Asosiasi Produsen Alkes Ungkap Alasan Masker dan APD Melonjak

Rabu, 08 April 2020 - 16:27 WIB
Asosiasi Produsen Alkes...
Asosiasi Produsen Alkes Ungkap Alasan Masker dan APD Melonjak
A A A
JAKARTA - Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) menyebut bahwa 90% bahan baku produksi alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan (alkes) berasal dari bahan baku impor. Bahkan, masker saja 30% yang produksi domestik dan sisanya impor. Untuk itu, pihaknya mengaku kewalahan untuk memproduksi lantaran bahan baku impor melonjak tajam.

“Produksi alkes dalam negeri, 90% bahan baku impor. Masker juga 30% produksi dalam negeri, 70% impor. Itu pun harga industri dalam negeri terintimidasi dengan harga impor dari China,” kata Ketua Aspaki Ade Tarya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Virtual dengan Komisi IX DPR, Rabu (8/4/2020).

Tarya menuturkan, berdasarkan catatan Aspaki, dari 300 lebih produsen alkes, hanya 107 yang menjadi anggota Aspaki. Industri masker dalam negeri tercatat ada 22, industri rapid test ada 10 dan hand sanitizer ada 20 industri. “Namun, hanya sebagian kecil saja yang menjadi anggota Aspaki karena tidak ada keharusan,” ujar Tarya.

Menurut Tarya, yang menjadi masalah yang dihadapi para produsen saat wabah Covid-19 ini adalah bahan baku melonjak sangat tinggi. Dia menyebut harga bahan baku yang tadinya USD2,5 per kg menjadi USD80 per kg.

Negara asal bahan baku yakni China dan Taiwan pun lebih mengutamakan untuk penggunaan produksi dalam negeri. Untuk itu, pihaknya berharap Pemerintah melakukan komunikasi g to g (government to government).

“Kemudian, biaya operasional tinggi dengan overtime dan bahan baku tinggi, masker yang tadinya Rp30 ribu menjadi Rp200 ribu di pasaran,” terangnya.

Selain itu, Tarya melanjutkan, pihak produsen juga khawatir bahwa setelah wabah Covid-19 ini berakhir maka produk masker dari China akan kembali masuk dan industri masker domestik akan lebih tertekan dari sebelum wabah Covid-19 ini.

“Jadi kami harapkan pemerintah mengadakan bahan dan disubsidi. Apa mungkin kita jual seadanya dengan harga bahan baku yang tidak terjangkau produsen. Bantuan pemerintah soal bahan baku itu penting,” ucap Tarya.

Di sisi lain, sambung dia, Aspaki bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Badan Pengkajian dan Penerapat Teknologi (BPPT) akan merealisasikan produksi ventilator dalam waktu cepat karena, Pemerintah telah membuat relaksasi izin edar.

“Sehingga, kita tidak melakukan pengujian seperti izin edar tapi pengujian oleh dokter dan tenaga medis di rumah sakit apakah bagus, kemudian diproduksi dan diedarkan,” paparnya.

Tarya menambahkan, masalah lainnya adalah terkait e-catalog yang daftar harganya sudah tidak cocok lagi. Seperti misalnya, masker yang harganya Rp30 ribu sekarang sudah tidak ada lagi. Pihaknya meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) membuka pintu menegosiasi ulang ataupun melalukan pembelian offline dengan pendampingan LKPP.

“Diharapkan LKPP bahwa ini bisa menjadi perhatian agar baik satker maupun produsen bisa mengisi problema kita terkait alat-alat,” harapnya.
(ind)
Berita Terkait
Oversupply APD dan Masker,...
Oversupply APD dan Masker, Menperin Genjot Ekspor
Dosen Unair Sebut Buang...
Dosen Unair Sebut Buang Masker dan Tisu Bekas Sembarangan Berbahaya
Masker N95 Wajib Digunakan...
Masker N95 Wajib Digunakan Tenaga Medis yang Tangani Pasien Corona
Waspada Omicron! Polytron...
Waspada Omicron! Polytron Hadirkan Air Purifier dan Masker Penangkal Virus
SILO Bantu 1.500 Alat...
SILO Bantu 1.500 Alat Pelindung Diri dan 30 Ribu Masker ke RSPAD
Cegah COVID-19, Fitcare...
Cegah COVID-19, Fitcare Kampanyekan Penggunaan Alat Kesehatan Sesuai Standar Kemenkes
Berita Terkini
Pertamina EP Serahkan...
Pertamina EP Serahkan Pengelolaan Wilayah Migas ke Mitra KSO
2 jam yang lalu
Tarif Tol Jakarta-Jogja...
Tarif Tol Jakarta-Jogja Usai Diskon 20% Lebaran 2025, Rogoh Kocek Segini
2 jam yang lalu
Kunjungi Semarak Festival...
Kunjungi Semarak Festival Ramadan Persembahan Pegadaian di 61 Lokasi Seluruh Indonesia
2 jam yang lalu
BNI Gandeng Duluin Perluas...
BNI Gandeng Duluin Perluas Inklusi Keuangan, Bikin Karyawan Sejahtera
2 jam yang lalu
Bisnis di Eropa Runtuh...
Bisnis di Eropa Runtuh Memaksa Raksasa Gas Rusia Jual Aset Properti Mewahnya
3 jam yang lalu
PLN IP Targetkan Penambahan...
PLN IP Targetkan Penambahan Daya Listrik 2.000 MW di 2025
3 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Komisi Eropa...
3 Alasan Komisi Eropa Dorong UE Miliki Blok Pertahanan Baru
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved