Yellen Ajak AS dan Eropa Keroyokan Sita Aset Rusia Rp4.789 Triliun
loading...
A
A
A
FRANKFURT - Menteri Keuangan atau Menkeu Amerika Serikat (AS), Janet Yellen mengatakan, AS dan para sekutunya bakal terus mencari jalan untuk memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan senilai USD300 miliar atau setara Rp4.789 triliun. Ia juga menekankan, pentingnya menyita aset Rusia dan mengalihkan dananya ke Ukraina.
"Dan biar saya perjelas: Ini juga penting untuk keamanan rakyat Amerika dan Eropa," kata Yellen dalam kutipannya seperti dilansir Reuters.
"Jika kita berdiri sebagai diktator yang melanggar integritas teritorial dan mencemooh tatanan berbasis aturan internasional, mereka tidak punya alasan untuk berhenti. Mereka akan terus berjalan," terangnya.
Yellen dalam kutipan pidatonya mengatakan, dukungan AS dan Eropa untuk Ukraina sangat penting bagi perlawanan terhadap invasi Rusia. Dia juga mengatakan, bahwa AS dan Eropa harus menunjukkan bahwa Rusia tidak dapat bertahan lebih lama.
"Itulah mengapa saya percaya dan menyakini sangat penting dan mendesak bahwa kita secara kolektif menemukan jalan ke depan untuk membuka nilai aset kedaulatan Rusia yang tidak bergerak di yurisdiksi kita untuk kepentingan Ukraina," kata Yellen.
"Ini akan menjadi topik pembicaraan utama selama pertemuan G7 minggu ini," bebernya.
Para pemimpin keuangan dari G7 dijadwalkan bakal bertemu di Stresa, Italia akhir pekan ini, dan Yellen mendorong mereka untuk menyetujui rencana untuk menggunakan aliran pendapatan dari sekitar USD300 miliar aset negara Rusia yang dibekukan untuk mendukung pinjaman yang lebih besar ke Ukraina.
Para pendukung rencana tersebut mengatakan ini dapat memberikan hingga USD50 miliar di muka untuk Ukraina tanpa menyita aset, bukan sekitar USD3,5 miliar per tahun yang didapatkan dari bunga.
Dalam beberapa bulan terakhir, Barat dan sekutunya belum sepaham soal seberapa jauh penggunaan aset bank sentral Rusia. Amerika Serikat percaya bahwa menyita uang tersebut dan memberikannya kepada Ukraina adalah sah menurut hukum internasional, namun beberapa negara Eropa, termasuk Perancis dan Jerman, merasa khawatir mengenai keabsahan tindakan tersebut dan preseden yang akan diambil.
Kongres AS sebelumnya telah mengeluarkan undang-undang untuk mengesahkan penyitaan penuh aset Rusia yang dibekukan yang sebagian besar disimpan di Eropa. Akan tetapi Moskow telah bersumpah akan melakukan pembalasan dan para pejabat Uni Eropa telah memilih rencana yang lebih konservatif untuk memasukkan aset tersebut ke dalam dana bantuan militer dan sipil untuk Ukraina.
"Dan biar saya perjelas: Ini juga penting untuk keamanan rakyat Amerika dan Eropa," kata Yellen dalam kutipannya seperti dilansir Reuters.
"Jika kita berdiri sebagai diktator yang melanggar integritas teritorial dan mencemooh tatanan berbasis aturan internasional, mereka tidak punya alasan untuk berhenti. Mereka akan terus berjalan," terangnya.
Yellen dalam kutipan pidatonya mengatakan, dukungan AS dan Eropa untuk Ukraina sangat penting bagi perlawanan terhadap invasi Rusia. Dia juga mengatakan, bahwa AS dan Eropa harus menunjukkan bahwa Rusia tidak dapat bertahan lebih lama.
ASET RUSIA
Dia mengatakan bahwa AS dan sekutu-sekutunya sedang mengevaluasi cara untuk memindahkan aset dan risiko yang terkait dengan penggunaannya. Termasuk rencana menindak upaya penghindaran sanksi Rusia dan memberi Ukraina dana untuk memperkuat militernya, mendanai layanan pemerintah yang penting dan akhirnya membangun kembali setelah konflik berakhir."Itulah mengapa saya percaya dan menyakini sangat penting dan mendesak bahwa kita secara kolektif menemukan jalan ke depan untuk membuka nilai aset kedaulatan Rusia yang tidak bergerak di yurisdiksi kita untuk kepentingan Ukraina," kata Yellen.
"Ini akan menjadi topik pembicaraan utama selama pertemuan G7 minggu ini," bebernya.
Para pemimpin keuangan dari G7 dijadwalkan bakal bertemu di Stresa, Italia akhir pekan ini, dan Yellen mendorong mereka untuk menyetujui rencana untuk menggunakan aliran pendapatan dari sekitar USD300 miliar aset negara Rusia yang dibekukan untuk mendukung pinjaman yang lebih besar ke Ukraina.
Para pendukung rencana tersebut mengatakan ini dapat memberikan hingga USD50 miliar di muka untuk Ukraina tanpa menyita aset, bukan sekitar USD3,5 miliar per tahun yang didapatkan dari bunga.
Dalam beberapa bulan terakhir, Barat dan sekutunya belum sepaham soal seberapa jauh penggunaan aset bank sentral Rusia. Amerika Serikat percaya bahwa menyita uang tersebut dan memberikannya kepada Ukraina adalah sah menurut hukum internasional, namun beberapa negara Eropa, termasuk Perancis dan Jerman, merasa khawatir mengenai keabsahan tindakan tersebut dan preseden yang akan diambil.
Kongres AS sebelumnya telah mengeluarkan undang-undang untuk mengesahkan penyitaan penuh aset Rusia yang dibekukan yang sebagian besar disimpan di Eropa. Akan tetapi Moskow telah bersumpah akan melakukan pembalasan dan para pejabat Uni Eropa telah memilih rencana yang lebih konservatif untuk memasukkan aset tersebut ke dalam dana bantuan militer dan sipil untuk Ukraina.
(akr)