USD5 Triliun Tinggalkan Bursa Global Saat Virus Corona Menyebar di Tiga Benua

Jum'at, 28 Februari 2020 - 20:02 WIB
USD5 Triliun Tinggalkan...
USD5 Triliun Tinggalkan Bursa Global Saat Virus Corona Menyebar di Tiga Benua
A A A
BEIJING - Negara di tiga benua melaporkan kasus pertama mereka dari virus corona pada hari, Jumat (28/2/2020) untuk menjadi pertanda dunia harus bersiap pandemi corona dan membuat investor membuang ekuitas mereka di tengah bayang-bayang resesi global. Dunia dilanda kepanikan virus corona hingga membuat pasar saham anjlok kembali, atau berada dalam jalur terburuk mingguan sejak krisis keuangan global dan membawa kabur USD5 triliun dari bursa global.

Harapan bahwa epidemi yang berawal dari China pada akhir tahun lalu bakal berakhir dalam beberapa bulan, dan aktivitas ekonomi kembali normal dengan cepat telah hancur karena jumlah kasus Internasional yang terjangkir corona terus meluas.

"Investor mencoba memprediksi harga yang harus dibayar dalam skenario terburuk dan risiko terbesar dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat (AS) saat ini dan negara utama lainnya di luar Asia," kata SEI Investments Head dari Asian Equities John Lau seperti dilansir Reuters hari ini.

"Ini adalah sepenuhnya ketidakpastian, karena tidak ada yang tahu jawabannya dan pasar yang sebenarnya panik," sambungnya.

Daratan China melaporkan 327 kasus baru terjangkit virus corona, atau terendah sejak 23 Januari dengan catatan ada lebih dari 78.800 kasus dengan jumlah meninggal dunia diperkirakan mencapai hampir 2.800. Tak hanya itu, wabah virus corona terus menyebar di luar China menyentuh benua lain. Empat negara lainnya melaporkan kasus pertama mereka, dengan terinfeksi berjumlah 55 orang dengan lebih dari 4.200 kasus yang telah menewaskan 70 orang.

(Baca Juga: Investor Panik Wabah Covid-19, Ekonom: Hanya Bersifat Temporer)

Negara selain China sekarang angkanya sekitar tiga perempat dari infeksi baru. Seorang pria Italia yang tiba di Nigeria dikonfirmasi sebagai kasus virus corona pertama di Afrika dengan negara yang paling padat penduduknya. Dan seseorang yang kembali pada penerbangan dari Iran menjadi yang pertama di Selandia Baru. Di Eropa Timur, Belarus dan Lithuania juga melaporkan kasus pertama mereka.

Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, bahwa semua negara harus bersiap. "Virus ini memiliki potensi pandemi. Ini bukan waktunya untuk takut. Ini adalah saatnya mengambil tindakan untuk mencegah infeksi dan menyelamatkan nyawa," kata Tedros di Jenewa pada hari Kamis.

Lembaga pemeringkat Moody's mengatakan pandemi -yang biasanya diperuntukkan untuk penyakit yang menyebar dengan cepat di tempat yang berbeda-beda- akan memicu resesi global dan AS pada semester pertama tahun ini.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1664 seconds (0.1#10.140)