bahwa model dan visi bisnis mereka selaras dengan komitmen Presiden Jokowi untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur dan memastikan semuanya agar terkoneksi satu sama lain.
“Kerja sama ini diyakini akan semakin memperkuat hubungan baik antara UEA dan Pemerintah Indonesia serta membawa DP World dan Maspion Group ke tingkat yang lebih tinggi dalam berpartisipasi bagi kemajuan Indonesia sebagai salah satu pemain ekonomi dunia yang penting,” begitu bunyi pernyataan kedua belah pihak.
Bersamaan dengan pelabuhan, juga akan dikembangkan kawasan logistik industri Gresik Gateway Industrial Park. Nantinya, kedua proyek itu akan saling terintegrasi sehingga bisa menyediakan jasa perdagangan kelas dunia, baik untuk domestik maupun internasional. Ujungnya, dapat mengambil peran penting sebagai gerbang perdagangan di wilayah timur Indonesia.
Tentu saja, proyek integratif itu akan berdampak positif terhadap perekonomian Kabupaten Gresik. Proyek pelabuhan itu akan menumbuhkan berbagai jenis industri maupun usaha baru yang manfaatnya dirasakan masyarakat. Alhasil, akan banyak tercipta lapangan pekerjaan untuk masyarakat Gresik dan sekitarnya. “Ke depan, Gresik akan menjadi kota yang memiliki pengaruh penting di Indonesia,” kata Mulyanto, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, seperti dikutip dari Radar Surabaya, beberapa waktu yang lalu.
Pembangunan Pelabuhan DP Maspion dan juga kawasan industrinya akan menarik minat investor lainnya untuk menanamkan uangnya di daerah Gresik. Dengan begitu, akan kian menambah kepercayaan diri masyarakat bahwa Gresik merupakan daerah tujuan investasi. Makanya, daerah itu sangat terbuka dan ramah terhadap investasi. “Kami membuka tangan selebar-lebarnya terhadap investor yang ingin menanamkan modalnya di Kabupaten Gresik,” kata Sambari Halim Radianto, Bupati Gresik.
Dengan adanya pelabuhan dan kawasan logistik, tentu saja akan semakin mempermudah aktivitas perdagangan, terutama ekspor. Apalagi, ekspor merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Gresik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Gresik, kontribusi ekspor terhadap PDRB terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2018, kontribusi ekspor Gresik diperkirakan mencapai 7,90%, naik dibanding 2017 yang berkontribusi sebesar 6,70%.
Banyak produk dari Kabupaten Gresik yang bisa diekspor ke luar negeri. Salah satunya adalah kacang hijau. Pada awal September tahun lalu, ada ekspor 125 ton kacang hijau dari PT Agro Tani Sukses Sejahtera Gresik. Sejak Januari–Agustus 2019, PT Argo telah merealisasikan ekspornya sebesar 750 ton ke Tiongkok, 1.250 ton ke Filipina. Tahun lalu, ekspor kacang hijau ditargetkan sebesar 5.000 ton.
Dengan beroperasinya pelabuhan peti kemas modern, tak cuma ekspor ke mancanegara yang bisa ditingkatkan, “ekspor” ke luar wilayah Gresik juga bisa terus didongkrak. Soalnya, Pelabuhan Maspion sudah memiliki kerja sama dengan perusahaan PT Jagad Zamrud Khatulistiwa untuk membuka pelayanan jasa transportasi laut. Kerja sama itu akan melayani Gresik-Jakarta atau sebaliknya dengan menggunakan kapal “roll on-roll off”.
Kerja sama itu tentu saja juga akan membantu menekan biaya logistik karena lebih banyak barang yang bisa diangkut. Biaya pengoperasian kapal juga bisa berkurang karena ada barang balik dengan menggunakan tarif paket yang dapat dibayar dengan satu pintu. Nah, penekanan biaya logistik itu tentu saja dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis yang lain.
Memang untuk bisa membuktikan semua hitungan-hitungan ekonomi tadi, kita masih harus menunggu selesainya pembangunan Pelabuhan DP Maspion International Container Terminal. Ya semoga. (I. Husni Isnaini)
Sesuai dengan namanya, pelabuhan ini merupakan patungan antara Maspion Group dan Dubai Port World Asia, salah satu operator pelabuhan laut dan fasilitator perdagangan terbesar di dunia dari UEA. Nilai investasi yang dibutuhkan sekitar US$1,2 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun (kurs Rp14.000).
Sumber pendanaannya ditanggung oleh antara Maspion dan DP World. Pembagiannya: Maspion 51% dan DP World sebesar 49%. Proyek ini diperkirakan akan ground-breaking pada tahun ini juga dan beroperasi secara komersial pada paruh pertama 2022. Pada fase pertama, pembangunan pelabuhan akan menelan dana sebesar US$350 juta.
