IA-CEPA Diyakini Perluas Akses Pasar Indonesia-Australia

Senin, 10 Februari 2020 - 14:55 WIB
IA-CEPA Diyakini Perluas...
IA-CEPA Diyakini Perluas Akses Pasar Indonesia-Australia
A A A
JAKARTA - Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) diharapkan meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara untuk menjadi economic powerhouse di wilayah Asia Pasifik. Kerja sama ini juga diharapkan memberikan akses pasar lebih luas bagi kedua negara untuk menjadi bagian dari global value chain.

"Dalam hal ini, posisi Indonesia yang strategis meningkatkan daya saing Indonesia dalam menarik investasi dari negara lain," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Jakarta, Senin (10/2/2020).

Dia melanjutkan, Indonesia juga dapat menjadi hub produksi dengan pasokan dari Australia untuk diekspor ke wilayah lain, seperti Timur Tengah.

Di samping itu, sektor yang juga didorong dalam kerja sama ini adalah pariwisata dan pendidikan tinggi serta vokasi. Terlebih Indonesia tengah mengembangkan pusat-pusat wisata di luar Bali (10 New Bali).

"Wilayah yang menjadi peluang bagi Australia adalah Labuan Bajo dan Mandalika yang akan menyelenggarakan Moto GP 2021. Turis Australia kan banyak yang ke Bali. Nah kita minta pengusaha Australia untuk mengembangkan kedua wilayah tersebut supaya turis-turis dari sini nggak hanya ke Bali, tapi juga ke Mandalika dan Labuan Bajo," ujar Bahlil.

Untuk bidang pendidikan, imbuh dia, Australia telah memiliki banyak lembaga pendidikan kelas dunia khususnya dalam industri pariwisata dan perawatan kesehatan.

"Hal ini bisa dikerjasamakan dengan Indonesia untuk membangun pusat-pusat wisata 10 New Bali. Dengan adanya lembaga pendidikan tinggi/vokasi yang terstandarisasi dari Australia, tenaga kerja Indonesia pun diharapkan bisa mendapat sertifikasi siap kerja di dunia internasional," katanya.

Dalam kurun waktu 2015-2019, Australia tercatat baru berinvestasi sebanyak USD1,8 miliar, atau berada di peringkat 12 investor terbesar di Indonesia. Sektor yang mendominasi adalah pertambangan (44,7%), industri logam tidak termasuk permesinan dan peralatan industri (11,3%), serta perkebunan dan Peternakan (9,4%). Sementara, lokasi investasi Australia terfokus di Kalimantan (23,5%) dan Sumatera (23,1%).

Bahlil bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto telah bertemu dengan Minister for Trade, Tourism and Investment Simon Birmingham dan Minister for Agriculture, Drought and Emergence Management/Deputy Leader of the National Party David Littleproud guna membicarakan kelanjutan dari IA-CEPA.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1250 seconds (0.1#10.140)