Siapkan Strategi Keuangan Selama Isolasi Diri Demi Cegah Corona
A
A
A
JAKARTA - Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Krizia Maulana mengingatkan, selama masyarakat mengisolasi diri bisa memunculkan permasalahan baru. Salah satunya adalah membengkaknya pengeluaran rumah tangga.
Bagi pelajar dan karyawan tentu akan muncul pengeluaran ekstra seperti biaya internet (kuota), listrik, makanan (snack dan cemilan), hingga pembelian suplemen (vitamin) yang jumlahnya tidak kecil.
"Mau tidak mau kita harus menyiapkan biaya ekstra, atau mengambil dari pos lain. Ini pentingnya memiliki dana darurat, kita bisa menggunakan sebagian dari dana darurat untuk menutupi pengeluaran ekstra," ujar Krizia di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Namun dia juga mengatakan, apabila tidak memiliki dana darurat jangan mengambil dana dari pos masa depan yang sudah disiapkan. Justru yang bisa kita lakukan adalah mereview pengeluaran. Apa saja pos-pos yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra.
Langkah pertama adalah membuat daftar pengeluaran rutin bulanan untuk mengetahui pos-pos mana yang bisa kita stop dan alihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra kita. Contohnya anggaran transportasi, dan pos gaya hidup seperti nonton bioskop, makan di restoran, liburan, member gym, dan lainnya adalah biaya-biaya yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra.
"Karena sudah jelas, pos-pos tersebut tidak akan dikeluarkan selama kita berdiam di rumah," ujarnya.
Tidak lupa dia mengingatkan masyarakat harus menahan nafsu belanja. Ketakutan akan berkurangnya pasokan makanan menyebabkan ada segelintir masyarakat yang melakukan panic buying dengan membeli sejumlah kebutuhan pokok. Padahal pemerintah sudah memastikan pasokan makanan dan kebutuhan rumah tangga tetap aman. Jangan panik dan belanja sesuai kebutuhan.
Ini juga termasuk ketika berbelanja online. Kemudahan teknologi, dan terlalu lama tinggal di rumah, membuat orang merasa bosan. Akhirnya banyak juga yang mengalihkan dengan berbelanja online. Namun hati-hati, ini justru membuat kita menjadi keranjingan berbelanja, dan menambah pengeluaran rumah tangga.
Bijaklah dalam berbelanja khususnya online. Belanjalah sesuai kebutuhan dan manfaatkan diskon yang ditawarkan merchant-merchant online yang banyak bertebaran selama masa isolasi..
Kondisi saat ini juga menyadarkan betapa pentingnya memiliki dana darurat. Untuk itu, langkah penting adalah tetaplah berinvestasi. Ketika menyesuaikan anggaran rumah tangga untuk menutupi biaya tambahan selama masa isolasi, juga dapat mengurangi sedikit porsi investasi.
"Namun setelah masa penyesuaian berakhir, dan sudah bisa menutupi pengeluaran ekstra tersebut, sesuaikan kembali porsi investasi kita. Jika memungkinkan menambah porsi untuk membuat porsi dana darurat yang sebelumnya tidak kita miliki," ujarnya.
Bagi pelajar dan karyawan tentu akan muncul pengeluaran ekstra seperti biaya internet (kuota), listrik, makanan (snack dan cemilan), hingga pembelian suplemen (vitamin) yang jumlahnya tidak kecil.
"Mau tidak mau kita harus menyiapkan biaya ekstra, atau mengambil dari pos lain. Ini pentingnya memiliki dana darurat, kita bisa menggunakan sebagian dari dana darurat untuk menutupi pengeluaran ekstra," ujar Krizia di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Namun dia juga mengatakan, apabila tidak memiliki dana darurat jangan mengambil dana dari pos masa depan yang sudah disiapkan. Justru yang bisa kita lakukan adalah mereview pengeluaran. Apa saja pos-pos yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra.
Langkah pertama adalah membuat daftar pengeluaran rutin bulanan untuk mengetahui pos-pos mana yang bisa kita stop dan alihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra kita. Contohnya anggaran transportasi, dan pos gaya hidup seperti nonton bioskop, makan di restoran, liburan, member gym, dan lainnya adalah biaya-biaya yang bisa dialihkan untuk menutupi pengeluaran ekstra.
"Karena sudah jelas, pos-pos tersebut tidak akan dikeluarkan selama kita berdiam di rumah," ujarnya.
Tidak lupa dia mengingatkan masyarakat harus menahan nafsu belanja. Ketakutan akan berkurangnya pasokan makanan menyebabkan ada segelintir masyarakat yang melakukan panic buying dengan membeli sejumlah kebutuhan pokok. Padahal pemerintah sudah memastikan pasokan makanan dan kebutuhan rumah tangga tetap aman. Jangan panik dan belanja sesuai kebutuhan.
Ini juga termasuk ketika berbelanja online. Kemudahan teknologi, dan terlalu lama tinggal di rumah, membuat orang merasa bosan. Akhirnya banyak juga yang mengalihkan dengan berbelanja online. Namun hati-hati, ini justru membuat kita menjadi keranjingan berbelanja, dan menambah pengeluaran rumah tangga.
Bijaklah dalam berbelanja khususnya online. Belanjalah sesuai kebutuhan dan manfaatkan diskon yang ditawarkan merchant-merchant online yang banyak bertebaran selama masa isolasi..
Kondisi saat ini juga menyadarkan betapa pentingnya memiliki dana darurat. Untuk itu, langkah penting adalah tetaplah berinvestasi. Ketika menyesuaikan anggaran rumah tangga untuk menutupi biaya tambahan selama masa isolasi, juga dapat mengurangi sedikit porsi investasi.
"Namun setelah masa penyesuaian berakhir, dan sudah bisa menutupi pengeluaran ekstra tersebut, sesuaikan kembali porsi investasi kita. Jika memungkinkan menambah porsi untuk membuat porsi dana darurat yang sebelumnya tidak kita miliki," ujarnya.
(akr)