Proyek Senoro dinilai untungkan negara

Kamis, 09 Februari 2012 - 20:31 WIB
Proyek Senoro dinilai untungkan negara
Proyek Senoro dinilai untungkan negara
A A A


Sindonews.com - Pengamat energi ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto berpendapat bahwa proyek kilang gas alam cair Donggi Senoro di Sulawesi Tengah akan memberikan keuntungan bagi negara.

"Pada saat nanti proyek beroperasi 2014, harga minyak tentunya sudah lebih tinggi dari sekarang, sehingga penerimaan yang didapat negara dari penjualan LNG juga lebih besar," kata Pri Agung dalam pesan elektronik kepada wartawan, Kamis (9/2/2012).

Menurut Pri Agung harga LNG Senoro mengikuti fluktuasi harga minyak. Pada harga minyak USD70, proyek Senoro diperkirakan akan menambah pendapatan negara hingga USD6,7 miliar atau setara Rp60 triliun selama 13 tahun. "Kalau sekarang harga minyak sudah USD110 per barel, maka penerimaan akan meningkat," tuturnya.

Penerimaan negara, dinilainya, bakal lebih besar. Karena selain gas, proyek pengembangan Senoro juga memproduksikan kondensat sebesar 47 ribu barel per hari. Adapun keuntungan proyek lainnya adalah gas dimanfaatkan untuk pabrik pupuk dan pembangkit listrik, serta menggerakkan ekonomi daerah dan menyerap tenaga kerja.

Keputusan KKPU dalam kasus pemilihan mitra proyek Kilang Senoro, lanjut Pri Agung, tidaklah tepat. Pemilihan mitra usaha melalui mekanisme "beauty contest" tidak sama dengan tender.

"Memilih mitra itu bebas dan pertimbangannya bisa apa saja, sepanjang paling menguntungkan bagi pemilih," ujarnya.

Pri juga mengatakan, meski KPPU merupakan lembaga pemerintah, namun tidak berarti putusan yang dikeluarkan sama sekali tidak pernah keliru. Hal senada juga dikemukakan Ketua Umum Lembaga Persaingan dan Kebijakan Usaha Djokosoetono Research Center Fakultas Hukum Universitas Indonesia Kurnia Toha.

Dia menilai KPPU telah salah menafsirkan "beauty contest" sebagai tender sesuai UU No 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Penjelasan Pasal 22 UU menyebutkan, tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang, atau menyediakan jasa.

"Sementara, beauty contest adalah mencari mitra bisnis yang akan bersama-sama menanggung risiko dan keuntungan, bukan memborong suatu pekerjaan layaknya tender," katanya.

Menurut Kurnia, kesalahan penafsiran tersebut bisa menimbulkan tidak adanya kepastian hukum bagi pelaku usaha. "Hal ini akan berdampak negatif bagi iklim investasi dan kemajuan perkembangan dunia usaha di Indonesia," cetusnya.

Seperti diketahui, Kilang LNG Donggi Senoro merupakan proyek LNG pertama di Indonesia memakai skema hilir yakni memisahkan investasi hulu berupa pengeboran gas dengan hilir berupa kilang LNG.

Model pengembangan bisnis hilir LNG akan keuntungan negara karena mengalihkan investasi dan risiko pembangunan kilang LNG dari Pemerintah Indonesia ke perusahaan hilir. Kilang LNG Senoro sendiri akan digarap PT DSLNG dengan pemegang sahamnya adalah PT Pertamina Hulu Energi 29 persen, PT Medco LNG Indonesia 11,1 persen, dan Sulawesi LNG Development Ltd 59,9 persen.

Adapun Sulawesi LNG adalah perusahaan patungan yang dibentuk Mitsubishi Corp dan Korea Gas Corporation dengan komposisi saham masing-masing 75 persen dan 25 persen. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8272 seconds (0.1#10.140)