Pengakuan Erick Thohir: BUMN Farmasi Belum Bisa Produksi Jenis Obat Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mencatat, ada sejumlah jenis obat anti parasit yang belum bisa diproduksi Holding BUMN Farmasi . Obat yang dimaksud dua di antaranya Actemra dan Gamaras. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam negeri, kedua jenis obat terapi tersebut tetap di impor pemerintah.
"Jadi memang, ada juga obat-obatan yang tentu belum bisa kita buat hari ini. Yang tentu mereknya ada Actemra, gamaras. Itu kita belum bisa, itu masih full impor," ujar Erick Thohir, Kamis (29/7/2021).
Meski ketersediaan obat-obatan yang digunakan untuk terapi pasien Covid-19 cukup terpenuhi, di sisi produksi masih terkendala. Meski begitu, Erick enggan membeberkan kendala yang dimaksudkan.
"Ini tentu menjadi kendala, tapi kembali, kuncinya gotong royong lah. Pada hari ini rakyat susah dan kita harus turun," katanya.
Pemerintah memastikan ketersediaan pasokan obat-obatan hingga September 2021 mendatang. Obat-obatan terapi tersebut disediakan di apotek yang dikelola BUMN Farmasi.
Adapun obat yang tersedia adalah Azitromisin diperkirakan mencapai hingga 13 juta, Zinc hampir 15 juta, Paracetamol 30 juta, Vitamin C 77 juta, Ambroxol 26 juta, Vitamin D3 sebanyak 20 juta, Oseltamivir 32 juta, dan Favipiravir 83 juta.
Sementara, obat-obatan sudah disiapkan hingga 31 Juli tahun ini berupa Azitromisin sebanyak 980.000, Zinc sebanyak 1,2 juta, Paracetamol 2,3 juta, Vitamin C 7,6 juta, Vitamin D 1,6 juta, Oseltamivir 7,7 juta, Favipiravir 4 juta, dan Avico 1,5 juta.
Untuk target produksi, kata Erick, PT Indofarma Tbk, akan memproduksi Oseltamivir sebanyak 18,4 juta butir per bulan, Favipiravir 52 juta tablet per bulan.
"Jadi memang, ada juga obat-obatan yang tentu belum bisa kita buat hari ini. Yang tentu mereknya ada Actemra, gamaras. Itu kita belum bisa, itu masih full impor," ujar Erick Thohir, Kamis (29/7/2021).
Meski ketersediaan obat-obatan yang digunakan untuk terapi pasien Covid-19 cukup terpenuhi, di sisi produksi masih terkendala. Meski begitu, Erick enggan membeberkan kendala yang dimaksudkan.
"Ini tentu menjadi kendala, tapi kembali, kuncinya gotong royong lah. Pada hari ini rakyat susah dan kita harus turun," katanya.
Pemerintah memastikan ketersediaan pasokan obat-obatan hingga September 2021 mendatang. Obat-obatan terapi tersebut disediakan di apotek yang dikelola BUMN Farmasi.
Adapun obat yang tersedia adalah Azitromisin diperkirakan mencapai hingga 13 juta, Zinc hampir 15 juta, Paracetamol 30 juta, Vitamin C 77 juta, Ambroxol 26 juta, Vitamin D3 sebanyak 20 juta, Oseltamivir 32 juta, dan Favipiravir 83 juta.
Sementara, obat-obatan sudah disiapkan hingga 31 Juli tahun ini berupa Azitromisin sebanyak 980.000, Zinc sebanyak 1,2 juta, Paracetamol 2,3 juta, Vitamin C 7,6 juta, Vitamin D 1,6 juta, Oseltamivir 7,7 juta, Favipiravir 4 juta, dan Avico 1,5 juta.
Untuk target produksi, kata Erick, PT Indofarma Tbk, akan memproduksi Oseltamivir sebanyak 18,4 juta butir per bulan, Favipiravir 52 juta tablet per bulan.
(akr)