Opsi Turunkan Harga BBM Dikaji Pemerintah Saat Harga Minyak Dunia Merosot Tajam

Senin, 09 Maret 2020 - 19:59 WIB
Opsi Turunkan Harga BBM Dikaji Pemerintah Saat Harga Minyak Dunia Merosot Tajam
Opsi Turunkan Harga BBM Dikaji Pemerintah Saat Harga Minyak Dunia Merosot Tajam
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengaku, masih mengkaji terkait opsi penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), seiring anjloknya harga minyak mentah dunia pada awal pekan ini. Lebih lanjut Ia menerangkan, bakal melihat apakah penurunan ini bersifat temporer atau dalam jangka waktu yang panjang.

"Kita masih akan lihat ini temporary atau gimana. Tiba-tiba kita antisipasi eh ternyata naik lagi kan enggak tahu ini kita sedang dipelajari. Sedang dihitung. Kita lakukan evaluasi dulu," jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/3/2020).

(Baca Juga: Arab Saudi Picu Perang, Goldman Sachs Peringatkan Harga Minyak Bisa USD20/Barel)

Seperti diketahui sebelumnya harga minyak dunia anjlok signifikan awal pekan ini. Brent kini berada di level USD33,89 per barel, untuk WTI bahkan sudah di bawah USD30 per barel. Dikhawatirkan akan berdampak pada harga minyak Indonesia yang berada di level USD56,61 per barel pada bulan Februari.

Penurunan harga minyak ini dipengaruhi keputusan Arab Saudi memangkas harga jual untuk periode April ke semua tujuan dari USD6-8 per barel. Selain itu, Arab Saudi berencana menggenjot produksi minyak menjadi lebih dari 10 juta barel per hari (BPH) pada April 2020.

Ketika harga anjlok, Arifin Tasrif menerangkan akan lebih untung jika impor daripada harus ekspor minyak. "Ekspor kita dikit. Lebih mendingan impor," ungkapnya.

Sementara itu Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku, jatuhnya harga minyak tersebut cukup mengejutkan karena dipicu oleh perang harga minyak antar para negara-negara eksportir utamanya yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countrie (OPEC). "Pagi ini kita dihentakkan dengan perang oil yang sebabkan turunnya harga minyak dari USD60 ke USD30 per barel," kata Perry.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3580 seconds (0.1#10.140)