Analis Prediksi Nasib Bitcoin Usai Halving Keempat

Selasa, 30 April 2024 - 19:57 WIB
loading...
Analis Prediksi Nasib Bitcoin Usai Halving Keempat
Bitcoin resmi memasuki tahap halving keempat. Halving memiliki pengaruh yang kuat untuk harga Bitcoin. FOTO/iStock
A A A
JAKARTA - Bitcoin resmi memasuki tahap halving keempat. Halving memiliki pengaruh yang kuat untuk harga mata uang jenis kripto terutama Bitcoin.

Para investor sudah lama menantikan Bitcoin halving. Dengan halving hadiah per blok para penambang Bitcoin telah dikurangi dari 6,25 BTC menjadi 3,215 BTC. Pemotongan berikutnya akan terjadi di tahun 2028, yang akan mengurangi hadiahnya menjadi 1,5625 BTC.

Berdasarkan perhitungan, halving ke-64 akan terjadi sekitar tahun 2.140, yang berarti 21 juta koin telah ditambang, dan penerbitan Bitcoin baru akan dihentikan. Dengan suplai yang terbatas tersebut harga Bitcoin diprediksi akan terus meningkat. Banyak analis yang memperkirakan halving akan menyebabkan kenaikan harga BTC lebih lanjut dalam jangka panjang.

Berkaca dara prose halving sebelumnya, dengan setiap siklus baru yang mengikuti peristiwa halving, harga Bitcoin selalu mencapai puncak baru. Pada akhir tahun 2013, sekitar satu tahun setelah halving pertama, Bitcoin mencapai harga USD1.200. Siklus pasar berikutnya memuncak di USD20K per Bitcoin di akhir tahun 2017, dan naik hingga USD69K di akhir tahun 2021 sebelum jatuh lagi.

Sedangkan, selama enam bulan terakhir ini, nilai BTC telah naik sekitar 140%. Sebagai perbandingan, selama periode waktu yang sama, harga Ethereum, yaitu mata uang kripto terbesar kedua, hanya meningkat sebesar 85%.

"Namun situasi saat ini unik. Pertama kalinya, Bitcoin melampaui puncak sebelumnya sebelum halving, mencapai USD73.000 di bulan Maret 2024," ungkap analis keuangan dari Octa, Kar Yong Ang dikutip melalui keterangan tertulis, Selasa (30/4/2024).



Dia menambahkan bahwa permintaan dari ETF bitcoin AS yang diluncurkan di bulan Januari merupakan faktor utama peningkatan harga tersebut. Pada saat yang sama, penghasilan para penambang berkurang tepat setengah. Sehingga, mereka perlu menghabiskan dua kali lipat waktu dan listrik untuk mendapatkan jumlah mata uang kripto yang sama. Karena harga energi tidak murah, para pemain terlemah diperkirakan akan meninggalkan pasar.

"Dalam kata lain, kami memperkirakan kurangnya pasokan dengan permintaan yang meningkat akan berpengaruh besar pada harga," ujarnya.

Halving Bitcoin sendiri adalah peristiwa penting dalam sejarah mata uang kripto major, yang menunjukkan penerbitannya yang terbatas dan mekanismenya untuk melawan inflasi.

Banyak yang meyakini bahwa Bitcoin, dengan sifat deflasinya, memiliki posisi bagus untuk menjadi penyimpanan nilai yang andal dalam perekonomian dunia yang tidak stabil, layaknya emas tradisional tetapi versi digital. Jika menelisik di tahun-tahun sebelumnya, Bitcoin kemungkinan akan memasuki fase pertumbuhan intens di akhir tahun 2024, di mana harganya diperkirakan melampaui USD200.000. Kondisi saat ini sangat berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2020, karena permintaan akan mata uang kripto sangatlah tinggi akibat EFT, dan defisitnya sudah terasa hari ini.



Sebagai informasi Octa adalah broker internasional yang menyediakan layanan trading online di seluruh dunia sejak tahun 2011. Octa menawarkan akses bebas komisi ke pasar finansial dan berbagai layanan yang telah digunakan klien dari 180 negara dengan lebih dari 42 juta akun trading.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1398 seconds (0.1#10.140)