Bapepam tagih komitmen BNBR
A
A
A
Sindonews.com – Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengirimkan surat kepada manajemen PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Surat yang dikirim pada minggu terakhir 2011 lalu itu berisi peringatan kepada BNBR untuk tetap komitmen terhadap rencana perseroan pascakuasi reorganisasi.
Kepala Biro PKP Sektor Jasa Bapepam-LK Gonthor R Azis mengatakan, sebelum kuasi reorganisasi, perseroan telah memberikan pernyataan mengenai prospek usaha pascakuasi dan kinerja keuangan. “Kami mengingatkan mereka mengenai janji sebelum dilakukan kuasi,” katanya kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Surat itu terkait dengan laporan keuangan perseroan pada kuartal III 2011 yang kembali merugi. Kendati begitu, Gonthor mengaku Bapepam LK belum akan mengambil langkah lebih lanjut mengenai hal itu. Menurut dia, BNBR akan mendapatkan perlakuan tidak fair jika harus mendapatkan sanksi. Apalagi, persetujuan kuasi diperoleh BNBR setelah laporan keuangan kuartal III/2011 disusun.
Bapepam-LK baru akan mengajukan klarifikasi lebih tegas jika pada laporan keuangan tahunan 2011, BNBR masih mengalami kerugian.Di antaranya dengan meminta kepada BNBR untuk mempertanggung jawabkan hal itu kepada RUPS serta mempertanyakan langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya. Sementara Direktur BNBR Sidharta Moersjid mengatakan, pihaknya telah merespons surat dari Bapepam LK.
“Yang jelas, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil terbaik,” katanya.
Seperti diketahui, laporan keuangan emiten grup Bakrie tersebut masih membukukan rugi bersih sebesar Rp650,6 miliar di kuartal III/2011, atau mengalami lonjakan kerugian hingga 68 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp208,5 miliar.
Meski begitu, perseroan berhasil meningkatkan pendapatan bersih mencapai Rp9,9 triliun dari sebelumnya Rp9,2 triliun pada periode yang sama.Namun, beban pokok pendapatan mencapai Rp7,2 triliun dari Rp6,1 triliun.Dengan demikian,laba kotor kuartal III/2011 mencapai Rp2,7 triliun dari Rp3,1 triliun. Sementara itu, beban usaha mencapai Rp2,45 triliun dari Rp2,407 pada kuartal III/2010.Laba usaha mencapai Rp255,7 miliar dari Rp744,4 miliar.
Dengan selesainya kuasi reorganisasi, membuat neraca keuangan perusahaan semakin sehat. Dengan begitu, perusahaan memiliki keleluasaan untuk menjalankan business plan yang telah disusun.
"Secara finansial, perusahaan juga akan lebih mudah untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari eksternal. Sebab, terhapusnya saldo defisit, tentunya akan membuat risiko bisnis BNBR ikut menurun. Ini memungkinan Perseroan untuk mendapatkan pembiayaan eksternal dengan biaya lebih rendah," ungkap Direktur Utama BNBR, Bobby Gafur.
Dengan proses kuasi reorganisasi ini, Bobby optimistis kinerja perseroan akan semakin membaik di masa mendatang. Hingga saat ini, perusahaan akan tetap fokus disektor industri berbasis sumber daya alam dan infrastruktur.
"Stabilnya faktor ekonomi dan keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur akan menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, dan perusahaan akan berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur Indonesia," tandasnya.
Kepala Biro PKP Sektor Jasa Bapepam-LK Gonthor R Azis mengatakan, sebelum kuasi reorganisasi, perseroan telah memberikan pernyataan mengenai prospek usaha pascakuasi dan kinerja keuangan. “Kami mengingatkan mereka mengenai janji sebelum dilakukan kuasi,” katanya kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Surat itu terkait dengan laporan keuangan perseroan pada kuartal III 2011 yang kembali merugi. Kendati begitu, Gonthor mengaku Bapepam LK belum akan mengambil langkah lebih lanjut mengenai hal itu. Menurut dia, BNBR akan mendapatkan perlakuan tidak fair jika harus mendapatkan sanksi. Apalagi, persetujuan kuasi diperoleh BNBR setelah laporan keuangan kuartal III/2011 disusun.
Bapepam-LK baru akan mengajukan klarifikasi lebih tegas jika pada laporan keuangan tahunan 2011, BNBR masih mengalami kerugian.Di antaranya dengan meminta kepada BNBR untuk mempertanggung jawabkan hal itu kepada RUPS serta mempertanyakan langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya. Sementara Direktur BNBR Sidharta Moersjid mengatakan, pihaknya telah merespons surat dari Bapepam LK.
“Yang jelas, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil terbaik,” katanya.
Seperti diketahui, laporan keuangan emiten grup Bakrie tersebut masih membukukan rugi bersih sebesar Rp650,6 miliar di kuartal III/2011, atau mengalami lonjakan kerugian hingga 68 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp208,5 miliar.
Meski begitu, perseroan berhasil meningkatkan pendapatan bersih mencapai Rp9,9 triliun dari sebelumnya Rp9,2 triliun pada periode yang sama.Namun, beban pokok pendapatan mencapai Rp7,2 triliun dari Rp6,1 triliun.Dengan demikian,laba kotor kuartal III/2011 mencapai Rp2,7 triliun dari Rp3,1 triliun. Sementara itu, beban usaha mencapai Rp2,45 triliun dari Rp2,407 pada kuartal III/2010.Laba usaha mencapai Rp255,7 miliar dari Rp744,4 miliar.
Dengan selesainya kuasi reorganisasi, membuat neraca keuangan perusahaan semakin sehat. Dengan begitu, perusahaan memiliki keleluasaan untuk menjalankan business plan yang telah disusun.
"Secara finansial, perusahaan juga akan lebih mudah untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dari eksternal. Sebab, terhapusnya saldo defisit, tentunya akan membuat risiko bisnis BNBR ikut menurun. Ini memungkinan Perseroan untuk mendapatkan pembiayaan eksternal dengan biaya lebih rendah," ungkap Direktur Utama BNBR, Bobby Gafur.
Dengan proses kuasi reorganisasi ini, Bobby optimistis kinerja perseroan akan semakin membaik di masa mendatang. Hingga saat ini, perusahaan akan tetap fokus disektor industri berbasis sumber daya alam dan infrastruktur.
"Stabilnya faktor ekonomi dan keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur akan menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, dan perusahaan akan berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur Indonesia," tandasnya.
()