Korban Kematian Virus Corona 361 Orang, IHSG dan Bursa Asia Goyang
A
A
A
JAKARTA - Wabah virus corona membuat pasar saham Asia terperosok pada penutupan dagang Senin (3/2/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup jatuh 55,88 poin atau 0,94% ke level 5.884,17.
Awal perdagangan, IHSG dibuka melanjutkan pelemahan 19,08 poin atau 0,32% ke posisi 5.920,97. Sepanjang Senin ini, IHSG diperdagangkan di 5.877,20-5.942,78.
Seluruh indeks sektoral, semuanya memerah. Sektor saham dengan pelemahan terbesar adalah perkebunan yang rontok 2,46%, sektor industri dasar jatuh 2,03% dan sektor infrastruktur anjlok 1,85%.
Dari 602 saham emiten yang diperdagangkan, 349 melemah, 140 stabil, dan 113 menguat. Nilai transaksi saham Rp6,96 triliun dari 6,65 miliar unit. Transaksi bersih asing -Rp812,20 miliar, dengan aksi jual asing Rp3,35 triliun dan aksi beli asing Rp2,53 triliun.
IHSG melemah merespon pasar saham Asia yang terperosok akibat wabah virus corona. Melansir dari CNBC, Senin (3/2/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan angka kematian akibat virus corona telah mencapai 361 orang. Jumlah kematian ini lebih besar dari 349 kematian selama epidemi SARS di China yang berlangsung dari 2002 hingga 2003.
Jumlah kematian tersebut telah mengkhawatirkan pasar. Investor pun memilih aset-aset safe haven dan melepas aset berisiko, terutama dari pasar emerging markets. Sehingga telah menggoyangkan pasar saham Asia.
Pasar saham China daratan ditutup anjlok sekitar 8%, setelah kembali dari libur panjang Imlek ditengah wabah virus corona yang sedang berlangsung. Indeks Shanghai jatuh 7,72% menjadi 2.746,61. Bursa Shenzhen turun 8,414% menjadi 1.609,00.
Namun indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,35%, pada jam terakhir perdagangannya, berkat kenaikan saham raksasa teknologi China Tencent dan Alibaba yang masing-masing melonjak 2,04% dan 2,5%.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 1,01% ke posisi 22.971,94, begitu juga indeks Topix turun 0,7% menjadi 1,672.66. Kospi Korea Selatan ditutup mendatar pada 2.118,88. ASX 200 Australia pulang lebih rendah 1,34% ke posisi 6.923,30, karena saham pertambangan utama mereka, BHP anjlok 2,92%.
Awal perdagangan, IHSG dibuka melanjutkan pelemahan 19,08 poin atau 0,32% ke posisi 5.920,97. Sepanjang Senin ini, IHSG diperdagangkan di 5.877,20-5.942,78.
Seluruh indeks sektoral, semuanya memerah. Sektor saham dengan pelemahan terbesar adalah perkebunan yang rontok 2,46%, sektor industri dasar jatuh 2,03% dan sektor infrastruktur anjlok 1,85%.
Dari 602 saham emiten yang diperdagangkan, 349 melemah, 140 stabil, dan 113 menguat. Nilai transaksi saham Rp6,96 triliun dari 6,65 miliar unit. Transaksi bersih asing -Rp812,20 miliar, dengan aksi jual asing Rp3,35 triliun dan aksi beli asing Rp2,53 triliun.
IHSG melemah merespon pasar saham Asia yang terperosok akibat wabah virus corona. Melansir dari CNBC, Senin (3/2/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan angka kematian akibat virus corona telah mencapai 361 orang. Jumlah kematian ini lebih besar dari 349 kematian selama epidemi SARS di China yang berlangsung dari 2002 hingga 2003.
Jumlah kematian tersebut telah mengkhawatirkan pasar. Investor pun memilih aset-aset safe haven dan melepas aset berisiko, terutama dari pasar emerging markets. Sehingga telah menggoyangkan pasar saham Asia.
Pasar saham China daratan ditutup anjlok sekitar 8%, setelah kembali dari libur panjang Imlek ditengah wabah virus corona yang sedang berlangsung. Indeks Shanghai jatuh 7,72% menjadi 2.746,61. Bursa Shenzhen turun 8,414% menjadi 1.609,00.
Namun indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,35%, pada jam terakhir perdagangannya, berkat kenaikan saham raksasa teknologi China Tencent dan Alibaba yang masing-masing melonjak 2,04% dan 2,5%.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 1,01% ke posisi 22.971,94, begitu juga indeks Topix turun 0,7% menjadi 1,672.66. Kospi Korea Selatan ditutup mendatar pada 2.118,88. ASX 200 Australia pulang lebih rendah 1,34% ke posisi 6.923,30, karena saham pertambangan utama mereka, BHP anjlok 2,92%.
(ven)