Nike bayar kompensasi lembur buruh Serang Rp9 M
A
A
A
Sindonews.com – Produsen perlengkapan olahraga asal Amerika Serikat (AS), Nike Inc, menyatakan bersedia membayar kompensasi senilai USD1 juta atau sekitar Rp9 miliar kepada pekerja di pabrik PT Nikomas, Serang, Banten.
Jumlah tersebut merupakan kompensasi akibat tidak dibayarnya uang lembur oleh Nike kepada sekitar 4.500 pekerja selama kurang lebih dua tahun terakhir. Menurut data Serikat Pekerja Nasional (SPN) yang dikutip BBC, total jumlah waktu lembur yang tidak dibayar tersebut sekitar 593.468 jam.
SPN menyatakan, kesediaan Nike diharapkan menjadi preseden yang baik bagi pekerja di seluruh pabrik di Tanah Air. ”Keputusan ini akan mengirimkan sinyal yang memberikan efek kepada pekerja di Indonesia yang pernah merasa tidak dibayar uang lemburnya. Kami baru saja memulainya,” kata Ketua Umum SPN Bambang Wirahyoso kemarin.
Keputusan pembayaran kompensasi oleh Nike disepakati kedua pihak setelah melakukan negosiasi selama 11 bulan. Dalam pernyataan resminya, Nike menyebutkan siap melindungi hak-hak para pekerjanya. Nike juga akan terus memonitor dan mendukung agar situasi menjadi kondusif.
Perusahaan perlengkapan olahraga berbasis di Oregon, AS, ini juga akan menawarkan program pelatihan kepada buruh di Nikomas. Sikap tersebut, sebagaimana dilaporkan BBC, mendapat sambutan positif dari serikat pekerja.
”Praktik yang memaksa pekerja untuk bekerja lembur tanpa dibayar benar-benar terjadi selama 18 tahun di Nikomas, tetapi hukum Indonesia hanya memungkinkan pemulihan selama dua tahun terakhir,” kata SPN dalam sebuah pernyataan.
SPN juga mengatakan berencana mengambil tindakan serupa terhadap perusahaanperusahaan multinasional lain seperti Adidas dan Puma yang memiliki pabrik di Indonesia. Pada September tahun lalu, Nike melaporkan laba bersih sebesar USD645 juta selama tiga bulan antara Juni–Agustus 2011, naik 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Keuntungan tersebut diperoleh setelah mencatatkan pendapatan sebesar USD6,1 miliar atau naik 18 persen dibandingkan periode yang sama pada 2010. ”Permintaan produk olahraga masih kuat di seluruh dunia. Besarnya penjualan Nike cukup membantu meringankan beban harga material yang terus menguat,” ungkap Nike September lalu.
Nike merupakan salah satu perusahaan global yang ekspansif melebarkan pasar di sejumlah negara di Asia. Di Indonesia, Nike sempat bermitra dengan Grup Berca yang dimiliki oleh pengusaha Hartati Murdaya. Saat ini, Grup Berca masih menjadi salah satu distributor produk-produk Nike sekaligus sebagai produsen apparel bermerek League.
Selain di Indonesia, Nike juga sangat ekspansif di China. Baru-baru ini, People Daily.com melaporkan, Nike akan membangun kantor pusat di Shanghai untuk memantapkan penetrasi di pasar yang telah diselami selama 30 tahun itu.
Kantor pusat Nike seluas 54.575 meter persegi itu akan menempati lokasi di Distrik Yangpu dan akan mulai beroperasi pada 2014. Dalam sebuah laporan Juni tahun lalu, penjualan Nike di China, termasuk Hong Kong dan Taiwan, mencapai rekor sebesar USD2 miliar.
Angka sebesar itu berada di bawah penjualan di kawasan Amerika Utara yang menjadi kontributor pendapatan utama Nike. Vice President & General Manager Nike China Craig Cheek mengatakan, hadirnya pusat operasional di China akan berdampak positif bagi pekerja karena fasilitas produksi dan kapasitas pabriknya bakal lebih meningkat.
Adapun pemilihan lokasi kantor pusat di Shanghai dipilih dengan pertimbangan karena kawasan itu kini sudah menjadi pusat bisnis bagi perusahaan perusahaan multinasional.
