Menkop dan UKM Teten Masduki Sebut 3 Masalah Hambat Produksi Susu

Kamis, 20 Februari 2020 - 10:01 WIB
Menkop dan UKM Teten Masduki Sebut 3 Masalah Hambat Produksi Susu
Menkop dan UKM Teten Masduki Sebut 3 Masalah Hambat Produksi Susu
A A A
JAKARTA - Menkop dan UKM Teten Masduki menyambut baik upaya PT Global Dairi Alami (PT GDA) berkontribusi dalam mengurangi impor susu sapi. Adapun GDA merupakan salah satu anak perusahaan dari Djarum Group yang memiliki lahan seluas lebih kurang lima puluh hektar (+-50 ha) yang berlokasi di Kecamatan Dawuan Desa Kalijati, Subang.

Menteri Teten menyebut ada tiga masalah yang menghambat produksi susu sapi Indonesia, yang membuat kebutuhan susu masih didominasi oleh produk impor.

Ketiga masalah tersebut adalah bibit sapi yang tidak produktif, minimnya ketersediaan lahan untuk pakan, serta permodalan. "Hal ini yang membuat selisih antara konsumsi dan produksi susu masih tak seimbang," ujar Teten usai pertemuan dengan CEO PT GDA Ihsan Mulia Putri dan jajarannya di Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Teten menjelaskan guna meningkatkan produktivitas, perlu peremajaan bibit agar menghasilkan sapi yang produktif. "Selain bibit, pemerintah juga membuka kans impor sperma sapi untuk mendapatkan jenis yang bagus," jelasnya.

Lebih lanjut, Teten menjelaskan saat ini mayoritas peternak kecil telah memiliki koperasi sehingga semakin memudahkan untuk mendapatkan bantuan modal. “Kelembagaannya sudah bagus tinggal genjot produksi,” kata dia.

Teten juga mengatakan masih ada ruang besar bagi peternak untuk memacu produksi lantaran konsumsi masyarakat terus bertambah. Dia juga akan menggandeng Kementerian Pertanian untuk terus mencari cara manambah pasokan komoditas pangan. “Kalau permintaannya masih tinggi, karena industri susu ini tumbuh 15% setahun,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, CEO PT GDA Ihsan Mulai Putri mengatakan kebutuhan susu dalam negeri selama ini lebih banyak dipenuhi dari impor. Produksi susu dari sapi perah lokal hanya mampu memenuhi kebutuhan susu sebesar 20%.

"Berangkat dari kondisi itu, kami mendirikan Industri peternakan sapi terpadu, dari hulu sampai hilir. Artinya dari peternakan sapi perah sampai nantinya bisa dihidangkan di meja," katanya.

Putri juga menyatakan siap mendukung upaya pemerintah melakukan substitusi impor susu sapi, dimana ditargetkan produksi SSDN (Susu Segar Dalam Negeri) bisa memenuhi 40% kebutuhan.

"Kami ikut berkontribusi dengan mendatangkan sapi Holstein sebanyak 6.000 ekor dari Australia, yang akan diternakkan dengan standar internasional," katanya.

PT GDA sendiri merupakan industri peternakan sapi terpadu yang dimana nantinya akan menghasilkan produk berupa susu segar yang langsung diolah dan di proses dari 6000 ekor sapi perah yang kemudian diolah dan diproses melalui pabrik pengolahan susu dan dikemas dalam kemasan sehingga langsung dapat didistribusikan ke konsumen.

Sapi holstein merupakan salah satu trah sapi perah yang dikenal sebagai sapi yang terbanyak memproduksi susu. Di Indonesia sapi jenis ini dapat menghasilkan susu 20 liter/hari, tetapi rata-rata produksi 10 liter/hari atau 3.050 kg susu 1 kali masa laktasi.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8342 seconds (0.1#10.140)