Ekspor Batu Bara RI Terus Naik di Tengah Keterbatasan Cadangan

Jum'at, 13 Maret 2020 - 14:04 WIB
Ekspor Batu Bara RI Terus Naik di Tengah Keterbatasan Cadangan
Ekspor Batu Bara RI Terus Naik di Tengah Keterbatasan Cadangan
A A A
JAKARTA - Ekspor batu bara yang terus meningkat tak sejalan dengan kondisi cadangan di dalam negeri. Berdasarkan laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) cadangan terbukti batu bara di dalam negeri hanya sebesar 3,5% dari total cadangan dunia atau 37,6 miliar ton batu bara.

“Ini menunjukkan bahwa cadangan batu bara Indonesia tidak begitu besar. Tapi ekspornya paling besar karena kebutuhan di dalam negeri belum optimal,” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, di Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Menurut dia cadangan terbukti batu bara terbesar berada di negara Amerika Serikat (AS) dengan besaran cadangan terbukti mencapai 250 miliar ton. Urutan ke dua disusul Rusia dengan cadangan terbukti mencapai 170 miliar ton. Selanjutnya China dan Australia cadangan terbukti batu bara mencapai 140 miliar ton dan India 100 miliar ton.

Sementara dari sisi produksi, terus mengalami peningkatan. Realisasi produksi batu bara tersebut dapat dilihat dari kurun waktu 2016-2019. Rinciannya, pada 2016 realisasi produksi batu bara mencapai 456 juta ton. Adapun sebanyak 91 juta ton untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri dan selebihnya di ekspor.

Pada 2017, realiasi produksi batu bara mengalami peningkatan 461 juta ton. Dari jumlah tersebut sebesar 97 juta ton untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri dan selebihnya di ekspor.

Lalu pada 2018, realisasi produksi mengalami peningkatan secara signifikan mencapai 557 juta ton, sebesar 115 juta ton untuk mencukupi kebutuhan domestik. Sedangkan pada 2019 realisasi produksi batu bara mencapai 610 juta ton.

Adapun tahun ini, pemerintah menargetkan produksi batu bara sekitar 550 juta ton. Realisasi sampai Maret 2020 telah mencapai 94,72 juta ton. Kendati proyeksi turun dari tahun lalu, pemerintah berencana merevisi target (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan/RKAP) karena ada kemungkinan mengalami peningkatan produksi. “Tahun ini dapat kita tinjau kembali dengan melihat kondisi pasar,” kata dia.

Bambang menandaskan bahwa untuk meningkatkan cadangan terbukti batu bara perlu adanya eksplorasi baru. Namun begitu, peningkatan eksplorasi baru tidak bisa hanya mengandalkan pengusaha batu bara yang saat ini sudah beroperasi di Indonesia. Menurutnya, perlu junior mining company untuk melakukan kegiatan eksplorasi.

“Perlu ada peran aktif dari junior mining company yang punya keahilan dalam eksplorasi. Kami mendukung untuk junior mining company datang untuk eksplorasi,” kata dia.

Saat ini, imbuhnya, pemerintah sudah memasukan kemudahan investasi bagi junior mining company ini untuk bisa melakukan eksplorasi di Indonesia. Adapun kemudahan investasi tersebut telah dimasukkan dalam revisi UU Minerba yang saat ini tengah dibahas bersama DPR. “Harapannya, kedepan Junior Mining Company bisa masuk dan melakukan eksplorasi,” kata dia.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5836 seconds (0.1#10.140)