Kepastian proyek ini berjalan setelah pada 12 Januari kemarin Maspion Grup dan DP World menandatangani perjanjian pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan pembangunan terminal peti kemas terpadu dan kawasan logistik industri. Upacara penandatanganan diadakan di hadapan HH Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Baik pihak Maspion ataupun DP World menyatakan bahwa model dan visi bisnis mereka selaras dengan komitmen Presiden Jokowi untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur dan memastikan semuanya agar terkoneksi satu sama lain.
“Kerja sama ini diyakini akan semakin memperkuat hubungan baik antara UEA dan Pemerintah Indonesia serta membawa DP World dan Maspion Group ke tingkat yang lebih tinggi dalam berpartisipasi bagi kemajuan Indonesia sebagai salah satu pemain ekonomi dunia yang penting,” begitu bunyi pernyataan kedua belah pihak.
Bersamaan dengan pelabuhan, juga akan dikembangkan kawasan logistik industri Gresik Gateway Industrial Park. Nantinya, kedua proyek itu akan saling terintegrasi sehingga bisa menyediakan jasa perdagangan kelas dunia, baik untuk domestik maupun internasional. Ujungnya, dapat mengambil peran penting sebagai gerbang perdagangan di wilayah timur Indonesia.
Tentu saja, proyek integratif itu akan berdampak positif terhadap perekonomian Kabupaten Gresik. Proyek pelabuhan itu akan menumbuhkan berbagai jenis industri maupun usaha baru yang manfaatnya dirasakan masyarakat. Alhasil, akan banyak tercipta lapangan pekerjaan untuk masyarakat Gresik dan sekitarnya. “Ke depan, Gresik akan menjadi kota yang memiliki pengaruh penting di Indonesia,” kata Mulyanto, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, seperti dikutip dari Radar Surabaya, beberapa waktu yang lalu.
Pembangunan Pelabuhan DP Maspion dan juga kawasan industrinya akan menarik minat investor lainnya untuk menanamkan uangnya di daerah Gresik. Dengan begitu, akan kian menambah kepercayaan diri masyarakat bahwa Gresik merupakan daerah tujuan investasi. Makanya, daerah itu sangat terbuka dan ramah terhadap investasi. “Kami membuka tangan selebar-lebarnya terhadap investor yang ingin menanamkan modalnya di Kabupaten Gresik,” kata Sambari Halim Radianto, Bupati Gresik.
Dengan adanya pelabuhan dan kawasan logistik, tentu saja akan semakin mempermudah aktivitas perdagangan, terutama ekspor. Apalagi, ekspor merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Gresik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Gresik, kontribusi ekspor terhadap PDRB terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2018, kontribusi ekspor Gresik diperkirakan mencapai 7,90%, naik dibanding 2017 yang berkontribusi sebesar 6,70%.
Banyak produk dari Kabupaten Gresik yang bisa diekspor ke luar negeri. Salah satunya adalah kacang hijau. Pada awal September tahun lalu, ada ekspor 125 ton kacang hijau dari PT Agro Tani Sukses Sejahtera Gresik. Sejak Januari–Agustus 2019, PT Argo telah merealisasikan ekspornya sebesar 750 ton ke Tiongkok, 1.250 ton ke Filipina. Tahun lalu, ekspor kacang hijau ditargetkan sebesar 5.000 ton.
Dengan beroperasinya pelabuhan peti kemas modern, tak cuma ekspor ke mancanegara yang bisa ditingkatkan, “ekspor” ke luar wilayah Gresik juga bisa terus didongkrak. Soalnya, Pelabuhan Maspion sudah memiliki kerja sama dengan perusahaan PT Jagad Zamrud Khatulistiwa untuk membuka pelayanan jasa transportasi laut. Kerja sama itu akan melayani Gresik-Jakarta atau sebaliknya dengan menggunakan kapal “roll on-roll off”.
Kerja sama itu tentu saja juga akan membantu menekan biaya logistik karena lebih banyak barang yang bisa diangkut. Biaya pengoperasian kapal juga bisa berkurang karena ada barang balik dengan menggunakan tarif paket yang dapat dibayar dengan satu pintu. Nah, penekanan biaya logistik itu tentu saja dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis yang lain.
Memang untuk bisa membuktikan semua hitungan-hitungan ekonomi tadi, kita masih harus menunggu selesainya pembangunan Pelabuhan DP Maspion International Container Terminal. Ya semoga. (I. Husni Isnaini)
(ysw)