Pasokan Daging Ayam untuk Ramadhan-Lebaran Dipastikan Aman
A
A
A
JAKARTA - Wabah Covid-19 merebak menjelang bulan ramadhan menimbulkan kekhawatiran tekait pemenuhan kebutuhan pangan, salah satunya daging ayam. Menanggapi hal itu, Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Ditjen Perternakan dan Kesehatan Hewan(PKH) Sugiono memastikan menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, stok daging ayam mencukupi.
Menurut Sugiono, pada Maret lalu, perusahaan pembibit telah melakukan afkir parent stock (PS) untuk umur lebih 60 minggu sebanyak 1,02 juta eko PS betina (34,24%) dan 88.400 PS jantan (35,15%).
"Saat ini dari 27 perusahaan pembibit, baru delapan perusahaan yang sudah merealiasasikan afkir PS dengan perkiraan 8-69%," ungkap Sugiono dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (4/4/2020).
Menurut Sugiono, pihaknya telah melayangkan surat teguran kepada sejumlah perusahaan pembibit. Mereka, katanya, harus segera melakukan kewajiban afkir PS umur lebih dari 60 minggu. Sementara itu, potensi produksi daging ayam broiler pada Mei nanti sekitar 332.700 ton. Sedangkan, kebutuhannya sebanyak 305.200 ton sehingga masih ada surplus sebanyak 27.500 ton.
Lewat Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Keswan Nomor 2669 tentang Pengurangan (cutting) Hatching Egg (HE), Ditjen PKH juga mendorong perusahaan pembibit mengeluarkan corporate social responsibility (CSR) untuk disalurkan ke sekolah, pesantren, dan masyarakat yang terdampak wabah Covid-19.
"Selama Maret telah terealisasi penyaluran telur tetas sebanyak 4,5 juta butir atau 45% dari target 10 juta butir. Itu setara dengan pengurangan DOC FS sebanyak 3,6 juta ekor atau setara dengan daging ayam broiler sebanyak 4.000 ton," imbuhnya.
Hasil cutting HE umur 19 hari dan tunda setting pada Maret lalu, maka terealisasi pengurangan DOC FS sebanyak 25,3 juta ekor atau setara dengan daging ayam broiler sebanyak 27.900 ton. Implementasi kebijakan tersebut menjadikan potensi produksi daging ayam broiler April sebanyak 340.900 ton.
"Dengan perkiraan kebutuhan daging pada April sebanyak 291.200 ton, maka masih ada surplus sebanyak 49.700 ton. Surplus ini akan sangat baik untuk dijadikan cadangan pangan terutama saat ada wabah Covid-19 ini," pungkas Sugiono.
Menurut Sugiono, pada Maret lalu, perusahaan pembibit telah melakukan afkir parent stock (PS) untuk umur lebih 60 minggu sebanyak 1,02 juta eko PS betina (34,24%) dan 88.400 PS jantan (35,15%).
"Saat ini dari 27 perusahaan pembibit, baru delapan perusahaan yang sudah merealiasasikan afkir PS dengan perkiraan 8-69%," ungkap Sugiono dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (4/4/2020).
Menurut Sugiono, pihaknya telah melayangkan surat teguran kepada sejumlah perusahaan pembibit. Mereka, katanya, harus segera melakukan kewajiban afkir PS umur lebih dari 60 minggu. Sementara itu, potensi produksi daging ayam broiler pada Mei nanti sekitar 332.700 ton. Sedangkan, kebutuhannya sebanyak 305.200 ton sehingga masih ada surplus sebanyak 27.500 ton.
Lewat Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Keswan Nomor 2669 tentang Pengurangan (cutting) Hatching Egg (HE), Ditjen PKH juga mendorong perusahaan pembibit mengeluarkan corporate social responsibility (CSR) untuk disalurkan ke sekolah, pesantren, dan masyarakat yang terdampak wabah Covid-19.
"Selama Maret telah terealisasi penyaluran telur tetas sebanyak 4,5 juta butir atau 45% dari target 10 juta butir. Itu setara dengan pengurangan DOC FS sebanyak 3,6 juta ekor atau setara dengan daging ayam broiler sebanyak 4.000 ton," imbuhnya.
Hasil cutting HE umur 19 hari dan tunda setting pada Maret lalu, maka terealisasi pengurangan DOC FS sebanyak 25,3 juta ekor atau setara dengan daging ayam broiler sebanyak 27.900 ton. Implementasi kebijakan tersebut menjadikan potensi produksi daging ayam broiler April sebanyak 340.900 ton.
"Dengan perkiraan kebutuhan daging pada April sebanyak 291.200 ton, maka masih ada surplus sebanyak 49.700 ton. Surplus ini akan sangat baik untuk dijadikan cadangan pangan terutama saat ada wabah Covid-19 ini," pungkas Sugiono.
(fjo)