Menteri Perdagangan Pantau Kenaikan Harga Jahe dan Kunyit
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto bakal memantau harga jahe dan kunyit yang mengalami lonjakan hingga Rp70.000 per Kg dari harga normalnya di kisaran Rp50.000 per Kg.
Kenaikan harga tersebut disinyalir lantaran heboh temuan pasien positif virus corona di Indonesia sehingga masyarakat banyak mencari jahe merah yang diyakini bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh.
"Ya nanti, akan kita lihat. Kan begini, kalau mengenai bahan baku yang pangan tetap kita galakkan, kemudian produksinya gimana, hambatannya gimana. Itu (jahe merah) kan di luar yang kita prioritaskan, (tapi) ini juga kan dalam pantauan," ujar Mendag di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Sebelumnya, Agus meminta masyarakat agar tidak panik dalam berbelanja terkait adanya pengumuman mengenai dua warga Depok yang positif terjangkit virus corona.
Pasalnya, kepanikan berbelanja atau 'panic buying' semacam itu, nantinya justru bisa menimbulkan ketidakseimbangan dan mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok. "Akibat pasokan dan permintaan yang tidak seimbang," jelasnya.
Agus menyarankan agar masyarakat tidak perlu panik dalam berbelanja, dan membeli kebutuhan pokok sebagaimana normalnya yang mereka lakukan sehari-hari. "Silahkan belanja sesuai dengan kebutuhannya," jelasnya.
Kenaikan harga tersebut disinyalir lantaran heboh temuan pasien positif virus corona di Indonesia sehingga masyarakat banyak mencari jahe merah yang diyakini bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh.
"Ya nanti, akan kita lihat. Kan begini, kalau mengenai bahan baku yang pangan tetap kita galakkan, kemudian produksinya gimana, hambatannya gimana. Itu (jahe merah) kan di luar yang kita prioritaskan, (tapi) ini juga kan dalam pantauan," ujar Mendag di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Sebelumnya, Agus meminta masyarakat agar tidak panik dalam berbelanja terkait adanya pengumuman mengenai dua warga Depok yang positif terjangkit virus corona.
Pasalnya, kepanikan berbelanja atau 'panic buying' semacam itu, nantinya justru bisa menimbulkan ketidakseimbangan dan mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok. "Akibat pasokan dan permintaan yang tidak seimbang," jelasnya.
Agus menyarankan agar masyarakat tidak perlu panik dalam berbelanja, dan membeli kebutuhan pokok sebagaimana normalnya yang mereka lakukan sehari-hari. "Silahkan belanja sesuai dengan kebutuhannya," jelasnya.
(ind)