Bantah Bangunan Miring, Pagar Pembatas Pollux Habibie Dipastikan Aman
A
A
A
JAKARTA - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Batam pada Rabu (29/1) sore lalu, mengakibatkan tembok pagar kolam resapan di depan area ruko Blok F kawasan megasuperblok Pollux Meisterstadt Batam atau Pollux Habibie Batam menjadi rubuh, serta mengalirkan sejumlah material bangunan tembok ke arah Perumahan Citra Batam yang lokasinya bersisian langsung dengan dinding sepanjang kurang lebih 25 meter tersebut.
General Manager Pollux Meisterstadt Batam, Richie Laseduw, mengatakan musibah yang sifatnya force majeur ini terjadi akibat belum terkoneksinya antara drainase di dalam proyek dengan drainase kota sehingga menyebabkan area resapan menjadi meluap dan meruntuhkan dinding.
"Memang benar, karena meluap, air cukup banyak tertampung pada area kolam resapan depan Ruko Blok F dan mengalir ke tembok pagar kolam resapan sehingga mengakibatkan pagar tersebut rubuh. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan drainase yang belum terhubung," ucapnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (1/2/2020).
Paska kejadian tersebut, ujar Richie, selaku pengembang pihaknya mengaku bertanggung jawab dan langsung melakukan beberapa langkah terkait, diantaranya langsung meminta pihak kontraktor segera melakukan pembersihan di area-area yang terkena dampak dari rubuhnya pagar serta mendata rumah-rumah dan barang milik warga di Perumahan Citra Batam yang terkena kerusakan untuk selanjutnya dilakukan penggantian kerugian.
Menurut Richie, tak kurang sebanyak 75 tenaga harian, staf dan security Pollux Meisterstadt yang dibantu sejumlah warga, Pemerintah Kota serta pihak kepolisian sudah turun ke lokasi untuk bekerjasama melakukan pembersihan. Sebanyak tiga unit excavator dan tujuh unit dumptruck juga diturunkan ke lokasi kejadian untuk mempermudah pembersihan puing-puing beton.
"Sehari setelah kejadian atau tanggal 30 Januari 2020, sekitar pukul 05.00, jalanan yang tertutup puing dan lumpur sudah bersih dan kembali dapat dilalui kendaraan. Meski begitu, pembersihan masih tetap berlangsung sampai hari ini hingga esok. Bahkan tenaga harian kembali kita tambahkan sekitar 50 orang," jelas Richie.
Selain melakukan pembersihan, sebagai antisipasi penanggulangan sementara, lanjut Richie, dalam lahan proyek juga sudah dibuatkan tambahan kolam retensi dan pompa sebanyak tiga unit. Hal ini dilakukan sambil menunggu pembangunan tembok pagar kolam resapan yang baru. Nantinya akan dilakukan perhitungan dan redesain ulang untuk bangunan pagar dan saluran di dalam lahan proyek maupun di luar proyek. Termasuk, juga akan dibuat dua buah sumur resapan yang berada di lokasi perumahan Citra, sesuai desain konsultan Amdal.
"Selanjutnya, proses desain pagar baru berikut perhitungannya akan dimintakan persetujuan ke dinas terkait sebelum dilakukan pelaksanaan. Karena itu, secepat mungkin, pihak Pollux akan membuat kembali bangunan tembok pagar kolam resapan di depan ruko Blok F tersebut," katanya optimis, seraya menambahkan Perseroan berkomitmen menjamin pembangunan proyek Pollux Habibie Batam senantiasa mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan, baik kepada pekerja proyek maupun masyarakat sekitar.
Senada dengan Richie, Manager Managemen Konstruksi, Bima, menjelaskan untuk ke depannya, diharapkan musibah serupa tidak akan terulang lagi dengan terkoneksinya drainase di dalam proyek Pollux Habibie Batam dan drainase kota.
"Bisa dipastikan ke depannya keberadaan pagar pemisah cukup aman dikarenakan saluran selokan yang sudah terkoneksi dengan drainase umum," pungkas Bima.
Sementara itu, Dian Adi Cahyono, Project Manager PT PP (Persero) Tbk, selaku Main Contractor proyek pembangunan Pollux Habibie mengatakan, pihaknya membantah isu yang berkembang di masyarakat sejak dua hari terakhir, yang menyatakan konstruksi bangunan apartemen Pollux Habibie mengalami kemiringan sehingga dianggap tidak layak.
"Gedung apartemen dan mall dikerjakan dengan metode dan quality control yang kontinu sehingga PT PP (Persero) Tbk selaku kontraktor utama proyek pembangunan Pollux Habibie menjamin kualitas dan tentunya memenuhi spesifikasi, persyaratan serta aturan yang berlaku," ujar Dian.
