Sri Mulyani Waspadai Dampak Virus Corona Terhadap Ekonomi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menilai pesimis ekonomi China di bulan Januari ini akibat wabah virus corona. Biasanya, momentum tahun baru Imlek dapat membantu meningkatkan konsumsi negaranya untuk menggairahkan ekonomi. Dengan kekhawatiran wabah corona, kata Sri Mulyani, ekonomi China telah kehilangan momentum.
Belum lagi, lanjutnya, hari libur Imlek pun terpaksa diperpanjang hingga awal Februari. Hal tersebut menjadi risiko yang tak terprediksi dan sangat berfluktuasi tinggi. Sehingga, semua negara wajib mewaspadai dan menyiapkan strategi untuk terus tumbuh.
"Dan kita tidak boleh buta terhadap perubahan lingkungan yang sangat tinggi dan sulit terbaca ini," terang Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Dia mengaku akan sangat mewaspadai dan terus mencermati perkembangan penyebaran virus korona yang mendunia. Sebab, dampak virus korona yang mengganggu perekonomian China juga dapat merembes ke perekonomian domestik.
"Karena berkaca pada pengalaman sebelumnya, saat dunia dihebohkan dengan virus SARS (sindrom pernafasan akut) yang terjadi pada kuartal pertama hingga kuartal kedua tahun 2002 di China, ekonomi India pun terkena imbas yang cukup signifikan," jelasnya.
Namun, Sri Mulyani menuturkan, perekonomian Indonesia dapat tetap terjaga dengan sumber pertumbuhan domestik. Akan tetapi, investasi akan mengalami pelemahan karena dipengaruhi oleh baku impor dan modal.
Belum lagi, lanjutnya, hari libur Imlek pun terpaksa diperpanjang hingga awal Februari. Hal tersebut menjadi risiko yang tak terprediksi dan sangat berfluktuasi tinggi. Sehingga, semua negara wajib mewaspadai dan menyiapkan strategi untuk terus tumbuh.
"Dan kita tidak boleh buta terhadap perubahan lingkungan yang sangat tinggi dan sulit terbaca ini," terang Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Dia mengaku akan sangat mewaspadai dan terus mencermati perkembangan penyebaran virus korona yang mendunia. Sebab, dampak virus korona yang mengganggu perekonomian China juga dapat merembes ke perekonomian domestik.
"Karena berkaca pada pengalaman sebelumnya, saat dunia dihebohkan dengan virus SARS (sindrom pernafasan akut) yang terjadi pada kuartal pertama hingga kuartal kedua tahun 2002 di China, ekonomi India pun terkena imbas yang cukup signifikan," jelasnya.
Namun, Sri Mulyani menuturkan, perekonomian Indonesia dapat tetap terjaga dengan sumber pertumbuhan domestik. Akan tetapi, investasi akan mengalami pelemahan karena dipengaruhi oleh baku impor dan modal.
(ven)