Total kelolaan reksa dana Rp163,55 T
A
A
A
Sindonews.com - Total dana kelolaan atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana hingga akhir Januari 2012 tercatat sebesar Rp163,55 triliun. Nilai tersebut hanya naik tipis sekitar Rp400 miliar dibanding total NAB reksa dana akhir tahun lalu.
Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyebutkan, naiknya NAB reksa dana pada akhir bulan pertama tahun ini tidak diikuti naiknya jumlah unit penyertaan. Pasalnya, jumlah unit penyertaan reksa dana pada akhir bulan lalu menurun sekitar 140 juta unit.
Pada akhir Januari 2012 tercatat, dengan jumlah NAB reksa dana sebesar Rp163,55 triliun, jumlah unit reksa dana penyertaan reksa dana sebanyak Rp98,41 miliar.
Sementara, jumlah total NAB reksa dana pada akhir tahun lalu tercatat Rp163,15 triliun dengan jumlah unit penyertaan reksa dana sebanyak 98,55 miliar. Dari total NAB reksa dana di luar Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) tersebut, reksa dana saham memberi kontribusi terbesar mencapai 35,52 persen atau setara Rp58,94 triliun.
Reksa dana terproteksi dengan porsi 24,67 persen atau sekitar Rp40,91 triliun, reksa dana pendapatan tetap mencapai 17,88 persen atau Rp29,67 triliun, reksa dana campuran 12,96 persen atau Rp21,51 triliun, pasar uang 6,15 persen atau Rp10,22 persen, dan sisanya merupakan reksa dana berbasis syariah.
Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Zulfa Hendri mengatakan, industri reksa dana pada tahun ini akan tumbuh lebih baik seiring diperolehnya peringkat Indonesia menjadi layak investasi dari lembaga pemeringkat internasional. “Prospeknya tentu akan semakin baik ke depan,” ungkap Zulfa menjelaskan kepada wartawan, kemarin di Jakarta.
DIM pada tahun ini menargetkan total dana kelolaan bisa tumbuh sekitar 20 persen dibanding tahun lalu. Tahun lalu DIM berhasil mengumpulkan dana kelolaan sebesar Rp12,3 triliun, sehingga pada tahun ini total dana kelolaan DIM diperkirakan bisa menembus angka Rp14,76 triliun.
Sementara, PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) menargetkan, total dana kelolaan pada tahun ini tumbuh 25 persen dibanding total dana kelolaan tahun sebelumnya.
Director Investment Specialist MAMI Putut Endro Andanawarih mengatakan, total dana kelolaan MAMI pada akhir tahun lalu sebesar Rp36 triliun. “Tahun ini kami targetkan total dana kelolaan tumbuh 25 persen dibanding tahun lalu,” ujar dia.
Total dana kelolaan tahun lalu dikontribusi dari reksa dana sebesar Rp10,5 triliun dan sisanya berasal dari bisnis penasihat keuangan dan kontrak pengelolaan dana (KPD).
Dari reksa dana, kontribusi total dana kelolaan terbesar berasal dari saham, yakni lebih dari 50 persen atau di atas Rp5,25 triliun, reksa dana pendapatan tetap dengan porsi 30–40 persen atau sekitar Rp3,15–4,2 triliun, dan sisanya dikontribusi dari reksa dana campuran.
Sementara, pertumbuhan total dana kelolaan reksa dana MAMI pada tahun ini diperkirakan tumbuh sama dengan pertumbuhan total dana kelolaan secara keseluruhan yakni sekitar 25 persen. Adapun, porsi kontribusi total dana kelolaan reksa dana tahun ini diperkirakan sama dengan tahun lalu. Reksa dana saham diprediksi masih menjadi kontributor terbesar dana kelolaan reksa dana tahun ini.
“Tahun ini reksa dana saham menarik, inflow ke saham akan tinggi. Tapi, saran kita diversifikasi ke reksa dana lain,” ujar Putut.
Sebelumnya, Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) menargetkan tahun ini dana kelolaan reksa dana minimal bisa tumbuh 10 persen. Kecilnya pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang masih belum menentu akibat belum jelasnya penyelesaian krisis utang di Eropa.
“Tahun ini, pertumbuhan reksa dana masih akan terus terjadi. Jika krisis Eropa bisa diantisipasi pertumbuhan bisa mencapai 15-20 persen,” ujar Ketua APRDI Abiprayadi.
Abi menambahkan, krisis Eropa memang menjadi perhatian utama saat ini. Namun fundamental dalam negeri yang terus membaik membuat kepercayaan investor terhadap Indonesia masih tinggi. Sehingga, seburuk-buruknya kondisi di tahun ini industri reksa dana Indonesia masih akan tumbuh 10 persen. Tahun lalu saat gejolak menerpa pasar saham industri reksa dana masih mengalami pertumbuhan di atas 10 persen.
Berdasarkan data dana kelolaan reksa dana selama 2011 tercatat naik 12,84 persen menjadi Rp168,23 triliun dibanding Rp149 triliun pada 2010.
