Pasar Modal Anjlok, Pengamat: Waktu Tepat Bagi Investor Lakukan Aksi Beli

Senin, 09 Maret 2020 - 15:08 WIB
Pasar Modal Anjlok, Pengamat: Waktu Tepat Bagi Investor Lakukan Aksi Beli
Pasar Modal Anjlok, Pengamat: Waktu Tepat Bagi Investor Lakukan Aksi Beli
A A A
JAKARTA - Pengamat pasar modal yang juga menjadi Portofolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Andrian Tanuwijaya menilai momentum penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini adalah waktu yang tepat bagi investor melakukan aksi beli. Pihaknya meyakini koreksi IHSG kali ini lebih didorong oleh faktor non-fundamental.

"Sampai saat ini, kami belum melihat adanya indikasi earnings perusahaan-perusahaan akan anjlok hingga lebih dari 10% di tahun 2020 ini akibat penyebaran virus Corona," ujar Andrian di Jakarta, Senin (9/3/2020).

Menurutnya masyarakat harus belajar dari sejarah karena ini bukan kali pertama indeks mengalami koreksi tajam seperti yang terjadi saat ini. Menurutnya koreksi tajam biasanya juga diikuti recovery yang cepat, selama fundamental makro ekonomi tetap solid.

"Dalam jangka pendek, volatilitas di pasar masih dapat terjadi. Namun akhirnya harga saham akan kembali ke nilai fundamentalnya. Karena itu pasar yang sedang koreksi saat ini dapat menjadi peluang bagi investor untuk masuk ke pasar secara bertahap," ujar dia.

Koreksi yang terjadi menjadikan IHSG turun ke level valuasi yang sangat murah. Rasio PE IHSG turun ke level 12,8x yang merupakan -2 standar deviasi dari rata-rata 7 tahun. Secara statistik, tingkat -2 standar deviasi berarti hanya 2,3% probabilitas data mencapai level ini, mengindikasikan level yang sangat murah bagi IHSG dan langka secara historis. Terakhir kali IHSG turun ke level ini adalah di tahun 2015.

Tapi yang perlu digarisbawahi adalah kondisi fundamental Indonesia 2015 dengan saat ini yang berbeda. Pada waktu itu inflasi mencapai 7% mengindikasikan kenaikan harga barang yang tinggi, sementara saat ini inflasi terjaga di 2,7%.

Dari sisi nilai tukar, di 2015 Rupiah sempat melemah drastis dari Rp12.800 ke hampir Rp15.000 per USD, sementara saat ini relatif stabil di kisaran Rp14.000. Jadi pelemahan IHSG yang signifikan saat ini lebih banyak dikontribusi oleh faktor fear dibandingkan fundamental.

"Oleh karena itu kami memandang koreksi IHSG saat ini bersifat sementara dan dapat menjadi peluang bagi investor jangka panjan," tambahnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3165 seconds (0.1#10.140)