Hingga September tahun lalu, tidak kurang dari 347 perusahaan asing sudah menempati perkantoran di kawasan komersial itu.
Jumlah tersebut merupakan kompensasi akibat tidak dibayarnya uang lembur oleh Nike kepada sekitar 4.500 pekerja selama kurang lebih dua tahun terakhir. Menurut data Serikat Pekerja Nasional (SPN) yang dikutip BBC, total jumlah waktu lembur yang tidak dibayar tersebut sekitar 593.468 jam.
SPN menyatakan, kesediaan Nike diharapkan menjadi preseden yang baik bagi pekerja di seluruh pabrik di Tanah Air. ”Keputusan ini akan mengirimkan sinyal yang memberikan efek kepada pekerja di Indonesia yang pernah merasa tidak dibayar uang lemburnya. Kami baru saja memulainya,” kata Ketua Umum SPN Bambang Wirahyoso kemarin.
Keputusan pembayaran kompensasi oleh Nike disepakati kedua pihak setelah melakukan negosiasi selama 11 bulan. Dalam pernyataan resminya, Nike menyebutkan siap melindungi hak-hak para pekerjanya. Nike juga akan terus memonitor dan mendukung agar situasi menjadi kondusif.
Perusahaan perlengkapan olahraga berbasis di Oregon, AS, ini juga akan menawarkan program pelatihan kepada buruh di Nikomas. Sikap tersebut, sebagaimana dilaporkan BBC, mendapat sambutan positif dari serikat pekerja.
”Praktik yang memaksa pekerja untuk bekerja lembur tanpa dibayar benar-benar terjadi selama 18 tahun di Nikomas, tetapi hukum Indonesia hanya memungkinkan pemulihan selama dua tahun terakhir,” kata SPN dalam sebuah pernyataan.
SPN juga mengatakan berencana mengambil tindakan serupa terhadap perusahaanperusahaan multinasional lain seperti Adidas dan Puma yang memiliki pabrik di Indonesia. Pada September tahun lalu, Nike melaporkan laba bersih sebesar USD645 juta selama tiga bulan antara Juni–Agustus 2011, naik 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Keuntungan tersebut diperoleh setelah mencatatkan pendapatan sebesar USD6,1 miliar atau naik 18 persen dibandingkan periode yang sama pada 2010. ”Permintaan produk olahraga masih kuat di seluruh dunia. Besarnya penjualan Nike cukup membantu meringankan beban harga material yang terus menguat,” ungkap Nike September lalu.
Nike merupakan salah satu perusahaan global yang ekspansif melebarkan pasar di sejumlah negara di Asia. Di Indonesia, Nike sempat bermitra dengan Grup Berca yang dimiliki oleh pengusaha Hartati Murdaya. Saat ini, Grup Berca masih menjadi salah satu distributor produk-produk Nike sekaligus sebagai produsen apparel bermerek League.
Selain di Indonesia, Nike juga sangat ekspansif di China. Baru-baru ini, People Daily.com melaporkan, Nike akan membangun kantor pusat di Shanghai untuk memantapkan penetrasi di pasar yang telah diselami selama 30 tahun itu.
Kantor pusat Nike seluas 54.575 meter persegi itu akan menempati lokasi di Distrik Yangpu dan akan mulai beroperasi pada 2014. Dalam sebuah laporan Juni tahun lalu, penjualan Nike di China, termasuk Hong Kong dan Taiwan, mencapai rekor sebesar USD2 miliar.
Angka sebesar itu berada di bawah penjualan di kawasan Amerika Utara yang menjadi kontributor pendapatan utama Nike. Vice President & General Manager Nike China Craig Cheek mengatakan, hadirnya pusat operasional di China akan berdampak positif bagi pekerja karena fasilitas produksi dan kapasitas pabriknya bakal lebih meningkat.
Adapun pemilihan lokasi kantor pusat di Shanghai dipilih dengan pertimbangan karena kawasan itu kini sudah menjadi pusat bisnis bagi perusahaan perusahaan multinasional.
Hingga September tahun lalu, tidak kurang dari 347 perusahaan asing sudah menempati perkantoran di kawasan komersial itu.
()