Pertumbuhan tersebut, lanjut Abi, didukung oleh membaiknya perilaku investasi pemodal Indonesia yang tidak gampang terpengaruh dengan kabar buruk soal krisis di Eropa. “Saya pikir ini masih berlaku tahun ini. Tingkat konfidensi investor terhadap investasi di Indonesia semakin tinggi,” tandasnya. (ank)
Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyebutkan, naiknya NAB reksa dana pada akhir bulan pertama tahun ini tidak diikuti naiknya jumlah unit penyertaan. Pasalnya, jumlah unit penyertaan reksa dana pada akhir bulan lalu menurun sekitar 140 juta unit.
Pada akhir Januari 2012 tercatat, dengan jumlah NAB reksa dana sebesar Rp163,55 triliun, jumlah unit reksa dana penyertaan reksa dana sebanyak Rp98,41 miliar.
Sementara, jumlah total NAB reksa dana pada akhir tahun lalu tercatat Rp163,15 triliun dengan jumlah unit penyertaan reksa dana sebanyak 98,55 miliar. Dari total NAB reksa dana di luar Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) tersebut, reksa dana saham memberi kontribusi terbesar mencapai 35,52 persen atau setara Rp58,94 triliun.
Reksa dana terproteksi dengan porsi 24,67 persen atau sekitar Rp40,91 triliun, reksa dana pendapatan tetap mencapai 17,88 persen atau Rp29,67 triliun, reksa dana campuran 12,96 persen atau Rp21,51 triliun, pasar uang 6,15 persen atau Rp10,22 persen, dan sisanya merupakan reksa dana berbasis syariah.
Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Zulfa Hendri mengatakan, industri reksa dana pada tahun ini akan tumbuh lebih baik seiring diperolehnya peringkat Indonesia menjadi layak investasi dari lembaga pemeringkat internasional. “Prospeknya tentu akan semakin baik ke depan,” ungkap Zulfa menjelaskan kepada wartawan, kemarin di Jakarta.
DIM pada tahun ini menargetkan total dana kelolaan bisa tumbuh sekitar 20 persen dibanding tahun lalu. Tahun lalu DIM berhasil mengumpulkan dana kelolaan sebesar Rp12,3 triliun, sehingga pada tahun ini total dana kelolaan DIM diperkirakan bisa menembus angka Rp14,76 triliun.
Sementara, PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) menargetkan, total dana kelolaan pada tahun ini tumbuh 25 persen dibanding total dana kelolaan tahun sebelumnya.
Director Investment Specialist MAMI Putut Endro Andanawarih mengatakan, total dana kelolaan MAMI pada akhir tahun lalu sebesar Rp36 triliun. “Tahun ini kami targetkan total dana kelolaan tumbuh 25 persen dibanding tahun lalu,” ujar dia.
Total dana kelolaan tahun lalu dikontribusi dari reksa dana sebesar Rp10,5 triliun dan sisanya berasal dari bisnis penasihat keuangan dan kontrak pengelolaan dana (KPD).
Dari reksa dana, kontribusi total dana kelolaan terbesar berasal dari saham, yakni lebih dari 50 persen atau di atas Rp5,25 triliun, reksa dana pendapatan tetap dengan porsi 30–40 persen atau sekitar Rp3,15–4,2 triliun, dan sisanya dikontribusi dari reksa dana campuran.
Sementara, pertumbuhan total dana kelolaan reksa dana MAMI pada tahun ini diperkirakan tumbuh sama dengan pertumbuhan total dana kelolaan secara keseluruhan yakni sekitar 25 persen. Adapun, porsi kontribusi total dana kelolaan reksa dana tahun ini diperkirakan sama dengan tahun lalu. Reksa dana saham diprediksi masih menjadi kontributor terbesar dana kelolaan reksa dana tahun ini.
“Tahun ini reksa dana saham menarik, inflow ke saham akan tinggi. Tapi, saran kita diversifikasi ke reksa dana lain,” ujar Putut.
Sebelumnya, Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) menargetkan tahun ini dana kelolaan reksa dana minimal bisa tumbuh 10 persen. Kecilnya pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang masih belum menentu akibat belum jelasnya penyelesaian krisis utang di Eropa.
“Tahun ini, pertumbuhan reksa dana masih akan terus terjadi. Jika krisis Eropa bisa diantisipasi pertumbuhan bisa mencapai 15-20 persen,” ujar Ketua APRDI Abiprayadi.
Abi menambahkan, krisis Eropa memang menjadi perhatian utama saat ini. Namun fundamental dalam negeri yang terus membaik membuat kepercayaan investor terhadap Indonesia masih tinggi. Sehingga, seburuk-buruknya kondisi di tahun ini industri reksa dana Indonesia masih akan tumbuh 10 persen. Tahun lalu saat gejolak menerpa pasar saham industri reksa dana masih mengalami pertumbuhan di atas 10 persen.
Berdasarkan data dana kelolaan reksa dana selama 2011 tercatat naik 12,84 persen menjadi Rp168,23 triliun dibanding Rp149 triliun pada 2010.
Pertumbuhan tersebut, lanjut Abi, didukung oleh membaiknya perilaku investasi pemodal Indonesia yang tidak gampang terpengaruh dengan kabar buruk soal krisis di Eropa. “Saya pikir ini masih berlaku tahun ini. Tingkat konfidensi investor terhadap investasi di Indonesia semakin tinggi,” tandasnya. (ank)
()