Harga Minyak Kembali Jatuh, Penurunan Mingguan Terbesar Sejak 2014

Jum'at, 28 Februari 2020 - 11:56 WIB
Harga Minyak Kembali Jatuh, Penurunan Mingguan Terbesar Sejak 2014
Harga Minyak Kembali Jatuh, Penurunan Mingguan Terbesar Sejak 2014
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada Jumat (28/2/2020). Harga si emas hitam telah melemah selama enam sesi berturut-turut, menjadi penurunan mingguan terbesar sejak November 2014.

Selama sepekan ini, harga minyak telah tekor 12% imbas dari meningkatnya kekhawatiran pasar atas penyebaran virus corona ke seluruh dunia. Sehingga mengancam pertumbuhan ekonomi global dan berdampak pada lesunya permintaan minyak.

Melansir dari CNBC, Jumat (28/2), Komisi Nasional Kesehatan China melaporkan pada Kamis kemarin ada tambahan 327 kasus baru dan 44 orang meninggal dunia. Sehingga total korban virus corona di China adalah 2.788 orang meninggal dan 78.824 orang terinfeksi.

Virus ini telah menyebar ke 46 negara di dunia dan menewaskan 57 orang. Investor khawatir epidemi bisa berubah menjadi pandemi dan memberikan pukulan yang merusak bagi ekonomi global.

Akibat dari kekhawatiran itu, mengutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent International turun 90 sen atau 1,7% ke level USD50,83 per barel pada pukul 01:41 GMT. Harga Brent telah turun 12% dalam seminggu ini, menjadi penurunan mingguan tertajam sejak pertengahan Januari 2016.

Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) turun 73 sen atau 1,6%, menjadi USD56,36 per barel. Harga WTI telah jatuh 13% selama minggu ini, penurunan mingguan terbesar sejak November 2014.

Dengan infeksi baru yang dilaporkan di seluruh dunia sekarang ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa semua negara perlu mempersiapkan diri untuk memerangi virus corona.

"Dan harga minyak bergerak melemah seiring kabar banjir wabah corona," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar di AxiCorp di Singapura.

Untuk mengatasi penurunan harga terus menerus, pasar minyak berharap Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, terutama Rusia, kembali melakukan pemotongan produksi.

OPEC+ saat ini telah mengurangi produksi sekitar 1,2 juta barel per hari untuk mendukung harga. Kelompok ini dijadwalkan mengadakan pertemuan di Wina, Austria, pada 5-6 Maret mendatang untuk melakukan kebijakan minyak dalam menghadapi wabah virus corona.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7405 seconds (0.1#10.140)