Menurutnya, PT PP beserta konsultan manajemen konstruksi yang telah ditunjuk, terus melakukan pengecekan secara berkala pada seluruh bangunan dan diperoleh hasil bahwa tidak ada kemiringan pada bangunan tersebut.
General Manager Pollux Meisterstadt Batam, Richie Laseduw, mengatakan musibah yang sifatnya force majeur ini terjadi akibat belum terkoneksinya antara drainase di dalam proyek dengan drainase kota sehingga menyebabkan area resapan menjadi meluap dan meruntuhkan dinding.
"Memang benar, karena meluap, air cukup banyak tertampung pada area kolam resapan depan Ruko Blok F dan mengalir ke tembok pagar kolam resapan sehingga mengakibatkan pagar tersebut rubuh. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan drainase yang belum terhubung," ucapnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (1/2/2020).
Paska kejadian tersebut, ujar Richie, selaku pengembang pihaknya mengaku bertanggung jawab dan langsung melakukan beberapa langkah terkait, diantaranya langsung meminta pihak kontraktor segera melakukan pembersihan di area-area yang terkena dampak dari rubuhnya pagar serta mendata rumah-rumah dan barang milik warga di Perumahan Citra Batam yang terkena kerusakan untuk selanjutnya dilakukan penggantian kerugian.
Menurut Richie, tak kurang sebanyak 75 tenaga harian, staf dan security Pollux Meisterstadt yang dibantu sejumlah warga, Pemerintah Kota serta pihak kepolisian sudah turun ke lokasi untuk bekerjasama melakukan pembersihan. Sebanyak tiga unit excavator dan tujuh unit dumptruck juga diturunkan ke lokasi kejadian untuk mempermudah pembersihan puing-puing beton.
"Sehari setelah kejadian atau tanggal 30 Januari 2020, sekitar pukul 05.00, jalanan yang tertutup puing dan lumpur sudah bersih dan kembali dapat dilalui kendaraan. Meski begitu, pembersihan masih tetap berlangsung sampai hari ini hingga esok. Bahkan tenaga harian kembali kita tambahkan sekitar 50 orang," jelas Richie.
Selain melakukan pembersihan, sebagai antisipasi penanggulangan sementara, lanjut Richie, dalam lahan proyek juga sudah dibuatkan tambahan kolam retensi dan pompa sebanyak tiga unit. Hal ini dilakukan sambil menunggu pembangunan tembok pagar kolam resapan yang baru. Nantinya akan dilakukan perhitungan dan redesain ulang untuk bangunan pagar dan saluran di dalam lahan proyek maupun di luar proyek. Termasuk, juga akan dibuat dua buah sumur resapan yang berada di lokasi perumahan Citra, sesuai desain konsultan Amdal.
"Selanjutnya, proses desain pagar baru berikut perhitungannya akan dimintakan persetujuan ke dinas terkait sebelum dilakukan pelaksanaan. Karena itu, secepat mungkin, pihak Pollux akan membuat kembali bangunan tembok pagar kolam resapan di depan ruko Blok F tersebut," katanya optimis, seraya menambahkan Perseroan berkomitmen menjamin pembangunan proyek Pollux Habibie Batam senantiasa mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan, baik kepada pekerja proyek maupun masyarakat sekitar.
Senada dengan Richie, Manager Managemen Konstruksi, Bima, menjelaskan untuk ke depannya, diharapkan musibah serupa tidak akan terulang lagi dengan terkoneksinya drainase di dalam proyek Pollux Habibie Batam dan drainase kota.
"Bisa dipastikan ke depannya keberadaan pagar pemisah cukup aman dikarenakan saluran selokan yang sudah terkoneksi dengan drainase umum," pungkas Bima.
Sementara itu, Dian Adi Cahyono, Project Manager PT PP (Persero) Tbk, selaku Main Contractor proyek pembangunan Pollux Habibie mengatakan, pihaknya membantah isu yang berkembang di masyarakat sejak dua hari terakhir, yang menyatakan konstruksi bangunan apartemen Pollux Habibie mengalami kemiringan sehingga dianggap tidak layak.
"Gedung apartemen dan mall dikerjakan dengan metode dan quality control yang kontinu sehingga PT PP (Persero) Tbk selaku kontraktor utama proyek pembangunan Pollux Habibie menjamin kualitas dan tentunya memenuhi spesifikasi, persyaratan serta aturan yang berlaku," ujar Dian.
Menurutnya, PT PP beserta konsultan manajemen konstruksi yang telah ditunjuk, terus melakukan pengecekan secara berkala pada seluruh bangunan dan diperoleh hasil bahwa tidak ada kemiringan pada bangunan tersebut.
(ven)