Erick Thohir Izinkan BUMN Farmasi Impor Bahan Masker dari Eropa
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat ini, bahan pembuatan masker yang diperdagangkan di apotek Kimia Farma berasal dari China. Menimbang situasi saat ini, Erick akan mengizinkan BUMN farmasi melakukan impor bahan masker dari Eropa.
"Jadi, kalau nanti stok habis, kita harus beli dari Eropa. Sudah ada stoknya di Eropa, tetapi harga di sana pasti lebih mahal, sebab bahannya berbeda," ucap Erick di sela mengunjungi apotek Kimia Farma di Menteng Huis, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Karena itu, dia berharap agar masyarakat tidak termakan isu yang tidak benar jika Kimia Farma nanti terpaksa menaikkan harga masker produksinya.
"Jadi, jangan digosipin, kalau stok bahan buatan China habis, lalu tiba-tiba harga naik, lalu dibilang Kimia Farma mengambil kesempatan dari kesempitan," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Erick juga menekankan pentingnya konsolidasi antar-BUMN dalam situasi ini, mulai dari yang bergerak di bidang kesehatan, pangan, energi, dan lain sebagainya. Dengan ancaman virus corona saat ini, dia meyakini ketersediaan makanan dan kesehatan menjadi hal yang terutama.
"Kita tahu usia penduduk Indonesia saat ini adalah mayoritas muda. Namun, 20-30 tahun lagi, mayoritas tua. Artinya, isu kesehatan akan menjadi ancaman. Apalagi terbukti dengan epidemi yang menjadi pandemi, maka ancamannya bukan hanya kesehatan saja melainkan ekonomi," tegasnya.
Ditambahkannya, holding BUMN sektor farmasi dan BUMN yang berkaitan harus sudah mulai memikirkan teknologi yang tepat untuk menjaga ketersediaan dan keamanan dalam lini kesehatan.
"Karena nanti ada penggabungan rumah sakit, berarti kualitas dokter akan ditingkatkan, ilmuwan-ilmuwan yang ada di BUMN, penemuan-penemuan harus dlakukan, sehingga nantinya menjadi salah satu pilar BUMN. Artinya, bagaimana penemuan teknologi menjadi ujung tombak BUMN ke depannya," tegas dia.
"Jadi, kalau nanti stok habis, kita harus beli dari Eropa. Sudah ada stoknya di Eropa, tetapi harga di sana pasti lebih mahal, sebab bahannya berbeda," ucap Erick di sela mengunjungi apotek Kimia Farma di Menteng Huis, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Karena itu, dia berharap agar masyarakat tidak termakan isu yang tidak benar jika Kimia Farma nanti terpaksa menaikkan harga masker produksinya.
"Jadi, jangan digosipin, kalau stok bahan buatan China habis, lalu tiba-tiba harga naik, lalu dibilang Kimia Farma mengambil kesempatan dari kesempitan," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Erick juga menekankan pentingnya konsolidasi antar-BUMN dalam situasi ini, mulai dari yang bergerak di bidang kesehatan, pangan, energi, dan lain sebagainya. Dengan ancaman virus corona saat ini, dia meyakini ketersediaan makanan dan kesehatan menjadi hal yang terutama.
"Kita tahu usia penduduk Indonesia saat ini adalah mayoritas muda. Namun, 20-30 tahun lagi, mayoritas tua. Artinya, isu kesehatan akan menjadi ancaman. Apalagi terbukti dengan epidemi yang menjadi pandemi, maka ancamannya bukan hanya kesehatan saja melainkan ekonomi," tegasnya.
Ditambahkannya, holding BUMN sektor farmasi dan BUMN yang berkaitan harus sudah mulai memikirkan teknologi yang tepat untuk menjaga ketersediaan dan keamanan dalam lini kesehatan.
"Karena nanti ada penggabungan rumah sakit, berarti kualitas dokter akan ditingkatkan, ilmuwan-ilmuwan yang ada di BUMN, penemuan-penemuan harus dlakukan, sehingga nantinya menjadi salah satu pilar BUMN. Artinya, bagaimana penemuan teknologi menjadi ujung tombak BUMN ke depannya," tegas dia.
(fjo)