Ekonom Sebut Target Kemudahan Berusaha ke Posisi 40 Sulit Tercapai
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah mengatakan target peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing business (EoDB) Indonesia yang dipasang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk naik peringkat ke posisi 40 akan sangat sulit. Apabila pemerintah tidak memiliki strategi yang baik dalam meningkatkan kemudahan berusaha.
"Dengan ragam hambatan ini dan tanpa strategi yang jelas saya kira sulit untuk mencapai target yang dicanangkan presiden. Paling tidak belum dalam jangka pendek, tidak juga dalam jangka 5 tahun ke depan," ujar Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, target memperbaiki peringkat EoDB menjadi posisi 40 memang terkesan sangat ambisius tetapi bukan sesuatu yang mustahil. Adapun yang menentukan target tersebut realistic atau tidak buhan hanya target sendiri tetapi harus juga menimbang upaya-upaya untuk meraihnya.
"Masalahnya sejauh ini pemerintah tidak punya strategi yang jelas untuk mencapai target tersebut. Bagaimana strategi itu dijabarkan ke semua Kementerian dan Lembaga (K/L) sementara kita tahu hambatan investasi tidak hanya ada di satu kementerian atau lembaga tapi tersebar. Bahkan justru hambatan itu muncul karena ego masing-masing dan kementerian serta lembaga," jelasnya
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, target peringkat kemudahan berusaha atau EoDB Indonesia yang dipasang Presiden Jokowi baru bisa dicapai dalam tiga tahun ke depan. Dia juga menekankan BKPM siap memperbaiki setiap komponen pada ekonomi untuk mendongkrak posisi Indonesia yang saat ini bertengger di peringkat 73.
Bahlil Lahadalia mengutarakan, pada tahun 2023 peringkat bisnis akan mencapai posisi ke-40 seusai target dari Joko Widodo (Jokowi). "Saya pikir itu beberapa hal yang perlu disampaikan dan kami targetkan tahun 2021, EODB kita akan naik peringkat. Lalu sesuai presiden, 2023 menjadi 4," katanya.
"Dengan ragam hambatan ini dan tanpa strategi yang jelas saya kira sulit untuk mencapai target yang dicanangkan presiden. Paling tidak belum dalam jangka pendek, tidak juga dalam jangka 5 tahun ke depan," ujar Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, target memperbaiki peringkat EoDB menjadi posisi 40 memang terkesan sangat ambisius tetapi bukan sesuatu yang mustahil. Adapun yang menentukan target tersebut realistic atau tidak buhan hanya target sendiri tetapi harus juga menimbang upaya-upaya untuk meraihnya.
"Masalahnya sejauh ini pemerintah tidak punya strategi yang jelas untuk mencapai target tersebut. Bagaimana strategi itu dijabarkan ke semua Kementerian dan Lembaga (K/L) sementara kita tahu hambatan investasi tidak hanya ada di satu kementerian atau lembaga tapi tersebar. Bahkan justru hambatan itu muncul karena ego masing-masing dan kementerian serta lembaga," jelasnya
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, target peringkat kemudahan berusaha atau EoDB Indonesia yang dipasang Presiden Jokowi baru bisa dicapai dalam tiga tahun ke depan. Dia juga menekankan BKPM siap memperbaiki setiap komponen pada ekonomi untuk mendongkrak posisi Indonesia yang saat ini bertengger di peringkat 73.
Bahlil Lahadalia mengutarakan, pada tahun 2023 peringkat bisnis akan mencapai posisi ke-40 seusai target dari Joko Widodo (Jokowi). "Saya pikir itu beberapa hal yang perlu disampaikan dan kami targetkan tahun 2021, EODB kita akan naik peringkat. Lalu sesuai presiden, 2023 menjadi 4," katanya.
(akr)