2011, ekspor Papua merosot 90%
Jum'at, 03 Februari 2012 - 18:03 WIB

2011, ekspor Papua merosot 90%
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, Djarot Soetanto menuturkan bahwa total ekspor Papua pada tahun 2011 merosot hampir 90 persen.
"Kemerosotan yang tajam terjadi pada nilai ekspor Papua di bulan November 2011, dimana turun sebesar 89,37 persen dibandingkan nilai ekspor bulan sebelumnya yaitu dari USD180,28 juta menjadi USD19,16 juta," ungkap Djarot dalam keterangan pers kepada wartawan di Jayapura, Rabu (1/2/2012).
Menurut dia, anjloknya total ekspor Papua diakibatkan tingginya ketergantungan ekspor Papua terhadap biji tembaga dan konsentrat (HS26) hingga menyebabkan absennya ekspor komoditi tersebut pada November 2011. Dimana dengan absennya ekspor HS26, nilai ekspor ke negara utama turun drastis dari USD96,25 juta pada Oktober 2011 menjadi USD2,42 juta pada November 2011.
Meski demikian, lanjut dia, tidak tercatat adanya ekspor HS26 pada November 2011 yang memicu penurunan ekspor Papua di bulan tersebut. Sementara untuk ekspor kayu & barang dari kayu (HS44) pada November 2011 naik empat kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD16,69 juta yang dipicu kenaikan ekspor kayu lapis terutama ke Arab Saudi melalui pelabuhan Serui dan pelabuhan Bade.
Kenaikan nilai ekspor juga terjadi pada ekspor ikan dan hewan air lainnya (HS03) dari USD1,63 juta pada Oktober 2011 menjadi USD2,42 juta pada bulan berikutnya.
"Ekspor tersebut seluruhnya berupa kerapu dan beragam ikan beku lainnya," ungkap dia.
Sedangkan ekspor ke Negara lainnya turun signifikan sebesar 80,08 persen menjadi hanya USD16,74 juta. "Penurunan ini disebabkan karena adanya ekspor konsentrat tembaga ke Amerika Serikat pada Oktober 2011," ujar dia.
Pada Januari - November 2011 lalu, sebanyak enam Negara yang menjaditujuan ekspor bagi Papua diantaranya India, Jepang, Korea Selatan, Cina, Spanyol dan juga Filipina
"Kemerosotan yang tajam terjadi pada nilai ekspor Papua di bulan November 2011, dimana turun sebesar 89,37 persen dibandingkan nilai ekspor bulan sebelumnya yaitu dari USD180,28 juta menjadi USD19,16 juta," ungkap Djarot dalam keterangan pers kepada wartawan di Jayapura, Rabu (1/2/2012).
Menurut dia, anjloknya total ekspor Papua diakibatkan tingginya ketergantungan ekspor Papua terhadap biji tembaga dan konsentrat (HS26) hingga menyebabkan absennya ekspor komoditi tersebut pada November 2011. Dimana dengan absennya ekspor HS26, nilai ekspor ke negara utama turun drastis dari USD96,25 juta pada Oktober 2011 menjadi USD2,42 juta pada November 2011.
Meski demikian, lanjut dia, tidak tercatat adanya ekspor HS26 pada November 2011 yang memicu penurunan ekspor Papua di bulan tersebut. Sementara untuk ekspor kayu & barang dari kayu (HS44) pada November 2011 naik empat kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD16,69 juta yang dipicu kenaikan ekspor kayu lapis terutama ke Arab Saudi melalui pelabuhan Serui dan pelabuhan Bade.
Kenaikan nilai ekspor juga terjadi pada ekspor ikan dan hewan air lainnya (HS03) dari USD1,63 juta pada Oktober 2011 menjadi USD2,42 juta pada bulan berikutnya.
"Ekspor tersebut seluruhnya berupa kerapu dan beragam ikan beku lainnya," ungkap dia.
Sedangkan ekspor ke Negara lainnya turun signifikan sebesar 80,08 persen menjadi hanya USD16,74 juta. "Penurunan ini disebabkan karena adanya ekspor konsentrat tembaga ke Amerika Serikat pada Oktober 2011," ujar dia.
Pada Januari - November 2011 lalu, sebanyak enam Negara yang menjaditujuan ekspor bagi Papua diantaranya India, Jepang, Korea Selatan, Cina, Spanyol dan juga Filipina
()