Erick Thohir Kebut Holding RS BUMN Rampung Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mengebut, persiapan konsolidasi rumah sakit (RS) pelat merah yang ditargetkan akan selesai tahun ini. Dengan fase awal yang dilakukan dengan membentuk konsolidasi dan proses integrasi yang dilakukan oleh dua perusahaan yakni PT Pelni dan PT Pertamina.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, proses konsolidasi rumah sakit di kedua perusahaan ditargetkan dapat rampung pada Juni 2020, yang kemudian dilanjutkan rumah sakit BUMN lainnya. Konsolidasi fase pertama ini diharapkan memiliki pendapatan hingga Rp5,6 triliun.
Lebih lanjut terang dia, tahapan integrasi operasional sudah dapat dilakukan paling lambat pada Juni 2020. Proses ini dapat dilakukan tanpa menunggu proses pelimpahan kepemilikan. Hal ini dilakukan lebih cepat agar pemetaan kebutuhan pengembangan jaringan RS bisa lebih cepat.
"Tahap satu, Juni ini sudah bisa selesai. Pokoknya kami usahakan semuanya tahun ini. Dengan konsep sekarang (RS Pelni) tidak bisa individu yang go public. Kurang lebih begitu (Pertamedika) bisa go public, tapi saya belum bisa bicara ke arah sana," jelasnya.
(Baca Juga: Efek Virus Corona, Menteri Erick Thohir: Orang Asia Dipandang Penyakitan
Adapun saat ini jumlah rumah sakit yang dimiliki BUMN mencapai 64, dengan 13 klinik utama, 127 klinik pratama, dan 6 klinik estetika serta jumlah tempat tidur mencapai 6500. Pada tahap kedua, diterangkan akan mengintegrasikan kedua rumah sakit ini dengan 5 rumah sakit milik BUMN lainnya.
Tahap ketiga mengintegrasikan seluruh rumah sakit yang belum masuk dalam konsolidasi. Nantinya jika semua digabungkan, Erick meyakini pendapatan dari holding RS akan meningkat signifikan. "Pertama kan Pelni dan Pertamina. Habis itu lain-lain, kalau bisa tahun ini ya tahun ini," ujar Erick.
Sambung dia mengatakan dengan konsolidasi ini diharapkan rumah sakit BUMN dapat lebih fokus di dunia kesehatan. Pasalnya selama ini RS milik BUMN tidak cukup berfokus pada hal itu karena dimiliki oleh perusahaan yang memiliki fokus bisnis berbeda.
"Sebagai fase awal konsolidasi ini akan melibatkan PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) dengan PT Rumah Sakit Pelni. Tahap selanjutnya, akan diikuti dengan konsolidasi yang melibatkan perusahaan RS milik PTPN, Pelindo, dan lain-lain," jelasnya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, proses konsolidasi rumah sakit di kedua perusahaan ditargetkan dapat rampung pada Juni 2020, yang kemudian dilanjutkan rumah sakit BUMN lainnya. Konsolidasi fase pertama ini diharapkan memiliki pendapatan hingga Rp5,6 triliun.
Lebih lanjut terang dia, tahapan integrasi operasional sudah dapat dilakukan paling lambat pada Juni 2020. Proses ini dapat dilakukan tanpa menunggu proses pelimpahan kepemilikan. Hal ini dilakukan lebih cepat agar pemetaan kebutuhan pengembangan jaringan RS bisa lebih cepat.
"Tahap satu, Juni ini sudah bisa selesai. Pokoknya kami usahakan semuanya tahun ini. Dengan konsep sekarang (RS Pelni) tidak bisa individu yang go public. Kurang lebih begitu (Pertamedika) bisa go public, tapi saya belum bisa bicara ke arah sana," jelasnya.
(Baca Juga: Efek Virus Corona, Menteri Erick Thohir: Orang Asia Dipandang Penyakitan
Adapun saat ini jumlah rumah sakit yang dimiliki BUMN mencapai 64, dengan 13 klinik utama, 127 klinik pratama, dan 6 klinik estetika serta jumlah tempat tidur mencapai 6500. Pada tahap kedua, diterangkan akan mengintegrasikan kedua rumah sakit ini dengan 5 rumah sakit milik BUMN lainnya.
Tahap ketiga mengintegrasikan seluruh rumah sakit yang belum masuk dalam konsolidasi. Nantinya jika semua digabungkan, Erick meyakini pendapatan dari holding RS akan meningkat signifikan. "Pertama kan Pelni dan Pertamina. Habis itu lain-lain, kalau bisa tahun ini ya tahun ini," ujar Erick.
Sambung dia mengatakan dengan konsolidasi ini diharapkan rumah sakit BUMN dapat lebih fokus di dunia kesehatan. Pasalnya selama ini RS milik BUMN tidak cukup berfokus pada hal itu karena dimiliki oleh perusahaan yang memiliki fokus bisnis berbeda.
"Sebagai fase awal konsolidasi ini akan melibatkan PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) dengan PT Rumah Sakit Pelni. Tahap selanjutnya, akan diikuti dengan konsolidasi yang melibatkan perusahaan RS milik PTPN, Pelindo, dan lain-lain," jelasnya.
(akr)