Rupiah Diprediksi Masih Sakit
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Selasa ini diprediksi masih sakit. Dalam perdagangan di pasar spot, Senin lalu, rupiah mengalami demam 155 poin atau 1,05% ke posisi Rp14.932 per USD.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan sentimen negatif pada rupiah disebabkan aset-aset berisiko masih tertekan, merespon pasar saham AS, Wall Street yang jatuh lebih dari 12%. Kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah corona masih tinggi.
"Kelihatannya sentimen masih belum membaik. Aset-aset berisiko masih tertekan. Semalam Wall Street jatuh dalam lebih dari 12%. Kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah corona masih tinggi," ujar Ariston di Jakarta, Selasa (17/3/2030).
Dia melanjutkan berita persiapan stimulus dari pemerintah AS bisa membantu mengangkat sentimen sebagian pelaku pasar. Pemerintah AS masih bernegosiasi dengan Senat untuk menggelontorkan paket stimulus yang lebih besar.
"Pemerintah Selandia Baru juga merilis stimulus 12,1 miliar dolar Selandia Baru pagi ini. Bank Sentral Australia juga mempersiapkan stimulus moneter lanjutan," katanya.
Dia menambahkan mata uang garuda masih berpotensi tertekan karena kekhawatiran penyebaran corona namun sentimen stimulus AS bisa membantu menahan pelemahan rupiah.
"Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi bergerak di Rp14.800-Rp15.100 per USD," jelasnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan sentimen negatif pada rupiah disebabkan aset-aset berisiko masih tertekan, merespon pasar saham AS, Wall Street yang jatuh lebih dari 12%. Kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah corona masih tinggi.
"Kelihatannya sentimen masih belum membaik. Aset-aset berisiko masih tertekan. Semalam Wall Street jatuh dalam lebih dari 12%. Kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah corona masih tinggi," ujar Ariston di Jakarta, Selasa (17/3/2030).
Dia melanjutkan berita persiapan stimulus dari pemerintah AS bisa membantu mengangkat sentimen sebagian pelaku pasar. Pemerintah AS masih bernegosiasi dengan Senat untuk menggelontorkan paket stimulus yang lebih besar.
"Pemerintah Selandia Baru juga merilis stimulus 12,1 miliar dolar Selandia Baru pagi ini. Bank Sentral Australia juga mempersiapkan stimulus moneter lanjutan," katanya.
Dia menambahkan mata uang garuda masih berpotensi tertekan karena kekhawatiran penyebaran corona namun sentimen stimulus AS bisa membantu menahan pelemahan rupiah.
"Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi bergerak di Rp14.800-Rp15.100 per USD," jelasnya.
(ven)