IA-CEPA Bikin Ekspor Jauh Lebih Menguntungkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA) akan membuka peluang ekspor yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
Agus menuturkan, salah satu manfaat IA-CEPA yaitu kolaborasi dengan manfaatkan keunggulan negara masing-masing untuk menyasar kawasan di negara ketiga.
"Contohnya makanan olahan, daging yang diimpor dari Australia yang kemudian dikemas oleh Indonesia, dan diekspor ke timur. Hal ini membuat biaya produksi menjadi lebih rendah sehingga bisa bersaing di pasar global. Hal ini juga bisa diterapkan di industri lain seperti di industri kesehatan," kata Agus di Jakarta, Jumat (10/7/2020). (Baca juga : Bea Masuk Australia Jadi 0%, Mendag: IA-CEPA Kurangi Defisit Perdagangan )
Seperti diketahui, Kemendag sudah mencabut larangan ekspor bahan baku masker, masker, dan alat pelindung diri (APD) lainnya. Kebijakan ini dilakukan demi menggenjot kembali kinerja ekspor Indonesia dalam pemulihan ekonomi. "Alat kesehatan, APD dan masker kami sudah izinkan ekspor. Sudah kami buka (izinnya) untuk menggerakkan perekonomian," ujar Agus.
Dia mengungkapkan, selama Pandemi Covid-19 banyak industri beralih usahanya untuk memproduksi alat kesehatan. Sebab, saat itu APD sedang banyak permintaan. "Ada beberapa produsen garmen yang mengubah fokus usahanya dengan memproduksi APD," ungkapnya.
Selain produk industri kesehatan, IA-CEPA juga membuat potensi produk industri lainnya diekspor lebih banyak ke Australia. Misalnya saja seperti tekstil, produk kayu, makanan dan minuman olahan, produk kelautan dan perikanan, serta peralatan elektronik. Dengan semua potensi tersebut, Mendag yakin akan dapat mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia dan Australia.
Agus menuturkan, salah satu manfaat IA-CEPA yaitu kolaborasi dengan manfaatkan keunggulan negara masing-masing untuk menyasar kawasan di negara ketiga.
"Contohnya makanan olahan, daging yang diimpor dari Australia yang kemudian dikemas oleh Indonesia, dan diekspor ke timur. Hal ini membuat biaya produksi menjadi lebih rendah sehingga bisa bersaing di pasar global. Hal ini juga bisa diterapkan di industri lain seperti di industri kesehatan," kata Agus di Jakarta, Jumat (10/7/2020). (Baca juga : Bea Masuk Australia Jadi 0%, Mendag: IA-CEPA Kurangi Defisit Perdagangan )
Seperti diketahui, Kemendag sudah mencabut larangan ekspor bahan baku masker, masker, dan alat pelindung diri (APD) lainnya. Kebijakan ini dilakukan demi menggenjot kembali kinerja ekspor Indonesia dalam pemulihan ekonomi. "Alat kesehatan, APD dan masker kami sudah izinkan ekspor. Sudah kami buka (izinnya) untuk menggerakkan perekonomian," ujar Agus.
Dia mengungkapkan, selama Pandemi Covid-19 banyak industri beralih usahanya untuk memproduksi alat kesehatan. Sebab, saat itu APD sedang banyak permintaan. "Ada beberapa produsen garmen yang mengubah fokus usahanya dengan memproduksi APD," ungkapnya.
Selain produk industri kesehatan, IA-CEPA juga membuat potensi produk industri lainnya diekspor lebih banyak ke Australia. Misalnya saja seperti tekstil, produk kayu, makanan dan minuman olahan, produk kelautan dan perikanan, serta peralatan elektronik. Dengan semua potensi tersebut, Mendag yakin akan dapat mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia dan Australia.
(ind)