Marwan Jafar: Koperasi Kita Perlu Pembenahan Serius

Senin, 10 Februari 2020 - 05:45 WIB
Marwan Jafar: Koperasi...
Marwan Jafar: Koperasi Kita Perlu Pembenahan Serius
A A A
JAKARTA - Beberapa tahun belakangan, kabar kinerja dan prestasi sejumlah koperasi di Indonesia yang benar-benar sehat, beranggota aktif-cerdas serta memiliki aktivitas ekonomi atau bisnis yang bagus masih belum banyak.

Yang jelas, mereka terdiri dari koperasi-koperasi yang membesar dan sehat secara mandiri tanpa bantuan pemerintah, sangat profesional, mampu bersaing serta memiliki kepercayaan institusional yang kuat dan mampu menyejahterakan para anggota koperasi secara konkrit.

Di sisi lain, beberapa fakta menunjukkan sangat banyak oknum yang mengatasnamakan koperasi simpan pinjam yang menggasak dana warga masyarakat secara semena-mena.

Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Marwan Jafar, menyatakan dengan kondisi tersebut maka koperasi di Indonesia sudah sangat tertinggal. "Jika kita menengok kiprah beberapa koperasi produksi, jasa konsumen hingga pertanian di luar negeri yang sama-sama sedaratan Asia saja, Indonesia sungguh tertinggal," ujarnya, Minggu (9/2/2020).

Ia memberi contoh di Singapura ada koperasi konsumen beranggota 500.000 orang dan beromset Rp9,3 triliun per tahun yang dikendalikan oleh koperasi buruh (NTUC).

Koperasi Pertanian Zen Noh di Jepang, memproduksi hasil pertanian, mengemas dan mendistribusikan buat 5 jutaan anggota koperasi dan bervolume usaha USD13 miliar atau sekira Rp182 triliun.

Lalu di Korea Selatan ada juga koperasi pertanian Nonghyup atau National Agricultural Cooperative Federation (NACF) beranggota 2,35 juta orang dan punya volume usaha USD31,27 miliar serta berkinerja sosial baik.

Apalagi jika membandingkan dengan hebatnya kemajuan koperasi produsen sektor peternakan, perkebunan dan perdagangan di Eropa khususnya Inggris, Jerman, Denmark, Norwegia dan Finlandia, maka koperasi Indonesia wajib dibenahi serius.

"Terkait pencapaian perkoperasian sejumlah negara Asia, kita jadi bertanya-tanya terobosan atau gebrakan apa dan bagaimana yang sedang atau akan dilakukan oleh pihak Kementerian Koperasi dan UKM ke depan. Juga sejauh mana kontribusi keberadaan Dewan Koperasi Indonesia alias Dekopin buat memajukan dan menyehatkan perkoperasian kita?" ujar mantan Ketua Fraksi PKB ini bernada geregetan.

Marwan menyarankan, kehidupan perkoperasian Indonesia mesti dipetakan ulang melalui pendekatan SWOT alias apa saja modal kekuatan mereka, di mana kelemahan-kelemahan, tantangan terbesar yang harus ditaklukkan dan kiat-kiat jitu, nyata dan terukur seperti apa yang perlu ditempuh koperasi buat menyehatkan dan memajukan secara kelembagaan maupun penyadaran di tingkat individu atau keanggotaan.

Ia meyakini, dengan potensi sumberdaya alam, pangan dan energi yang dimiliki Indonesia akan sangat cocok dan tepat dikelola melalui prinsip-prinsip perkoperasian.

Ambil contoh di sektor perkebunan, para pekebun kelapa sawit yang berhimpun di koperasi di Sumatera umumnya dapat hidup sejahtera. Juga para petani tanaman hortikultura di Ciwidey, Jawa Barat, maupun para peternak sapi perah di Bandung Utara dan Selatan yang disiplin berkoperasi juga memiliki nilai keekonomian yang baik. Hal yang sama sudah lama dilakukan oleh Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur seperti memasok sayur-sayuran ke supermarket dari produksi agribisnis koperasi pesantrennya.

Di sisi lain, Marwan sangat prihatin banyaknya pihak atau lembaga berkedok koperasi dan biasanya koperasi simpan pinjam yang mengimingi bunga tinggi, kemudahan transaksi dan meminta uang muka simpanan.

Tapi begitu terbongkar kedoknya, mereka lari dari tanggung jawab, seperti pernah terjadi pada Koperasi Cipaganti, Bandung, ratusan pinjaman via online serta koperasi karyawan di PT Hanson I ternasional Tbk yang terkait kasus investasi di Jiwasraya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1227 seconds (0.1#10.140)