Bursa Saham RI Jeblok 258,36 Poin, Investor Diminta Tak Perlu Cemas
A
A
A
BANDUNG - Investor pasar modal diminta tidak cemas dan berlebihan merespons turunnya harga saham, imbas dari penyebaran wabah virus corona (Covid-19). Penurunan harga saham diperkirakan terjadi akibat sentimen corona, sehingga sifatnya sementara.
Kepala IDX Incubator Jawa Barat Achmad Dirgantara mengatakan, masyarakat terutama investor pasar modal tidak perlu cemas akan kondisi saat ini. Turunnya harga saham akibat keluarnya investor asing diperkirakan akibat sentimen negatif dari korona, bukan dipengaruhi faktor fundamental.
"Tapi investor ini sudah belajar, sehingga recovery tidak terlalu panjang. Bahkan recovery bisa lebih cepat. Jadi suatu saat akan naik lagi," kata Achmad di Kantor IDX Jabar, Jalan PH Mustofa, Kota Bandung, Kamis (12/3/2020).
Diakui dia, bursa saham memang cenderung cepat merespons fenomena yang terjadi di skala regional atau global. Sehingga harga saham cenderung naik turun, tergantung faktor yang mempengaruhinya.
Namun dia memastikan, dampak terhadap sektor rill seperti pelaku UMKM tidak akan langsung terasa. Perlu waktu hingga sektor tersebut berdampak. "Beda halnya kalau UMKM itu berhubungan dengan korona. Misalnya dia ekspor atau impor barang seperti masker. Mungkin akan langsung berdampak," imbuh dia.
Kendati begitu kata dia, BEI telah menyiapkan beberapa skenario untuk menanggulangi sentimen negatif akibat korona. Seperti melakukan relaksasi, agar pasar saham tetap menjanjikan. Bahkan, dia menyebut, turunnya harga saham mestinya menjadi peluang bagi investor lokal untuk belanja saham.
"Kita belum tahu sampai kapan dampak korona ini. Tapi berharap tidak terlalu lama. Dan kita bisa meminimalisir, jangan sampai seperti China sampai mengganggu aktivitas," timpal dia.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang penutupan hari ini telah jatuh -258,36 poin atau setara -5,01% menjadi 4.895,75. Kejatuhan pasar modal tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga secara global.
Kepala IDX Incubator Jawa Barat Achmad Dirgantara mengatakan, masyarakat terutama investor pasar modal tidak perlu cemas akan kondisi saat ini. Turunnya harga saham akibat keluarnya investor asing diperkirakan akibat sentimen negatif dari korona, bukan dipengaruhi faktor fundamental.
"Tapi investor ini sudah belajar, sehingga recovery tidak terlalu panjang. Bahkan recovery bisa lebih cepat. Jadi suatu saat akan naik lagi," kata Achmad di Kantor IDX Jabar, Jalan PH Mustofa, Kota Bandung, Kamis (12/3/2020).
Diakui dia, bursa saham memang cenderung cepat merespons fenomena yang terjadi di skala regional atau global. Sehingga harga saham cenderung naik turun, tergantung faktor yang mempengaruhinya.
Namun dia memastikan, dampak terhadap sektor rill seperti pelaku UMKM tidak akan langsung terasa. Perlu waktu hingga sektor tersebut berdampak. "Beda halnya kalau UMKM itu berhubungan dengan korona. Misalnya dia ekspor atau impor barang seperti masker. Mungkin akan langsung berdampak," imbuh dia.
Kendati begitu kata dia, BEI telah menyiapkan beberapa skenario untuk menanggulangi sentimen negatif akibat korona. Seperti melakukan relaksasi, agar pasar saham tetap menjanjikan. Bahkan, dia menyebut, turunnya harga saham mestinya menjadi peluang bagi investor lokal untuk belanja saham.
"Kita belum tahu sampai kapan dampak korona ini. Tapi berharap tidak terlalu lama. Dan kita bisa meminimalisir, jangan sampai seperti China sampai mengganggu aktivitas," timpal dia.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang penutupan hari ini telah jatuh -258,36 poin atau setara -5,01% menjadi 4.895,75. Kejatuhan pasar modal tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga secara global.
(akr)