Ingat! Kartu Prakerja Tidak Beri Jaminan Langsung Dapat Kerja
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memastikan Kartu Prakerja akan dirilis April mendatang. Namun, ditegaskan pula bahwa Kartu Prakerja ini tidak menjamin seseorang akan langsung mendapatkan pekerjaan.
Adapun, berdasarkan data yang dimiliki pemerintah, jumlah pengangguran di usia 20-24 tahun saat ini sekitar 2,8 juta orang dengan lulusan SMA/SMK/MA berjumlah 1,8 juta orang. (BacaJuga: Dirilis April, Kartu Prakerja Bakal Diedarkan di Jabodetabek)
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, dengan tingginya angka pengangguran di usia produktif tersebut, maka perlu dipikirkan sebaik-baiknya agar setelah mereka setelah lulus dan tidak mampu melanjutkan pendidikan tinggi akan ada tempat untuk mereka bekerja.
"Tetapi bukan berarti pemerintah memberikan jaminan sepenuhnya bahwa nanti Kartu Prakerja itu tidak memberikan jaminan 2 juta itu bisa seluruhnya mendapatkan pekerjaan, karena pemerintah tidak mungkin bisa mengendalikan lapangan tenaga kerja," ujar Moeldoko di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Dia menambahkan, program ini menegaskan bahwa pemerintah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap anak-anak sekolah dan orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Dengan Kartu Prakerja nantinya mereka akan diberikan kesempatan untuk upscaling. Untuk yang baru lulus sekolah akan diberikan kemampuan atau skill agar mereka siap untuk bekerja," jelasnya.
Dia menerangkan, dari 2 juta kartu yang akan dikeluarkan untuk pertama kali, nantinya 500 kartu akan dikelola secara konvensional oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan 1,5 juta sisanya akan dijalankan secara digital dengan menunjuk pihak lain sebagai PMO (project managenent office).
"Jumlahnya sementara ini 2 juta, saya yakin pada periode 2021 kalau program ini berjalan dengan baik, satu kalimat dari presiden, 'Saya ingin kartu pra kerja ini netes', beliau sangat tidak ingin dan tidak mau alokasi anggaran Rp10 triliun itu ke laut, tidak hanya mau menjalankan program, tapi juga sebagai solusi kepada teman-teman kita," tandasnya.
Adapun, berdasarkan data yang dimiliki pemerintah, jumlah pengangguran di usia 20-24 tahun saat ini sekitar 2,8 juta orang dengan lulusan SMA/SMK/MA berjumlah 1,8 juta orang. (BacaJuga: Dirilis April, Kartu Prakerja Bakal Diedarkan di Jabodetabek)
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, dengan tingginya angka pengangguran di usia produktif tersebut, maka perlu dipikirkan sebaik-baiknya agar setelah mereka setelah lulus dan tidak mampu melanjutkan pendidikan tinggi akan ada tempat untuk mereka bekerja.
"Tetapi bukan berarti pemerintah memberikan jaminan sepenuhnya bahwa nanti Kartu Prakerja itu tidak memberikan jaminan 2 juta itu bisa seluruhnya mendapatkan pekerjaan, karena pemerintah tidak mungkin bisa mengendalikan lapangan tenaga kerja," ujar Moeldoko di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Dia menambahkan, program ini menegaskan bahwa pemerintah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap anak-anak sekolah dan orang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Dengan Kartu Prakerja nantinya mereka akan diberikan kesempatan untuk upscaling. Untuk yang baru lulus sekolah akan diberikan kemampuan atau skill agar mereka siap untuk bekerja," jelasnya.
Dia menerangkan, dari 2 juta kartu yang akan dikeluarkan untuk pertama kali, nantinya 500 kartu akan dikelola secara konvensional oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan 1,5 juta sisanya akan dijalankan secara digital dengan menunjuk pihak lain sebagai PMO (project managenent office).
"Jumlahnya sementara ini 2 juta, saya yakin pada periode 2021 kalau program ini berjalan dengan baik, satu kalimat dari presiden, 'Saya ingin kartu pra kerja ini netes', beliau sangat tidak ingin dan tidak mau alokasi anggaran Rp10 triliun itu ke laut, tidak hanya mau menjalankan program, tapi juga sebagai solusi kepada teman-teman kita," tandasnya.
(fjo)