Tiket Mahal, Pengamat: Stop Kambing Hitamkan Harga Avtur Pertamina

Jum'at, 21 Februari 2020 - 19:06 WIB
Tiket Mahal, Pengamat: Stop Kambing Hitamkan Harga Avtur Pertamina
Tiket Mahal, Pengamat: Stop Kambing Hitamkan Harga Avtur Pertamina
A A A
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Energi Sofyano Zakaria menyayangkan pihak maskapai yang selalu mengkambinghitamkan harga avtur sebagai penyebab mahalnya harga tiket penerbangan dalam negeri. Menurut dia, maskapai terkesan selalu menjadikan avtur sebagai isu utama yang disuarakan ke publik dengan tujuan membuat masyarakat memaklumi mahalnya tiket penerbangan.

"Kenapa harga avtur Pertamina selalu dijadikan kambing hitam penyebab mahalnya harga tiket penerbangan dalam negeri, bahkan selalu dibandingkan dengan harga avtur di Singapura?" ujar Sofyano di Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Pernyataan itu diungkapkannya menanggapi bos maskapai Lion Air Group Rusdi Kirana yang mengatakan bahwa dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Singapura, harga bahan bakar pesawat di Indonesia kalah bersaing.

"Hal ini menyebabkan komponen HPP membengkak. Memang komponen pembentuk harga operasional penerbangan dipengaruhi oleh berbagai faktor, tetapi tingginya harga avtur dalam negeri sangat berpengaruh terhadap HPP," katanya beberapa waktu lalu.

Rusdi juga menyoroti perbedaan harga avtur di Indonesia bagian timur dan barat. Rusdi mengungkapkan, saat ini selisih harga avtur di Indonesia timur dan barat terpaut Rp4.000/liter sehingga menjadi masalah tersendiri. "Kita lihat harga avtur di Jawa Rp9.000, sedangkan di Ambon Rp12.000/liter," tuturnya.

Karena itu, Rusdi mendesak pemerintah dan Pertamina untuk menyeragamkan harga avtur di dalam negeri. Dengan kebijakan avtur satu harga, kata dia, akan memungkinkan bagi maskapai untuk menurunkan harga tiket pesawat, khususnya untuk penerbangan rute timur.

Namun, berdasarkan data, Sofyano membantah anggapan mengenai mahalnya harga avtur Pertamina. Ia mencontohkan, harga avtur Singapura pada Januari 2020 yang mencapai Rp10.692,39/liter, sedangkan di Cengkareng hanya Rp9.088,72/liter. Bahkan harga avtur Singapura pada Februari 2020 sebesar Rp10.452,65/liter dan di Cengkareng hanya Rp8.680,61/liter.

"Lah kok harga avtur Pertamina selalu dibilang lebih mahal dari Singapura? Ini kan aneh," cetusnya.

Dia melanjutkan, dari data yang ada, harga avtur Pertamina tak hanya lebih rendah dari harga jual di Singapura tapi juga di beberapa negara ASEAN lainnya. Terkait beda harga jual avtur Pertamina di Cengkareng, Jakarta, dengan beberapa daerah di Nusantara, Sofyano mengatakan bahwa hal itu wajar karena terkait dengan volume penjualan serta ongkos angkut. "Seharusnya pihak airlines paham soal ini," ujarnya.

Sofyano khawatir, suara-suara yang menuding harga avtur Pertamina selalu lebih mahal itu dilandasi maksud terselubung. "Bisa saja untuk tujuan mengkerdilkan bisnis avtur BUMN. Yang pasti, bisnis avtur Pertamina tentu akan terus diincar oleh pihak lain, dan ini wajar-wajar saja. Asal jangan sampai nanti yang diincar hanya pada bandara-bandara besar dan 'basah' saja," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4051 seconds (0.1#10.140)