Gandeng Jepang, Kemenperin Olah Limbah Sawit Jadi Bahan Baku Kertas

Senin, 10 Februari 2020 - 12:09 WIB
Gandeng Jepang, Kemenperin...
Gandeng Jepang, Kemenperin Olah Limbah Sawit Jadi Bahan Baku Kertas
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalin kerja sama dengan perusahaan Jepang untuk mengembangkan produk bubur kertas dan pulp dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Upaya strategis ini direalisasikan oleh Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) bersama konsorsium PIC Co., Ltd dan Taizen Co., Ltd, yang bergerak di bidang manufaktur serta penjualan mesin industi pulp dan kertas.

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Restu Yuni Widayati mengatakan, langkah sinergi ini dilakukan melalui program Japan International Cooperation Agency (JICA). "Secara mekanis, teknologi yang digunakan dari Taizen Co., Ltd, di mana limbah TKKS tersebut bisa dijadikan sebagai bahan baku untuk industri kertas dan karton," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Senin (10/2/2020).

Melalui kolaborasi ini, Restu berharap industri pulp dan kertas dapat lebih mandiri dan tidak lagi ketergantungan dengan kertas jenis old corrugated cardboard (OCC). "Selain itu, untuk industri minyak sawit, juga memiliki keuntungan dengan dapat mengurangi biaya proses pengolahan dan pembuangan hasil samping yang selama ini dilakukan," tuturnya.

Restu menerangkan, tim PIC & Taizen telah mendatangkan teknologi Taizen dari Jepang ke Indonesia untuk dioperasikan di lingkungan BBPK Bandung. Diharapkan, penggunaan teknologi ini dapat turut berkontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan di Indonesia, terutama bagi industri kelapa sawit serta industri pulp dan kertas.

Menurutnya limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan menjadi bahan baku alternatif untuk memasok permintaan tersebut. "Apalagi, Indonesia memiliki keunggulan terhadap produksi kelapa sawit. Selain itu, sejalan dengan tekad pemerintah dalam mendorong program hilirisasi yang bertujuan dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri," jelasnya.

Selama ini, industri pulp dan kertas berkontribusi cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2019, industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman menyumbang 3,95% terhadap industri pengolahan nonmigas dengan pertumbuhan sebesar 8,14%. Bahkan, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) menilai permintaan domestik maupun global masih terus meningkat hingga 2%.

“Kebutuhan kertas saat ini didominasi untuk packaging (kertas kemas). Salah satunya diserap oleh industri kertas kemas, yakni berupa kertas medium dan liner untuk memproduksi kotak karton kemasan,” papar Kepala BBPK Saiful Bahri.

Merujuk data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, sepanjang tahun 2019, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan sekitar 14,68 juta hektar, dengan jumlah produksi mencapai 51,8 juta ton per tahun atau terbesar di dunia.

Setiap satuan berat tandan buah segar (TBS) sawit, diproyeksi bisa menghasilkan 21-23% TKKS. Selama ini, TKKS tersebut lebih banyak digunakan untuk pupuk kebun atau bahan bakar industri CPO. Diperkirakan, dengan kondisi saat ini, kebun kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kertas karton (medium linear) mencapai 45 juta ton.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1435 seconds (0.1#10.140)